Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa Indonesia Susut jadi USD 130,2 Miliar

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Nov 2022, 11:45 WIB
Diterbitkan 07 Nov 2022, 11:45 WIB
Banner Infografis Indonesia Negara Berkembang Pengutang Terbesar ke-6. (Liputan6.com/Trieyasni)
Banner Infografis Indonesia Negara Berkembang Pengutang Terbesar ke-6. Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar. (Liputan6.com/Trieyasni)

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Oktober 2022 sebesar USD 130,2 miliar. Angka ini sedikit menurun dibandingkan dengan posisi pada akhir September 2022 sebesar USD 130,8 miliar.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada Oktober 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri Pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global," kata Direktur Departemen Komunikasi BI Junanto Herdiawan di Jakarta, Senin (7/11).

Junanto menyatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,8 bulan impor atau 5,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Bank Indonesia menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.

Ke depan, Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang terjaga. Proyeksi ini seiring dengan berbagai respons kebijakan dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung proses pemulihan ekonomi nasional.

Bank Indonesia melaporkan Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai USD 130,8 miliar. Foto: BI
Bank Indonesia melaporkan Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai USD 130,8 miliar. Foto: BI

Cadangan Devisa Turun, Rupiah Tak Kuasa Lawan Dolar AS

Sebelumnya, Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS jelang akhir pekan melemah, menyusul turunnya cadangan devisa Indonesia pada September 2022.

Rupiah ditutup melemah 63 poin atau 0,42 persen ke posisi 15.251 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 15.188 per dolar AS.

"Rupiah melemah oleh sentimen risk off di pasar pada awal perdagangan dan melemah lebih lanjut setelah data menunjukkan cadangan devisa Indonesia yang kembali turun dan lebih rendah dari ekspektasi pasar," kata Analis DCFX Futures Lukman Leong dikutip dari Antara, Jumat (7/10/2022).

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 tetap tinggi, namun menurun menjadi sebesar 130,8 miliar dolar AS dari posisi pada akhir Agustus 2022 sebesar 132,2 miliar dolar AS.

Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah, sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 5,9 bulan impor atau 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Menanti Data Tenaga Kerja AS

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang rupiah dan dolar AS di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

"Adapun pergerakan dolar AS sendiri cukup datar hari ini, dengan pelaku pasar cenderung wait and see menantikan data tenaga kerja AS NFP malam ini," ujar Lukman.

Data Penggajian Non-Pertanian AS (NFP) untuk September akan dirilis pada Jumat waktu setempat, dengan para ekonom memperkirakan angka utama 250.000 pekerjaan baru, dibandingkan dengan 315.000 pada Agustus.

Investor bertaruh untuk NFP AS yang kuat yang akan menjaga bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), dalam jalur pengetatan agresif untuk beberapa waktu.

Presiden The Fed Chicago Charles Evans pada Kamis (6/10) mengatakan tingkat suku bunga kebijakan The Fed kemungkinan menuju 4,5 - 4,75 persen pada musim semi 2023 karena The Fed meningkatkan biaya pinjaman untuk menurunkan inflasi yang terlalu tinggi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya