Bos MIND ID Punya Jurus Jitu Jalankan Strategi Hilirisasi Tambang, Apa Saja?

Holding BUMN pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), memiliki sejumlah tugas dalam mengelola komoditas tambang milik Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Des 2022, 21:42 WIB
Diterbitkan 06 Des 2022, 19:19 WIB
Transformasi Semen Indonesia Menjadi Semen Indonesia Group
Direktur Utama SIG, Hendi Prio Santoso (kiri) memberikan keterangan terkait corporate rebranding di Jakarta, Selasa (11/2/2020). Penggantian logo SIG merupakan bagian dari transformasi perseroan untuk membangun kehidupan yang berkelanjutan bagi generasi mendatang. (Liputan6.com/HO/Eko)

Liputan6.com, Jakarta Holding BUMN pertambangan, Mining Industry Indonesia (MIND ID), memiliki sejumlah tugas dalam mengelola komoditas tambang milik Indonesia.

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso, menyebut salah satu mandat MIND ID adalah mengembangkan bisnis hilirisasi komoditas tambang dari beberapa perusahan tambang pelat merah seperti Freeport Indonesia, Inalum, Timah, Antam, Bukit Asam.

"Kami berperan penuh dalam hilirisasi produk tambang seperti emas, nikel, tembaga, batu bara, bijih nikel, bijih timah, bauksit, untuk memberikan leverage nilai tambah yang maksimal," rinci Hendi kepada wartawan, Selasa (6/12/2022).

Dalam hilirisasi, MIND ID memiliki lima strategi utama, yaitu produksi dengan memaksimalkan eksplorasi dan pertumbuhan produksi pertambangan. Kedua, menggunakan konsep smart mining, yaitu meningkatkan daya saing biaya dengan memaksimalkan platform digital.

MIND ID menggagas Konsep Smart Mining yang diharapkan mampu mendorong optimaliasi pertambangan melalui implementasi teknologi terkini seperti artificial intelligence (AI), Internet of Things (IoT), Machine Learning, juga big data yang bisa memaksimalkan kegiatan sektor pertambangan.

"MIND ID juga memaksimalkan pengelolaan hilirisasi dengan cara mengoptimalkan Project Manajement Officer (PMO). PMO difungsikan untuk meningkatkan peran penting MIND ID dalam memonitoring dan melakukan akselerasi proyek strategis berkualitas tinggi," kata Hendi.

 

Ekspansi

MIND ID bersama dengan PT Antam Tbk membentuk anak usaha Indonesia Battery Company (IBC).
MIND ID bersama dengan PT Antam Tbk membentuk anak usaha Indonesia Battery Company (IBC).

Tidak berhenti di situ, MIND ID menerapkan ekspansi industri hilir. Salah satu strategi yang dilakukan MIND ID adalah dengan mengembangkan ekosistem kendaraan listrik alias electric vehicle (EV).

Terakhir adalah pembenahan portofolio melalui riset dan pengembangan yang tentunya juga ditujukan untuk mengoptimalkan portofolio MIND ID di sektor pertambangan.

Program penelitian dan pengembangan yang dilakukan MIND ID akan berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

Di sisi lain, MIND ID juga membidik sektor kendaraan listrik karena produk hilirisasi nikel, alumunium, tembaga, timah dan yang lainnya menjadi backbone bahan baku produksi kendaraan listrik.

Setop Impor Olahan Timah dan BauksitSelain strategi jitu yang telah disiapkan, MIND ID juga tengah meminta pemerintah untuk menghentikan impor produk olahan dari timah seperti solder, dan bauksit yakni aluminium, guna mendorong penyerapan produk hilirisasi di dalam negeri.

Hendi meminta pemerintah untuk menghentikan impor produk olahan dari timah seperti solder, dan bauksit yakni aluminium, guna mendorong penyerapan produk hilirisasi di dalam negeri.

 

Impor Hambat Hilirisasi Tambang

MIND ID Dorong Pengembangan Aplikasi Digital Pertambangan Karya Anak Bangsa
(Foto:@MIND ID)

Lebih jauh menurut Hendi, langkah pemerintah yang masih membuka pintu impor untuk komoditas hilirisasi di dalam negeri berpotensi menghambat proses hilirisasi yang dilakukan MIND ID.

"Contohnya di aluminium, kami ingin sekali menjadi tuan rumah di negeri sendiri, akan tetapi kegiatan impor aluminium masih masuk ke Indonesia," ujarnya.

Selain meminta pemerintah menutup pintu impor pada sejumlah produk olahan lanjutan dari timah dan bauksit, Hendi berharap pemerintah juga memberikan insentif energi primer untuk bahan bakar pabrik pengolahan mineral atau smelter.

"Kami juga ingin ketersediaan energi primer dengan harga insentif khusus, seperti yang dilakukan Kementerian ESDM yang memberikan insentif kepada industri keramik dan lainnya," pungkas Hendi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya