Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 4 negara menghapus utang Indonesia senilai total USD 303Â juta (Rp 4,66 triliun). Keempat negara itu adalah Amerika Serikat, Australia, Italia, dan Jerman.
Penghapusan utang Indonesia ini diungkap Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Luky Alfirman, beberapa waktu lalu.
Seiring penghapusan utang ini ada skema yang diterapkan, yakni debt swap. Melalui skema ini, Indonesia tak perlu mengembalikan jumlah utang yang dimiliki. Namun, cukup mengonversi jumlah utang tersebut untuk dijalankan sebuah program.
Advertisement
"Jadi kita ada beberapa program, tergantung donornya (kreditor) juga, dia menawarkan, kita punya utang, 'oh bisa ditukar atau gak perlu bayar', tapi nanti kita buat program-program tertentu," kata dia dalam Media Briefing Update Penyaluran Bansos dan Pembiayaan, di Kementerian Keuangan, dikutip Jumat (14/10/2022).
Debt swap adalah cara pembayaran atau penghapusan utang yang dilakukan dengan mekanisme pertukaran utang dalam bentuk saham atau investasi kegiatan.
Total komitmen utang Indonesia dihapus melalui skema debt swap ini mencapai USD 303 juta. Sementara, sejauh ini sudah terealisasikan USD 261,9 juta untuk 175 proyek atau program.
"Itu komitmennya, yang sudah terealisasi USD 261 juta, ini masih on going. Jumlah proyeknya 175 proyek, jadi total ekuivalen itu komitmen USD 303 juta, yang sudah terealisasi USD 261,9 juta," terangnya.
Keempat negara yang menghapuskan utang memiliki program yang berbeda-beda yang harus dijalankan pemerintah. Misalnya, Australia meminta Indonesia menjalankan program di bidang kesehatan atau debt to health.
Sementara, Amerika Serikat meminta pengalihan utang ke program tropical forest. Kemudian, Italia meminta untuk program housing dan settlement. Serta Jerman yang meminta pengalihan utang ke program edukasi dan ada global fund serta malaria.
Luky mengatakan, ada peluang untuk skema yang sama jalankan dengan negara-negara lain. Namun, kembali lagi tergantung dari jenis dan sifat pemberi pinjamannya
"Ke depan Debt Swap itukan sifatnya dua arah, kalau lendenrya memang mengindikasikan ingin melakukan (debt swap) kita sangat-sangat welcome, kadang-kadang kita menawarkan, tapi juga tergantung dari lendernya seperti apa," tukasnya.
Â
Utang Luar Negeri Indonesia USD 400 Miliar
Â
Adapun dikutip dari laman resmi BI, tercatat utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Juli 2022 kembali menurun.
Posisi ULN Indonesia pada akhir Juli 2022 tercatat sebesar USD 400,4 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar USD 403,6 miliar.
Perkembangan tersebut disebabkan oleh penurunan ULN sektor publik (Pemerintah dan Bank Sentral) maupun sektor swasta. Secara tahunan, posisi ULN Juli 2022 mengalami kontraksi sebesar 4,1 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada bulan sebelumnya yang sebesar 3,2 persen (yoy).
Kemudian, struktur ULN Indonesia yang tetap sehat tersebut didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. ULN Indonesia pada bulan Juli 2022 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 30,7 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 31,8 persen.
Â
Advertisement
Didominasi Utang Jangka Panjang
Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap sehat, ditunjukkan oleh ULN Indonesia yang tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang, dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total ULN.
Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
BI memastikan peran utang luar negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pemulihan ekonomi nasional, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian.
Â
Masih Aman
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, mengatakan kondisi utang luar negeri Indonesia hingga kini masih dalam batas aman, karena struktur utang tersebut banyak didominasi oleh utang jangka panjang.
"Utang kita aman statistik BPS utang-utang kita sangat aman pertama utang jangka panjang jauh lebih banyak dari jangka pendek," kata Erwin saat ditemui di Ubud, Bali, Minggu (2/10/2022).
Lebih lanjut, Erwin menyebut pencatatan ULN Indonesia jelas terdata dalam statistik dibandingkan kondisi tahun 1998 ketika terjadi krisis moneter, dimana saat itu struktur utang tidak tercatat dengan baik.
"Tahun 1998 saat kita krismon besaran-besaran kita bahkan enggak tahu proporsi utang kita berapa. Sekarang dengan statistik yang lebih baik kita jadih lebih tahu. Jadi, posisi kita aman utang dalam berbagai ukuran," ujarnya.
Advertisement