Menunggu Keputusan OPEC+, Harga Minyak Mentah Naik

Untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,4 persen menjadi USD 99,67 per barel.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jul 2022, 08:30 WIB
Diterbitkan 30 Jul 2022, 08:30 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak mentah naik di perdagangan Eropa pada hari Jumat. Kenaikan harga minyak mentah ini karena perhatian investor beralih ke rencana pertemuan OPEC+ yang akan berlangsung pekan depan.

Mengutip CNBC, Sabtu (30/7/2022), harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September, yang akan berakhir pada hari Jumat, naik USD 2,89 sehingga menyentuh level USD 110,03 per barel. Sedangkan untuk kontrak Oktober yang lebih aktif naik USD 2,30 ke level USD 104,13 per barel.

Untuk harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,4 persen menjadi USD 99,67 per barel.

Dolar AS yang melemah dan pasar saham yang lebih kuat memberikan dukungan pada harga minyak di perdagangan Jumat. Penurunan dolar AS membuat minyak lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain.

Pasar saham global, yang sering bergerak seiring dengan harga minyak, naik karena harapan bahwa pengetatan moneter AS tidak akan hawkish seperti yang diperkirakan semula setelah angka pertumbuhan mengecewakan.

"Ini tentu terasa seperti kita kembali ke mode trade-off lagi, di mana sentimen bergeser antara risiko resesi di semester kedua dan pasar (minyak) yang secara fundamental kekurangan pasokan," kata Managing Partner SPI Asset Management, Stephen Innes.

Minyak Brent berjangka untuk bulan depan dijual dengan premi yang meningkat ke bulan-bulan berikutnya, struktur pasar yang dikenal sebagai backwardation, menunjukkan pasokan yang ketat saat ini.

"Pasar minyak di Eropa jauh lebih ketat dibanding AS, yang juga tercermin dalam kurva minyak Brent yang turun tajam," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pertemuan OPEC

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Pendorong utama kenaikan harga minyak adalah pertemuan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia. Organisasi ini dikenal sebagai OPEC+. Mereka akan mengadakan pertemuan pada 3 Agustus 2022.

Sumber cari OPEC+ menyebut kelompok itu akan mempertimbangkan untuk menjaga produksi minyak tidak berubah untuk September, dengan dua sumber OPEC+ mengatakan kenaikan moderat akan dibahas.

Keputusan untuk tidak menaikkan produksi akan mengecewakan Amerika Serikat setelah Presiden AS Joe Biden mengunjungi Arab Saudi bulan ini dengan harapan mencapai kesepakatan untuk membuka keran.

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Perdagangan Kemarin

Ilustrasi Harga Minyak Naik
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Harga minyak mentah dunia bergerak bervariasi dipicu kekhawatiran tentang potensi resesi global yang akan menekan permintaan energi, mengimbangi persediaan minyak mentah AS yang lebih rendah dan rebound dalam konsumsi bensin.

Melansir laman the star, Jumat (29/7/2022), harga minyak hari ini untuk jenis Brent berjangka naik 52 sen menjadi USD 107,14 per barel, setelah naik USD 2,22.

Sementara harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 84 sen menjadi USD 96,42 per barel, setelah naik USD 2,28 di sesi sebelumnya.

Harga minyak memangkas kenaikan, setelah Departemen Perdagangan AS melaporkan ekonomi terbesar dunia itu secara tak terduga mengalami kontraksi pada kuartal kedua.

Hal ini memicu kekhawatiran tentang resesi yang dapat memukul permintaan energi. Belanja konsumen tumbuh pada laju paling lambat dalam dua tahun dan belanja bisnis menurun.

"Ketika kita melihat angka resesi, jika itu adalah perlambatan pada titik ini, itu adalah perlambatan kecil," kata Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.

"Jika Anda melihat jumlah permintaan dan pasokan untuk minyak, kami jauh di bawah rata-rata pada pasokan dan permintaan bertahan lebih baik dari yang diantisipasi."

Investor fokus pada data minyak AS pada rabu kemarin, yang menunjukkan stok minyak mentah turun 4,5 juta barel minggu lalu, lebih dari empat kali lipat perkiraan.

Sementara permintaan bensin rebound sebesar 8,5 persen minggu ke minggu. "AS mengkonsolidasikan posisinya sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia," kata Analis Citi dalam sebuah catatan, karena gabungan ekspor bruto minyak mentah dan produk olahan mencapai rekor 10,9 juta barel per hari.

 

Minyak AS

Ekspor minyak mentah AS mencapai rekor 4,5 juta barel per hari pekan lalu karena WTI diperdagangkan dengan diskon tajam ke Brent.

Namun, dalam sinyal bullish, pertumbuhan produksi minyak mentah AS dapat terhenti karena kurangnya peralatan dan kru fracking, serta kendala modal, kata para eksekutif minggu ini.

Harga minyak menemukan dukungan lebih lanjut dari pertempuran pasokan energi antara Barat dan Rusia.

Kelompok ekonomi terkaya Kelompok Tujuh bertujuan untuk memiliki mekanisme pembatasan harga pada ekspor minyak Rusia pada 5 Desember, kata seorang pejabat senior G7.

Sementara itu, Rusia telah memotong pasokan gas melalui Nord Stream 1, penghubung gas utamanya ke Eropa, menjadi hanya 20 persen dari kapasitas.

"Itu dapat menyebabkan beralih ke minyak mentah dari gas dan menopang harga minyak dalam jangka pendek," kata para analis.

"Kami meningkatkan perkiraan total kami untuk permintaan minyak tambahan dari pengalihan gas ke minyak sebesar 700.000 barel per hari dari Oktober 2022 hingga Maret 2023," kata analis JP Morgan dalam sebuah catatan.

 

Infografis Ladang Gas
10 Ladang Gas Terbesar Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya