Harga BBM Naik, Buruh Tuntut UMP 2023 Naik 13 Persen

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak pemerintah untuk menaikkan upah minimum provinsi (UMP) tahun 2023 hingga 13 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Sep 2022, 14:50 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2022, 14:50 WIB
Demo Buruh
Ribuan buruh melakukan aksi mogok nasional menuntut pemerintahan Jokowi-JK membatalkan kenaikan BBM dan menaikan upah layak untuk buruh. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mendesak pemerintah untuk menaikkan upah minimum provinsi atau UMP 2023 hingga 13 persen. Hal ini merespon kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi pada Sabtu (3/9).

Presiden KSPI Said Iqbal menyatakan, kenaikan upah diperlukan untuk melindungi daya beli kaum buruh dalam menghadapi dampak rambatan kenaikan harga BBM hingga tren inflasi yang terus meningkat.

"Naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen," ujar Said Iqbal dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Jumat (9/11).

Dia menyampaikan, kenaikan BBM tersebut akan menurunkan daya beli yang sekarang ini sudah turun 30 persen akibat inflasi. Dengan kenaikan harga BBM subsidi, pihaknya menaksir daya beli akan turun lagi menjadi 50 persen.

"Penyebab turunnya daya beli adalah peningkatan angka inflansi menjadi 6,5 persen hingga 8 persen, sehingga harga kebutuhan pokok akan meroket," kata Said Iqbal.

Di sisi lain, lanjutnya, upah buruh tidak mengalami kenaikan dalam 3 tahun terakhir. Hal ini imbas dampak pandemi Covid-19 dan penetapan UMP dengan formula Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja.

"Bahkan Menteri Ketenagakerjaan sudah mengumumkan jika Pemerintah dalam menghitung kenaikan UMK 2023 kembali menggunakan PP 36/2021. Dengan kata lain, diduga tahun depan upah buruh tidak akan naik lagi," tegasnya.

Oleh karena itu, KSPI mendesak pemerintah untuk memenuhi tuntutan buruh tekait kenaikan UMP tahun depan. Pihaknya mengancam akan menggelar demo lanjutan jika tuntutan tersebut diabaikan.

"Bilamana (tuntutan) tidak didengar pemerintah, KSPI akan mengorganisir aksi lanjut dengan mengusung isu; tolak kenaikan harga BBM, tolak omnibus law, dan naikkan upah tahun 2023 sebesar 10 persen sampai 13 persen," tutupnya.

 

Lagi, Buruh Bakal Demo BBM Naik Senin 12 September 2022 di Patung Kuda

Buruh yang akan demo kenaikan BBM menuju Gedung DPR, Selasa (6/9/2022). (Liputan6.com/Ave Martevalenia)
Buruh yang akan demo kenaikan BBM menuju Gedung DPR, Selasa (6/9/2022). (Liputan6.com/Ave Martevalenia)

Sebelumnya, Konfederasi buruh terbesar di Indonesia, Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) pimpinan Andi Gani Nena Wea akan menggelar aksi damai atau demo BBM naik yang akan melibatkan ribuan anggota KSPSI dari Jabodetabek pada Senin (12/9).

Aksi damai dalam skala besar tersebut langsung dipimpin Presiden KSPSI Andi Gani Nena Wea yang juga Pimpinan Konfederasi Buruh ASEAN (ATUC)

Andi Gani mengatakan, aksi buruh ini serentak akan digelar di beberapa wilayah di Indonesia. Sementara di Jabodetabek, aksi buruh dipusatkan di Patung Kuda Arjuna Wiyana, Jakarta Pusat.

Andi Gani menjelaskan, posisi buruh saat ini sangat sulit. Apalagi, dengan tidak mendapatkan kenaikan gaji dan sekarang buruh terbebani dengan kenaikan harga BBM.

"Sudah pasti kenaikan BBM akan langsung berpengaruh terhadap kenaikan biaya transportasi, biaya sewa tempat tinggal yang langsung merangkak naik sekarang. Ini akan menambah beban buruh," katanya di Jakarta, Kamis (8/9/2022).

Andi Gani meminta Pemerintah harus segera memikirkan dampak serius kebijakan kenaikan BBM tersebut terhadap buruh Indonesia.

Karena, kata Andi Gani, kenaikan harga BBM tanpa dibarengi kenaikan upah adalah hal yang tidak masuk akal. Menurutnya, buruh di Indonesia pasti pengguna BBM bersubsidi.

Sebelumnya, Pemerintah telah memutuskan kenaikan harga BBM. Penyesuaian harga BBM subsidi antara lain, Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter, kemudian Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter, Pertamax non subsidi dari Rp 12.500 per liter menjadi Rp 14.500 per liter.

Demo Sebelumnya

Massa buruh menggeruduk Gedung DPR-MPR RI
Massa buruh menggeruduk Gedung DPR-MPR RI, Jakarta, dalam rangka unjuk rasa menolak kebijakan kenaikan harga BBM. (Dok. Liputan6.com/Nanda Perdana Putra)

Massa buruh yang melaksanakan aksi demonstrasi penolakan kenaikan harga BBM mulai meramaikan gerbang utama Gedung DPR MPR RI, Jakarta. Mereka membawa atribut dan bendera perserikatan masing-masing.

Pantauan Liputan6.com, Selasa (6/9/2022), Presiden KSPI Said Iqbal tiba paling awal di lokasi, yakni sekitar pukul 10.15 WIB. Dia hadir bersama sejumlah anggota federasi buruh.

Tidak lama setelahnya, menyusul beberapa rombongan kelompok buruh lainnya dengan menggunakan mobil komando. Petugas yang berjaga berupaya menertibkan kedatangan mereka dan mengatur arus lalu lintas Jalan Gatot Subroto, yang sejauh inj belum diberlakukan penutupan jalan.

"Pada hari ini untuk Jabodetabek dipusatkan di DPR RI, konfirmasi sekitar 2 ribu massa akan hadir di DPR RI. Sedangkan di provinsi lain di depan kantor gubernur masing-masing," tutur Said Iqbal di Gedung DPR RI, Jakarta. 

Infografis Tuntutan dan Alasan Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Tuntutan dan Alasan Buruh Tolak Kenaikan Harga BBM. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya