Biar Tak Salah, Bos BI Ajak Masyarakat Baca White Paper Proyek Rupiah Digital

Dalam White Paper Proyek Garuda disampaikan lengkap mengenai dasar pemikiran dibentuknya rupiah digital, dan bahkan telah ditulis peta jalan atau roadmap mengenai pengembangan rupiah digital.

oleh Tira Santia diperbarui 05 Des 2022, 12:30 WIB
Diterbitkan 05 Des 2022, 12:30 WIB
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA (BI Bersama Masyarakat) "Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital", Senin (5/12/2022).
Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA (BI Bersama Masyarakat) "Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital", Senin (5/12/2022).

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, mengajak seluruh lapisan masyarakat dari berbagai kalangan untuk mempelajari dan memahami mengenai White Paper terkait pengembangan rupiah digital yang dinamai Proyek Garuda.

Bank Indonesia sendiri telah menerbitkan White Paper pada 30 November 2022, bertepatan dengan Pertemuan Tahunan Bank Indonesia. Bahkan, dokumen tersebut sudah bisa diakses secara luas oleh masyarakat melalui website resmi Bank Indonesia.

“Sudah kita luncurkan adalah white paper untuk konseptual desain digital rupiah. Makannya, sudah diterbitkan di website kita. Ini tolong dipelajari oleh sobat digital yang muda yang milenial maupun kalangan industri dalam dan luar negeri,” kata Perry dalam Talkshow Rangkaian BIRAMA (BI Bersama Masyarakat) "Meniti Jalan Menuju Rupiah Digital", Senin (5/12/2022).

Menurutnya, Bank Indonesia sebagai regulator pengambil kebijakan selalu terbuka terhadap masyarakat dan industri. Oleh karena itu, konseptual desain rupiah digital sudah dipublikasikan 30 November 2022 di website BI.

“Monggo kalangan asosiasi industri pembayaran, para perbankan, e-commerce, fintech dalam dan luar negeri baca! Yang anak-anak milenial juga baca, ini proyek Garuda,” imbuhnya.

Dalam konseptual desain projek Garuda ini disampaikan lengkap mengenai dasar pemikiran dibentuknya rupiah digital, dan bahkan telah ditulis peta jalan atau roadmap mengenai pengembangan rupiah digital dalam White paper tersebut.

“Supaya industri dalam dan luar negeri, masyarakat dan kalangan akademisi mempelajari, dosen mau jadikan ini bahan ajar dalam mata kuliah ya monggo. Bagi kalangan industri mari kita bersama-sama memahami,” ujarnya.

Adapun White Paper ini menjelaskan konfigurasi desain Digital Rupiah yang terintegrasi dari ujung ke ujung, fitur desain Digital Rupiah yang memungkinkan pengembangan model bisnis baru, arsitektur teknologi Digital Rupiah, serta dukungan perangkat regulasi dan kebijakan terhadap implementasi desain Digital Rupiah.

Proyek Garuda merupakan sebuah inisiatif yang memayungi eksplorasi desain CBDC Indonesia yang kemudian disebut rupiah digital. Rupiah digital merupakan sumbangsih Bank Indonesia kepada negara dalam perjuangan menjaga kedaulatan Rupiah di era digital.

Proyek ini melengkapi berbagai inisiatif Bank Indonesia dalam mendorong agenda transformasi digital nasional, khususnya upaya mengintegrasikan ekonomi dan keuangan digital secara end-to-end yang saat ini sudah didorong dari jalur Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 (BSPI 2025) dan Blueprint Pengembangan Pasar Uang 2025 (BPPU 2025)

Indonesia Bakal Punya Rupiah Digital Lewat Proyek Garuda

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan ada tiga alasan BI mengeluarkan rupiah digital.
Bank Indonesia (BI) telah memulai langkah awal desain Central Bank Digital Currency (CBDC) atau Rupiah Digital sebagai solusi masa depan. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menyampaikan ada tiga alasan BI mengeluarkan rupiah digital.

Bank Indonesia (BI) merilis desain pengembangan rupiah digital atau white paper. Gubernur BI Perry Warjiyo mengungkap proyek rupiah digital ini disebut Proyek Garuda.

Peluncuran dilakukan dalam rangkaian Pertemuan Tahunan Bank Indonesia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta. Menurutnya, imolementasi rupiah digital akan dilakukan dalam 3 tahap.

"Pengembangan digital rupiah sebagai satu satunya alat pembayaran digital yang sah di Indonesia. Hari ini dengan seizin Presiden, kami luncurkan white paper digital rupiah yang kami namakan Proyek Garuda," ujar Perry dalam sambutannya, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (30/11/2022).

Untuk diketahui, White Paper ini menguraikan rumusan central bank digital currency (CBDC) bagi Indonesia dengan mempertimbangkan asas manfaat dan risiko. Penerbitan WP ini merupakan langkah awal bertajuk Proyek Garuda, yaitu proyek yang memayungi berbagai inisiatif eksplorasi atas berbagai pilihan desain arsitektur Digital Rupiah.

"Digital Rupiah akan diimplementasikan secara bertahap, dimulai dari wholesale CBDC untuk penerbitan, pemusnahan dan transfer antar bank. Kemudian diperluas dengan model bisnis operasi moneter dan pasar uang, dan akhirnya pada integrasi wholesale Digital Rupiah dengan ritel Digital Rupiah secara end to end," tutur Perry.

"Tentu sinergi dan kolaborasi secara nasional dan internasional. Kami juga akan mempercepat pendalaman pasar uang," sambungnya.

Perry menyampaikan, kunci pengembangan Rupiah Digital mencakup 3 aspek. Pertama, Menegaskan fungsi BI sebagai otoritas tunggal dalam menerbitkan mata uang termasuk mata uang digital (sovereignty Digital Rupiah). Kedua, Memperkuat peran BI di kancah internasional. Ketiga, mengakselerasi integrasi EKD secara nasional.

Jaga Kedaulatan Rupiah di Era Digital

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Menguat
Teller menunjukkan mata uang rupiah di bank, Jakarta, Rabu (22/1/2020). Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan penguatan nilai tukar rupiah yang belakangan terjadi terhadap dolar Amerika Serikat sejalan dengan fundamental ekonomi Indonesia dan mekanisme pasar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Penerbitan WP ini diharapkan menjadi katalisator pengembangan desain CBDC ke depan, agar penerapan dapat sesuai konteks dan karakteristik kebijakan. Bank Indonesia meyakini manfaat CBDC mampu menjaga kedaulatan Rupiah di era digital.

Termasuk mendukung integrasi ekonomi dan keuangan digital serta membuka peluang inklusi keuangan yang lebih merata dan berkelanjutan. Pengembangan CBDC sendiri memerlukan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan, termasuk kerja sama dengan bank sentral lain dan lembaga internasional.

Mengingat, perkembangan mata uang digital bank sentral di masa depan bukanlah pilihan, melainkan keniscayaan. Bank sentral masih perlu melakukan eksplorasi dan uji coba untuk mengantisipasi perkembangan mata uang digital di masa depan.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya