Sederet Batu Sandungan Pertumbuhan Ekonomi Dunia Pasca Pandemi Covid-19

Pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di berbagai negara mengalami kemunduran. Hal ini sebagai dampak pandemi Covid-19.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2022, 12:44 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 12:44 WIB
Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Deretan gedung perkantoran di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Suharso Monoarfa menyampaikan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan di berbagai negara mengalami kemunduran. Hal ini sebagai dampak pandemi Covid-19.

Di hadapan para delegasi Development Ministerial Meeting (DMM) G20 di Belitung, Suharso juga menyampaikan, pasca pandemi Covid-19 pun pembangunan berkelanjutan di berbagai negara pun tidak lantas berjalan dengan optimal.

"Kami menyepakati bahwa terdapat kemunduran dalam pertumbuhan ekonomi dan pencapaian SDGs (sustainable development goals) karena tantangan pembangunan yang sedang berlangsung," ujar Suharso, dikutip pada Jumat (9/9).

Dia merinci, beberapa tantangan tersebut antara lain adalah pemulihan pasca-pandemi Covid-19 yang masih rentan, perubahan iklim, kepunahan keanekaragaman hayati, ancaman terhadap ketahanan pangan, dan stagnasi ekonomi.

Sementara itu, pada Kamis (8/9) sore, lara delegasi Development Ministerial Meeting (DMM) G20 menyepakati dua isu besar yang nantinya akan disampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT G20) di Bali pada November. Dua kesepakatan tersebut yaitu peta jalan keberlangsungan pembangunan dan biaya pencampuran (blended finance).

Suharso menyampaikan dua isu tersebut saling relevan sebab merencanakan sebuah pembangunan yang berkelanjutan membutuhkan pembiayaan besar.

Suharso mengatakan, untuk mendapatkan dana saat ini tidak lagi hanya menggunakan cara konvensional. Pembiayaan campuran (blended finance), ucapnya, dapat diperoleh dari sektor swasta melalui corporation social responsibility (CSR), atau pajak karbon, atau pendanaan lainnya.

"Kami berkomitmen untuk meningkatkan pembiayaan campuran, atau blended finance, bagi negara-negara berkembang, dengan menunjukkan kepemimpinan dalam implementasi konkret yang akan dilaksanakan selanjutnya," ucap Suharso dalam konferensi pers di Belitung, Kamis (8/9).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ketahanan Pembangunan

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Pandangan udara permukiman warga dan gedung pencakar langit di Jakarta, Senin (27/7/2020). Berbagai sektor di Jakarya yang anjlok akibat Covid-19 antara lain listrik dan gas, perdagangan, pendidikan serta industri olahan. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara itu, ketahanan pembangunan yang berkelanjutan menurut Suharso berasal dari usaha mikro kecil menengah (UMKM). Dia mengatakan, 90 persen pilar ekonomi suatu negara ada pada UMKM. Untuk itu, imbuhnya, negara-negara G20 sepakat agar ketahanan UMKM perlu dilindungi.

"Kami berkomitmen untuk mengoptimalkan produktivitas, dan meningkatkan daya saing bagi usaha mikro kecil menengah agar resilien dalam menghadapi guncangan dan tantangan," ucapnya.

"Kami juga berkomitmen untuk memperkuat ketahanan masyarakat dalam menghadapi guncangan, krisis, dan bencana di masa depan melalui implementasi perlindungan sosial adaptif," sambungnya.


Harga BBM Naik, OJK Yakin Pertumbuhan Ekonomi 2022 Tetap Tembus 5 Persen

Pertumbuhan Ekonomi DKI Jakarta Turun 5,6 Persen Akibat Covid-19
Pandangan udara permukiman warga dan gedung pencakar langit di Jakarta, Senin (27/7/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta mengalami penurunan sekitar 5,6 persen akibat wabah Covid-19. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar tetap menaruh keyakinan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di sepanjang 2022 tetap tembus di atas 5 persen. Meskipun, pemerintah telah memutuskan harga BBM naik per 3 September 2022 silam.

Mahendra mengatakan, implimasi dari kenaikan harga BBM terhadap tingkat pertumbuhan ekonomi tentu akan terus dipantau oleh pihak otoritas dalam beberapa waktu ke depan.

"Namun dari beberapa skenario dan perkiraan yang dihitung, seluruhnya tetap gambarkan pertumbuhan ekonomi tahun 2022 dari perekonomian Indonesia tetap kuat di atas 5 persen. Seluruh skenario yang ditetapkan tetap menunjukan pertumbuhan ekonomi kuat di atas 5 persen untuk seluruh 2022," bebernya dalam konferensi pers di Gedung Otoritas Jasa Keuangan, Jakarta, Senin (5/9/2022).

Menurut dia, kebijakan penyesuaian harga BBM ini merupakan bentuk jawaban dari pemerintah dalam menghadapi kondisi defisit fiskal yang semakin membengkak. Seperti diketahui, alokasi anggaran untuk subsidi energi telah mencapai Rp 502,4 triliun, salah satunya akibat fluktuasi harga minyak dunia.

"Pada saat kondisi ketidakpastian global berlanjut, maka apabila tidak direspon sesuai ketentuan akan membuat risiko yang dapat mempengaruni kepercayaan terhadap kondisi ekonomi maupun pengelolaan fiskal yang berkelanjutan," bebernya.

Kenaikan harga BBM pada 3 September lalu pun disebutnya memberikan kejelasan mengenai posisi dan kebijakan pemerintah ke depan. Menurutnya, itu dapat memberikan sinyal kuat bagaimana langkah-langkah ke depan menghadapi berbagai risiko.

"Ini memberikan sinyal yang sangat jelas dan jaga confidence, bahwa pemerintah mengambil kebijakan berat, tapi harus dilaksanakan," tegas Mahendra.


Luhut Pede Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal III 2022 Sentuh 6 Persen

Target Pertumbuhan Ekonomi
Suasana gedung-gedung bertingkat yang diselimuti asap polusi di Jakarta, Selasa (30/7/2019). Badan Anggaran (Banggar) DPR bersama dengan pemerintah menyetujui target pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di kisaran angka 5,2% pada 2019 atau melesat dari target awal 5,3%. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2022 akan lebih tinggi dari capaian kuartal I dan II.

Dia optimis di kuartal III ekonomi Indonesia bisa tumbuh 6 persen.

"Kita confident kuartal III ini bisa tumbuh 6 persen," kata Luhut dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi di Kementerian Dalam Negeri, Jakarta Pusat, Selasa (29/8).

Pertumbuhan ekonomi tersebut bisa lebih dari capaian kuartal II, 5,44 persen. Asalkan tingkat mobilitas masyarakat di luar rumah dan indeks belanja masyarakat terus meningkat.

Selain itu, kinerja investasi terus mengalami peningkatan. Sumbangsihnya terhadap pertumbuhan ekonomi masih 35,5 persen.

"Investasi juga menunjukkan kinerja yang tinggi dan investasi di kita ini masih diminati banyak orang," kata dia.

Tak hanya itu, kinerja ekspor juga terus mengalami surplus. Sampai sekarang surplus ekspor telah berlangsung selama 27 bulan berturut-turut.

"Ekspor kita tumbuh diiringi surplus kita selama 27 bulan, pertumbuhan positif yang belum pernah terjadi di Indonesia, kata dia.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Infografis Prediksi Perekonomian 60 Negara Bakal Ambruk. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Prediksi Perekonomian 60 Negara Bakal Ambruk. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya