Liputan6.com, Jakarta Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Destry Damayanti menjelaskan berbagai alasan utama pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 bisa tumbuh 5,01 persen. Salah satunya adalah konsumsi rumah tangga.
Destry menjabarkan, pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen tersebut disebabkan oleh membaiknya tingkat konsumsi masyarakat setelah terpukul parah pandemi Covid-19. BPS mencatat, sektor konsumsi rumah tangga tumbuh mencapai 4,34 persen di kuartal I-2022.
Baca Juga
"Yang menariknya, pertumbuhan ekonomi kita ini sangat didorong oleh ekonomi domestik. Utamanya adalah oleh konsumsi masyarakat," ujarnya dalam Talkshow Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022, Sabtu (28/5/2022).
Advertisement
Selain konsumsi rumah tangga, lanjut Destry, pertumbuhan ekonomi nasional di kuartal pertama tahun ini dipicu oleh investasi. Khususnya investasi non-bangunan.
Kemudian, capaian positif pertumbuhan ekonomi kuartal I-2022 juga didorong oleh kinerja ekspor. Hal ini sejalan dengan mobilitas penduduk dan aktivitas ekonomi yang membaik.
Kinerja ekspor tercatat tetap baik, tumbuh 16,22 persen secara yoy, ditopang oleh permintaan mitra dagang utama yang masih kuat di tengah masih terbatasnya dampak ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina. Adapun impor pada triwulan I 2022 tumbuh sebesar 15,03 persen (yoy) sejalan kinerja ekspor yang tetap baik dan permintaan domestik yang meningkat.
"Oleh karena itu, kita terus menumbuh kembangkan ekonomi domestik kita. Utamanya adalah UMKM, menjadi penting ke depan," tutupnya.
Â
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Merata di Seluruh Wilayah Indonesia
Sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2022 merata di seluruh daerah. Hal tersebut diungkap oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi Pers APBN KiTa Mei, Senin (23/5/2022).
"Pertumbuhan (ekonomi) kuartal satu ini adalah cukup merata di seluruh sektor dan di seluruh daerah. Kalau kita lihat dari daerah tidak hanya pulau Jawa saja yang tumbuh di atas 5 persen itu yang bagus," katanya, Jakarta, Senin (23/5/2022).
Sri Mulyani mengatakan, pertumbuhan ekonomi Sulawesi berada di atas 5 persen. Sementara Maluku dan Papua melesat di atas 10 persen. Sementara itu, Bali dan Nusa Tenggara masih di level 3,42 persen.
"Ini kita harapkan akan terus tinggi tapi ini sudah merupakan perbaikan yang luar biasa atau membaik dibandingkan kondisi dua tahun terakhir. Bali yang selama ini sangat terpukul, sementara Kalimantan juga di 3,2 persen ini sudah selalu zonanya positif terus namun mestinya Bisa lebih tinggi lagi," katanya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut menambahkan, perbaikan harga komoditas turut memberikan angin segar bagi pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut pun mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi secara nasional.
"Komoditas yang membaik dan juga dari sisi pertumbuhan antar daerah menggambarkan adanya pemulihan yang cukup merata, dengan pertumbuhan ekonomi yang membaik dan kondisi aktivitas masyarakat yang terus pulih," tandasnya.
Advertisement
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5,01 Persen di Kuartal I 2022
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2022 sebesar 5,01 persen. Angka ini mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan pada kuartal IV-2021 yang pertumbuhannya 5,02 persen
"Dengan demikian pertumbuhan ekonomi kuartal I secara kuartal mengalami kontraksi 0,96 persen dibandingkan dengan kuartal IV-2021 dan ekonomi indonesia tumbuh 5,01 persen secara tahunan," kata Kepala BPS, Margo Yuwono di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Senin (9/5).
Margo menjelaskan kontraksi tersebut disebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2021 berada di posisi low base effect. Sebab pada tahun tersebut pertumbuhannya terkoneksi 0,70 persen.
"Tingginya angka pertumbuhan ini selain karena aktivitas ekonomi, karena low base effect kuartal I yang terkontraksi 0,70 persen," kata dia.
Sementara itu, ekonomi Indonesia bila dihitung berdasarkan PDB pada kuartal I-2022 atas dasar harga berlaku sebesar Rp 4513 triliun. Sedangkan bila berdasarkan harga konstan Rp 2819,6 triliun.
Adapun faktor pendukung pertumbuhan ekonomi tersebut antara lain kapasitas produksi industri pengolahan sebesar 72,54 persen. Indeks penjualan ritel dini tumbuh meyakinkan 12,17 persen.
Dari PMI manufaktur mencapai level 51,77 persen, lebih tinggi dari Q1-2021 sebesar 50,01 persen. PLN juga melaporkan konsumsi listrik industri ini tumbuh meyakinkan sebesar 15,44 perse.
"Artinya aktivitas sektor industri mengalami pertumbuhan," kata dia.
Impor barang modal dan produksi ini tumbuh pada kuartal I-2022. Barang modal tumbuh 30,68 persen, bahan baku tumbuh 33,4 persen dan barang konsumsi tumbuh 11,77 persen.
Â
Dari Sisi Suplai dan Konsumsi
Dari sisi suplai dan konsumsi, penjualan mobil penumpang tumbuh 45,9 persen. Jumlah penumpang angkutan udara mengalami peningkatan dengan pertumbuhan 58,13 persen.
Selain itu, jumlah kedatangan wisman dari pintu utama ini tumbuh secara impresif. Meski belum besar tapi jumlah pertumbuhannya 228,24 persen dibandingkan tahun lalu.
Penerimaan PPh juga tumbuh 18,8 persen. Artinya pajak perusahaan meningkat dan pungutan pajak pegawai ini meningkat. Begitu juga dengan penerimaan PPh badan tumbuh 136 persen.
"Ini diindikasikan kegiatan di korporasi ada pertumbuhan karena PPh badan-nya ini tumbuh secara impresif, artinya ekonomi menggeliat di kuartal I-2022," kata dia.
Disisi lain, belanja barang dan bansos untuk penangan dan pencegahan dampak Covid-19 di masyarakat menurun masing-masing 33,99 persen dan 30,22 persen.
"Disini memperlihatkan aktivitas ekonomi ini tergantung mobilitas penduduk," kata dia mengakhiri.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Advertisement