Dibuka Loyo, Rupiah Berpeluang Menguat Usai BI Naikkan Suku Bunga Acuan

Rupiah pagi ini melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi 14.845 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.838 per dolar AS.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 24 Agu 2022, 10:14 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2022, 10:14 WIB
FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar rupiah diprediksi masih berpeluang menguat pada hari ini, Rabu (24/8/2022). Hal ini usai Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuan.

Rupiah pagi ini melemah 7 poin atau 0,05 persen ke posisi 14.845 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.838 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini setelah BI mengubah arah kebijakannya dengan menaikkan suku bunga acuan kemarin," kata Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra saat dihubungi di Jakarta, Rabu.

Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI pada 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan alias BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) dari 3,5 persen menjadi 3,75 persen.

Suku bunga deposit facility juga dinaikkan sebesar 25 bps menjadi tiga persen dan suku bunga lending facility turut ditingkatkan sebesar 25 bps menjadi 4,5 persen.

Keputusan tersebut disebut sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memitigasi risiko peningkatan inflasi inti dan ekspektasi inflasi akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non-subsidi dan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food.

Selain itu kenaikan suku bunga acuan juga dilakukan untuk memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah agar sejalan dengan nilai fundamentalnya dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global, di tengah pertumbuhan ekonomi domestik yang semakin kuat.

"Kenaikan suku bunga BI bisa mengimbangi kenaikan suku bunga acuan AS, sehingga aset dalam rupiah bisa lebih menarik," ujar Ariston.

 

 

Pernyataan The Fed

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Selain itu, lanjut Ariston, dolar AS juga terlihat dalam konsolidasi menunggu pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell mengenai kebijakan moneter bank sentral pada Jumat (26/8) malam dalam acara Jackson Hole.

Semalam data ekonomi AS yaitu data indeks manufaktur dan jasa serta penjualan rumah baru juga dirilis lebih buruk dari ekspektasi dan hal itu memberikan tekanan ke dolar AS.

"Di sisi lain, sentimen kenaikan suku bunga The Fed masih belum hilang di pasar. Ini bisa menahan penguatan rupiah tidak terlalu tinggi terhadap dolar AS," kata Ariston.

Ariston memperkirakan hari ini rupiah akan bergerak menguat ke level Rp14.800 per dolar AS dengan potensi pelemahan Rp14.870 per dolar AS.

Pada Selasa (23/8) rupiah ditutup menguat 54 poin atau 0,36 persen ke posisi 14.838 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.892 per dolar AS.

 

Gubernur BI: Rupiah Lebih Tangguh dari Ringgit Malaysia

BI Kembali Pertahankan Suku Bunga Acuan di 5 Persen
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan hasil Rapat Dewan Gubernur (RGD) Bank Indonesia di Jakarta, Kamis (19/12/2019). RDG tersebut, BI memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 5 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengklaim pelemahan nilai tukar Rupiah atau Depresiasi masih lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lainnya. Termasuk negara tetangga Malaysia.

Per 22 Agustus 2022, nilai tukar menguat secara rerata sebesar 0,94 persen, meskipun terdepresiasi 0,37 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan akhir Juli 2022.

Dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 22 Agustus 2022 terdepresiasi 4,27 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021.

"Capaian ini relatif lebih baik dibandingkan dengan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya," kata Perry dalam konferensi pers virtual hasil RDG Bank Indonesia Agustus 2022 di Jakarta, Selasa (23/8/2022).

Sementara itu, India mencatatkan depresiasi sebesar 6,92 persen, Ringgit Malaysia 7,13 persen, dan Bath Thailand 7,38 persen.

Perry mengungkapkan, perkembangan nilai tukar Rupiah tersebut sejalan dengan kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik, terjaganya pasokan valas domestik, serta persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, di tengah tetap tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dengan kebijakan yang ditempuh Bank Indonesia, stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah ketidakpastian pasar keuangan global yang masih tinggi," ungkapnya.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.

BI Naikkan Suku Bunga 25 Basis Poin Jadi 3,75 Persen

Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia Gratis, Ini Syaratnya
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Bank Indonesia (BI) akhirnya memutuskan untuk menaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 0,25 basis poin (bps), dari sebelumnya 3,50 persen menjadi 3,75 persen. Kenaikan ini setelah setelah menahan selama 18 bulan. 

Kenaikan ini salah satunya dipicu oleh harga BBM nonsubsidi yang telah melambung. Dengan demikian, suku bunga acuan yang terjaga di level 3,5 persen selama 18 bulan sejak Februari 2021 resmi berakhir.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 22-23 Agustus 2022 memutuskan untuk menaikan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,75 persen," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Selasa (23/8/2022).

ZSuku bunga deposito facility juga naik sebesar 0,25 bps menjadi 3 persen, dan suku bunga lending facility naik sebesar 0,25 bps menjadi 4,5 persen," dia menambahkan.

Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona
Infografis Rupiah dan Bursa Saham Bergulat Melawan Corona (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya