Liputan6.com, Bali - Mantan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) 2016-2019, Bambang Brodjonegoro mengungkapkan alasan mengapa industri di Indonesia masih kalah jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga.
Bambang menilai, salah satu penyebab yang membuat industrialisasi Indonesia tidak sesukses negara tetangga adalah karena Indonesia masih terjebak di industri garmen.
Baca Juga
"Hal yang membuat industri kita tidak secepat dan sesukses negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Korea dan China adalah karena kita terjebak di garmen, sedangkan negara lain maju di industri mesin dan elektronik,” ujar Bambang dalam acara puncak Indonesia Development Forum di Bali, Senin (21/11/2022).
Advertisement
Adapun Bambang memaparkan alasan kenapa industri garmen masih kurang potensi dibandingkan industri mesin dan elektronik salah satunya dipengaruhi faktor kompleksitas.
“Kunci keberhasilan negara jika berhasil membangun industri yang kompleks atau susah bukan produk yang gampang,” jelas Bambang.
Adapun dari segi peringkat Industri permesinan dan elektronik berada di urutan atas, sementara garmen ada di urutan menengah.
“Kalau menggunakan istilah dalam manufaktur, kita tidak boleh hanya menjadi assembly atau merakit saja, tetapi kita harus sudah bisa jadi produsen.
4 Sektor yang Dapat Mendorong Indonesia jadi Negara Maju
Pada kesempatan yang sama, Bambang turut mengungkapkan ada empat sektor yang sekiranya dapat mendorong Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045. Empat sektor tersebut adalah Manufaktur, ekspor di bidang jasa, ekonomi digital, dan Green Economy (ekonomi hijau).
Bambang memaparkan, Indonesia telah berhasil melakukan transformasi ekonomi pada 1990-an.
"Waktu itu, Indonesia berhasil melakukan transformasi dari sektor primer seperti pertanian, ke sektor sekunder seperti manufaktur,” ujar Bambang dalam acara puncak Indonesia Development Forum di Bali, Senin, 21 November 2022.
Bambang menambahkan pada saat itu kontribusi manufaktur terhadap PDB hampir menyentuh 30 persen dari PDB. Namun saat ini, PDB dari manufaktur berada di bawah 20 persen dari PDB.
Perhatikan Ekspor di Bidang Jasa
Pencapaian Indonesia tahun itu, Menurut Bambang, menjadi pencapaian yang luar biasa karena Indonesia naik kelas dari low income country menjadi middle income country.
Maka dari itu, Bambang menyarankan agar sektor manufaktur bisa membuat produk dengan tingkat kompleksitas yang tinggi agar dapat mendorong Indonesia kembali naik kelas ke high income country.
“Indonesia menjadi negara dengan cadangan nikel yang banyak. Jadi selain hanya menjual nikel, kita seharusnya membuat produk dengan kompleksitas tinggi dari nikel, misalnya stainless steel. Karena Untuk jadi negara maju, Indonesia harus jadi negara yang punya basic metal yang kuat salah satunya stainless steel,” jelas Bambang.
Perhatikan Ekspor di Bidang Jasa
Bambang juga menekankan saat ini Indonesia masih kurang perhatian pada ekspor di bidang jasa, jika dibandingkan Korea Selatan.
“Di Korea Selatan mereka memiliki Kpop sebagai salah satu ekspor di bidang jasa. Di Indonesia sendiri ada sektor jasa yang potensial yaitu dari pariwisata. Kita juga punya potensi ekspor kultur di Indonesia,” pungkas Bambang.
Advertisement
Kementerian PPN Gelar Indonesia Development Forum 2022, Cari Solusi Pembangunan yang Efektif
Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) kembali menggelar Indonesia Development Forum (IDF) tahun ini.
IDF 2022 merupakan acara puncak dari serangkaian acara IDF yang sebelumnya sempat tertunda karena pandemi Covid-19.
Adapun forum ini diselenggarakan selama 2 hari pada 21 dan 22 November 2022 di Movenpick Resort Jimbaran, Jl Wanagiri No. 1, Badung, Bali.
Mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation”, IDF merupakan sebuah wadah bagi berbagai pelaku pembangunan di Indonesia untuk berkumpul dan bertukar gagasan serta pemikiran.
Sekretaris Kementerian PPN/Bappenas Taufik Hanafi memaparkan, acara Puncak IDF 2022 memberi ruang bagi pemangku kepentingan berdiskusi soal pembangunan di Indonesia.
"IDF 2022 memberi ruang bagi pemangku kepentingan pembangunan untuk saling berinteraksi dan berkolaborasi serta menyampaikan ide-ide pembangunannya kepada Pemerintah sebagai tahap inisiasi dengan harapan ada keluaran berupa dokumen usulan kebijakan pembangunan," ujar Taufik dalam sambutannya, pada acara puncak IDF di Bali, Senin (21/11/2022).
Taufik menambahkan gelaran IDF ini juga dilakukan selaras dengan pemulihan ekonomi setelah pandemi demi menghasilkan ketahanan dan kesejahteraan ekonomi.
Selain itu, IDF juga menjadi sarana untuk mendorong efektifitas dalam pembangunan industri di indonesia.
Dalam pelaksanaan setiap tahunnya, Taufik mengungkapkan IDF akan terus mewadahi diskusi informatif untuk membahas berbagai isu di Indonesia.
"Kami juga terus melakukan inovasi dalam penyelenggaraan IDF setiap tahunnya," lanjut Taufik.
Fokus IDF 2022
IDF 2022 berfokus pada pembangunan industri di Indonesia yang diharapkan dapat menginspirasi pembicara dan peserta IDF untuk memikirkan gagasan baru tentang peningkatan kapasitas industri di Indonesia di masa depan dalam menciptakan nilai tambah dari sumber daya yang dimiliki, serta merespons perkembangan pasar yang dinamis dan siklus perkembangan teknologi yang berlangsung makin cepat.
Hasilnya diharapkan dapat melengkapi, memperkuat, dan meningkatkan efektivitas kebijakan pembangunan industri yang ada sehingga mampu mendorong transformasi sosial dan ekonomi di Indonesia dalam mewujudkan visi menjadi negara maju, adil, dan sejahtera.
Advertisement