Perubahan Kata Kerja Bahasa Jepang: Panduan Lengkapnya

Pelajari perubahan kata kerja bahasa Jepang secara lengkap, dari bentuk kamus hingga bentuk sopan, negatif, lampau dan lainnya. Dengan contoh dan penjelasan.

oleh Ayu Rifka Sitoresmi Diperbarui 12 Mar 2025, 11:40 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 11:40 WIB
perubahan kata kerja bahasa jepang
perubahan kata kerja bahasa jepang ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perubahan kata kerja merupakan salah satu aspek penting dalam tata bahasa Jepang. Memahami berbagai bentuk perubahan kata kerja akan membantu Anda membentuk kalimat yang lebih kompleks dan ekspresif.

Dalam bahasa Jepang, kata kerja mengalami perubahan bentuk (konjugasi) tergantung pada waktu (tense), tingkat kesopanan, dan makna tambahan seperti kemampuan atau ajakan. Berbeda dari bahasa Indonesia yang menggunakan kata bantu untuk menunjukkan waktu, bahasa Jepang mengubah bentuk kata kerja secara langsung.

Memahami pola perubahan ini penting untuk berbicara dan menulis dalam berbagai situasi formal dan informal. Kata kerja dalam bahasa Jepang dibagi menjadi tiga kelompok utama, yakni kelompok 1 (godan dōshi), kelompok 2 (ichidan dōshi), dan kelompok 3 (fukisoku dōshi atau kata kerja tidak beraturan).

Berikut adalah panduan lengkap mengenai perubahan kata kerja bahasa Jepang:

Promosi 1

Pengelompokan Kata Kerja Bahasa Jepang

Kata kerja bahasa Jepang dibagi menjadi 3 kelompok utama:

  • Kelompok 1 (Godan doushi): Kata kerja yang berakhiran -u, -tsu, -ru, -mu, -nu, -bu, -ku, -gu, -su
  • Kelompok 2 (Ichidan doushi): Kata kerja yang berakhiran -eru atau -iru
  • Kelompok 3 (Fukisoku doushi): Kata kerja tidak beraturan, hanya ada 2 yaitu suru (melakukan) dan kuru (datang)

Bentuk Kamus (Jisho-kei)

Bentuk kamus adalah bentuk dasar kata kerja yang ditemukan dalam kamus. Contoh:

  • Taberu (makan)
  • Yomu (membaca)
  • Kaku (menulis)
  • Iku (pergi)
  • Miru (melihat)

Bentuk Sopan (Masu-kei)

Bentuk sopan dibuat dengan menambahkan -masu pada akhir kata kerja:

  • Taberu → Tabemasu
  • Yomu → Yomimasu
  • Kaku → Kakimasu
  • Iku → Ikimasu
  • Miru → Mimasu

Bentuk Negatif (Nai-kei)

Bentuk negatif dibuat dengan menambahkan -nai:

  • Taberu → Tabenai
  • Yomu → Yomanai
  • Kaku → Kakanai
  • Iku → Ikanai
  • Miru → Minai

Bentuk Lampau (Ta-kei)

Bentuk lampau dibuat dengan menambahkan -ta atau -da:

  • Taberu → Tabeta
  • Yomu → Yonda
  • Kaku → Kaita
  • Iku → Itta
  • Miru → Mita

Bentuk Te

Bentuk te digunakan untuk menghubungkan kalimat atau membuat bentuk perintah sopan:

  • Taberu → Tabete
  • Yomu → Yonde
  • Kaku → Kaite
  • Iku → Itte
  • Miru → Mite

Bentuk Keinginan (Tai-kei)

Bentuk keinginan dibuat dengan menambahkan -tai:

  • Taberu → Tabetai
  • Yomu → Yomitai
  • Kaku → Kakitai
  • Iku → Ikitai
  • Miru → Mitai

Bentuk Potensi (Potensial-kei)

Bentuk potensi menyatakan kemampuan melakukan sesuatu:

  • Taberu → Taberareru
  • Yomu → Yomeru
  • Kaku → Kakeru
  • Iku → Ikeru
  • Miru → Mirareru

Bentuk Pasif (Ukemi-kei)

Bentuk pasif dibuat dengan menambahkan -areru atau -rareru:

  • Taberu → Taberareru
  • Yomu → Yomareru
  • Kaku → Kakareru
  • Iku → Ikareru
  • Miru → Mirareru

Bentuk Kausatif (Shieki-kei)

Bentuk kausatif menyatakan membuat seseorang melakukan sesuatu:

  • Taberu → Tabesaseru
  • Yomu → Yomaseru
  • Kaku → Kakaseru
  • Iku → Ikaseru
  • Miru → Misaseru

Bentuk Perintah (Meirei-kei)

Bentuk perintah digunakan untuk memberikan perintah langsung:

  • Taberu → Tabero
  • Yomu → Yome
  • Kaku → Kake
  • Iku → Ike
  • Miru → Miro

Bentuk Larangan (Kinshi-kei)

Bentuk larangan dibuat dengan menambahkan -na:

  • Taberu → Taberuna
  • Yomu → Yomuna
  • Kaku → Kakuna
  • Iku → Ikuna
  • Miru → Miruna

Bentuk Kondisional (Jouken-kei)

Bentuk kondisional menyatakan "jika" sesuatu terjadi:

  • Taberu → Tabereba
  • Yomu → Yomeba
  • Kaku → Kakeba
  • Iku → Ikeba
  • Miru → Mireba

Bentuk Volitional (Ikou-kei)

Bentuk volitional menyatakan niat atau ajakan:

  • Taberu → Tabeyou
  • Yomu → Yomou
  • Kaku → Kakou
  • Iku → Ikou
  • Miru → Miyou

Contoh Kalimat dengan Perubahan Kata Kerja

1. Bentuk kamus: Watashi wa mainichi hon o yomu. (Saya membaca buku setiap hari.)

2. Bentuk sopan:Ashita wa hayaku okimasu. (Besok saya akan bangun pagi.)

3. Bentuk negatif:Kare wa niku o tabenai. (Dia tidak makan daging.)

4. Bentuk lampau:Kinō eiga o mita. (Kemarin saya menonton film.)

5. Bentuk te:Gohan o tabete, sugu nemashita. (Saya makan nasi lalu segera tidur.)

6. Bentuk keinginan:Nihon ni ikitai desu. (Saya ingin pergi ke Jepang.)

7. Bentuk potensi:Anata wa nihongo ga hanasemasu ka? (Apakah Anda bisa berbicara bahasa Jepang?)

8. Bentuk pasif:Watashi no kaban ga nusumaremashita. (Tas saya dicuri.)

9. Bentuk kausatif:Sensei wa watashitachi ni eigo o hanasasemasu. (Guru membuat kami berbicara bahasa Inggris.)

10. Bentuk perintah:Hayaku koi! (Cepat datang!)

11. Bentuk larangan:Koko de tabako o suwanaide kudasai. (Tolong jangan merokok di sini.)

12. Bentuk kondisional:Ame ga fureba, ikimasen. (Jika hujan turun, saya tidak akan pergi.)

13. Bentuk volitional:Issho ni eiga o miyou! (Ayo kita nonton film bersama!)

Tips Mempelajari Perubahan Kata Kerja

1. Pelajari pola perubahan untuk setiap kelompok kata kerja.

2. Latih penggunaan berbagai bentuk kata kerja dalam konteks kalimat.

3. Gunakan kartu flash atau aplikasi belajar untuk menghafalkan perubahan kata kerja.

4. Dengarkan dan tiru cara penutur asli menggunakan kata kerja dalam percakapan.

5. Praktikkan menulis kalimat menggunakan berbagai bentuk kata kerja.

6. Baca teks bahasa Jepang dan identifikasi bentuk-bentuk kata kerja yang digunakan.

7. Gunakan kata kerja dalam percakapan sehari-hari untuk meningkatkan kelancaran.

8. Pelajari pengecualian dan kata kerja tidak beraturan.

9. Pahami nuansa makna yang berbeda dari setiap bentuk perubahan.

10. Jangan ragu untuk membuat kesalahan, belajar dari kesalahan adalah bagian dari proses.

Kata Kerja Penting dalam Bahasa Jepang

Berikut adalah beberapa kata kerja penting yang sering digunakan dalam bahasa Jepang beserta perubahannya:

1. Iku (pergi)

- Bentuk sopan: Ikimasu

- Bentuk negatif: Ikanai

- Bentuk lampau: Itta

- Bentuk te: Itte

2. Taberu (makan)

- Bentuk sopan: Tabemasu

- Bentuk negatif: Tabenai

- Bentuk lampau: Tabeta

- Bentuk te: Tabete

3. Miru (melihat)

- Bentuk sopan: Mimasu

- Bentuk negatif: Minai

- Bentuk lampau: Mita

- Bentuk te: Mite

4. Kaku (menulis)

- Bentuk sopan: Kakimasu

- Bentuk negatif: Kakanai

- Bentuk lampau: Kaita

- Bentuk te: Kaite

5. Suru (melakukan)

- Bentuk sopan: Shimasu

- Bentuk negatif: Shinai

- Bentuk lampau: Shita

- Bentuk te: Shite

Penggunaan Perubahan Kata Kerja dalam Konteks

1. Menyatakan kegiatan rutin:Mainichi 7-ji ni okimasu. (Saya bangun pukul 7 setiap hari.)

2. Menyatakan pengalaman:Kono hon o yonda koto ga arimasu ka? (Apakah Anda pernah membaca buku ini?)

3. Menyatakan kemampuan:Watashi wa jōzu ni eigo ga hanasemasu. (Saya bisa berbicara bahasa Inggris dengan baik.)

4. Menyatakan keinginan:Rainen Nihon ni ikitai desu. (Saya ingin pergi ke Jepang tahun depan.)

5. Memberikan instruksi:Koko ni namae o kaite kudasai. (Tolong tulis nama Anda di sini.)

6. Menyatakan larangan:Kōen de jitensha ni noru koto wa dekimasen. (Tidak boleh naik sepeda di taman.)

7. Menyatakan perubahan keadaan:Sakura ga saki hajimemashita. (Bunga sakura mulai mekar.)

8. Menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung:Ima hon o yonde imasu. (Saya sedang membaca buku sekarang.)

9. Menyatakan rencana:Ashita tomodachi to eiga o mi ni ikimasu. (Besok saya akan pergi menonton film dengan teman.)

10. Menyatakan kebiasaan:Mainichi 30-pun arukimasu. (Saya berjalan kaki selama 30 menit setiap hari.)

Perubahan Kata Kerja dalam Pola Kalimat Khusus

1. ~te iru: Menyatakan kegiatan yang sedang berlangsungKanojo wa ima benkyō shite imasu. (Dia sedang belajar sekarang.)

2. ~te miru: Mencoba melakukan sesuatuKono fuku o kite mimasu. (Saya akan mencoba memakai baju ini.)

3. ~te shimau: Menyatakan penyesalan atau ketidaksengajaanKeeki o zenbu tabete shimaimashita. (Saya tidak sengaja memakan semua kue.)

4. ~te kudasai: Meminta seseorang melakukan sesuatuMado o akete kudasai. (Tolong buka jendelanya.)

5. ~te mo ii desu ka: Meminta izinKoko de shashin o totte mo ii desu ka? (Bolehkah saya mengambil foto di sini?)

6. ~naide kudasai: Meminta seseorang untuk tidak melakukan sesuatuKoko de tabako o suwanaide kudasai. (Tolong jangan merokok di sini.)

7. ~nakute wa ikemasen: Menyatakan keharusanMainichi benkyō shinakute wa ikemasen. (Anda harus belajar setiap hari.)

8. ~ta hō ga ii desu: Memberikan saranHayaku neta hō ga ii desu. (Sebaiknya Anda tidur lebih awal.)

9. ~tari ~tari suru: Menyebutkan beberapa contoh kegiatanNichiyōbi ni wa hon o yondari, ongaku o kiitari shimasu. (Pada hari Minggu, saya membaca buku, mendengarkan musik, dan sebagainya.)

10. ~te kara: Menyatakan urutan kegiatanShokuji o shite kara, terebi o mimasu. (Saya menonton TV setelah makan.)

Kesalahan Umum dalam Perubahan Kata Kerja

1. Salah mengidentifikasi kelompok kata kerjaContoh: Mengubah "kiru" (memakai) menjadi "kirimasu" alih-alih "kimasu"

2. Mengabaikan pengecualianContoh: Mengubah "iku" (pergi) menjadi "ikita" alih-alih "itta"

3. Salah menggunakan bentuk sopan dan biasaContoh: Menggunakan "taberu" alih-alih "tabemasu" dalam situasi formal

4. Kesalahan dalam bentuk negatifContoh: Mengatakan "tabenai desu" alih-alih "tabemasen"

5. Kesalahan dalam bentuk teContoh: Mengubah "kaku" (menulis) menjadi "kakite" alih-alih "kaite"

6. Kesalahan dalam bentuk lampauContoh: Mengubah "iku" (pergi) menjadi "ikimashita" alih-alih "ikimashita"

7. Kesalahan dalam bentuk potensiContoh: Mengubah "taberu" (makan) menjadi "tabereru" alih-alih "taberareru"

8. Kesalahan dalam bentuk pasifContoh: Mengubah "miru" (melihat) menjadi "mirareru" alih-alih "mirareru"

9. Kesalahan dalam bentuk kausatifContoh: Mengubah "kaku" (menulis) menjadi "kakaseru" alih-alih "kakaseru"

10. Kesalahan dalam bentuk kondisionalContoh: Mengubah "iku" (pergi) menjadi "ikeba" alih-alih "ikeba"

Latihan Perubahan Kata Kerja

1. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk sopan:

- Yomu (membaca)

- Kaku (menulis)

- Taberu (makan)

- Miru (melihat)

- Iku (pergi)

2. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk negatif:

- Hanasu (berbicara)

- Kiku (mendengar)

- Neru (tidur)

- Aruku (berjalan)

- Nomu (minum)

3. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk lampau:

- Kau (membeli)

- Oshieru (mengajar)

- Matsu (menunggu)

- Oyogu (berenang)

- Suru (melakukan)

4. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk te:

- Kiru (memakai)

- Aru (ada)

- Toru (mengambil)

- Iku (pergi)

- Kuru (datang)

5. Ubahlah kata kerja berikut ke bentuk potensi:

- Hanasu (berbicara)

- Yomu (membaca)

- Kaku (menulis)

- Taberu (makan)

- Miru (melihat)

Sumber Belajar Perubahan Kata Kerja

1. Buku teks bahasa Jepang yang fokus pada tata bahasa

2. Aplikasi pembelajaran bahasa seperti Duolingo atau Memrise

3. Situs web khusus pembelajaran bahasa Jepang seperti JapanesePod101

4. Video tutorial di YouTube tentang perubahan kata kerja bahasa Jepang

5. Kelas bahasa Jepang online atau offline

6. Grup belajar atau forum diskusi bahasa Jepang

7. Kartu flash digital atau fisik untuk menghafal perubahan kata kerja

8. Podcast bahasa Jepang yang membahas tata bahasa

9. Manga atau buku cerita sederhana dalam bahasa Jepang

10. Aplikasi chatbot bahasa Jepang untuk latihan percakapan

Kesimpulan

Memahami perubahan kata kerja bahasa Jepang memang membutuhkan waktu dan latihan yang konsisten. Namun, dengan menguasai berbagai bentuk perubahan ini, Anda akan dapat mengekspresikan diri dengan lebih baik dalam bahasa Jepang.

Mulailah dengan mempelajari pola dasar, lalu tingkatkan kemampuan Anda secara bertahap. Jangan lupa untuk selalu berlatih menggunakan kata kerja dalam konteks kalimat dan percakapan. Dengan ketekunan, Anda pasti bisa menguasai perubahan kata kerja bahasa Jepang dengan baik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya