Harga Cabai Turun, tapi Masih di Atas Rp 50 Ribu per Kg

Pasca terus mengalami kenaikan harga di beberapa waktu terakhir, harga cabai rawit merah per Rabu (7/12/2022) hari ini mulai menunjukan adanya penurunan, baik di tingkat Jakarta maupun nasional.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 07 Des 2022, 12:00 WIB
Diterbitkan 07 Des 2022, 12:00 WIB
20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Pasca terus mengalami kenaikan harga di beberapa waktu terakhir, harga cabai rawit merah per Rabu (7/12/2022) hari ini mulai menunjukan adanya penurunan, baik di tingkat Jakarta maupun nasional. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pasca terus mengalami kenaikan harga di beberapa waktu terakhir, harga cabai rawit merah per Rabu (7/12/2022) hari ini mulai menunjukan adanya penurunan, baik di tingkat Jakarta maupun nasional.

Kendati begitu, mengutip laman Informasi Pangan Jakarta, Rabu (7/12/2022), rata-rata harga cabai rawit merah di Jakarta masih dipatok di atas Rp 50.000 per kg, atau tepatnya Rp 50.125 per kg. Itu sudah mengalami penurunan Rp 300 dibanding harga rata-rata sehari sebelumnya.

Berbeda jauh untuk tingkat nasional, melansir Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS), harga cabai rawit merah terpangkas hingga Rp 4.950 menjadi Rp 47.450 per kg.

Pemangkasan harga juga terjadi untuk cabai merah besar (Rp 43.548 per kg di Jakarta, Rp 32.950 di nasional) dan cabai merah keriting (Rp 40.848 per kg di Jakarta, Rp 31.300 per kg di nasional).

Sedikit berbeda untuk cabai rawit hijau, dimana harga rata-ratanya di tingkat Jakarta naik Rp 1.989 menjadi Rp 44.393 per kg. Sebaliknya, untuk tingkat nasional justru merosot Rp 6.550 menjadi Rp 36.300 per kg.

Selain cabai, komoditas yang juga terpantau mengalami kenaikan ialah beras. Harga beras medium (IR 64) di Jakarta naik jadi Rp 10.918 per kg, bahkan di tingkat nasional melonjak lebih tinggi jadi Rp 11.350 per kg (data menurut Panel Harga Badan Pangan Nasional).

 

Beras

Ratusan Ribu Ton Beras Tak Terpakai di Gudang Bulog
Pekerja saat mengangkut karung berisi beras yang belum terpakai di Gudang Bulog Divisi Regional DKI Jakarta, Kelapa Gading, Kamis (18/3/2021). Dirut Perum Bulog Budi Waseso menegaskan tahun ini Indonesia tidak akan mengimpor beras. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sementara untuk beras premium (Setra I) di Jakarta pun naik jadi Rp 12.511 per kg. Sedangkan harga beras premium di tingkat nasional terangkat mencapai Rp 12.970 per kg.

Lonjakan harga pun masih terjadi untuk komoditas bawang, semisal bawang merah yang dipatok Rp 36.470 per kg (di Jakarta) dan Rp 35.470 per kg (nasional), serta bawang putih Rp 29.606 per kg (di Jakarta) dan Rp 25.560 per kg (nasional)..

Senada, harga telur ayam ras juga terangkat sampai Rp 31.545 per kg di Jakarta. Sementara untuk tingkat nasional, telur ayam ras secara rata-rata dijual di kisaran Rp 29.510 per kg.

Mendag: Harga Cabai Turun 20 Persen, Inflasi Oktober Terkendali

cabai rawit
ilustrasi cabai merah/Photo by Elle Hughes on Unsplash

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengungkapkan harga barang kebutuhan pokok (bapok) yang stabil menjadi faktor penting dalam mengendalikan laju inflasi Oktober 2022.

Karena itu, Kementerian Perdagangan terus berkomitmen menjaga stabilitas harga pangan secara nasional sehingga memberi kontribusi positif terhadap perekonomian nasional.

"Di tengah pelemahan ekonomi dunia yang diikuti kenaikan harga pangan dan energi, tekanan inflasi global, serta penyesuaian harga di dalam negeri akibat kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), harga bapok di dalam negeri selama Oktober 2022 justru relatif terkendali," ujar Mendag Zulkifli Hasan.

"Hal ini memberikan dampak signifikan pada penurunan inflasi nasional. Bahkan, kelompok volatile food mengalami deflasi," ungkapnya.

Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan, secara nasional terjadi deflasi sebesar 0,11 persen (mtm) pada Oktober 2022. Dengan demikian, secara kumulatif terjadi inflasi sebesar 4,73 persen (ytd) dan inflasi tahunan sebesar 5,71 persen (yoy).

Angka ini turun dibandingkan bulan sebelumnya dengan kontribusi utama disumbang penurunan harga barang kebutuhan pokok.

“Kelompok pangan bergejolak (volatile food) pada Oktober 2022 mengalami deflasi 1,62 persen dengan andil deflasi 0,27 persen. Hal ini disebabkan penurunan harga beberapa komoditas barang kebutuhan pokok seperti minyak goreng, cabai, dan telur ayam. Dari pantauan Kemendag, harga cabai turun lebih dari 20 persen, telur ayam turun 8,9 persen, dan minyak goreng kemasan turun 5,2 persen jika dibandingkan dengan saat diumumkan kenaikan bahan bakar minyak (BBM),” jelas Mendag Zulkifli Hasan.

Deflasi

Terkena Hama
Ilustrasi Tanaman Cabai Credit: unsplash.com/Steve

Bahan makanan yang dominan memberikan andil deflasi pada Oktober 2022 adalah cabai merah sebesar -0,13 persen, telur ayam ras sebesar -0,06 persen, daging ayam ras -0,03, cabai rawit masing-masing sebesar -0,03 persen.

Selanjutnya, minyak goreng sebesar -0,02 persen, serta tomat, bawang merah, dan cabai hijau masing-masing sebesar -0,01 persen. Sementara bahan makanan yang memberikan andil inflasi adalah beras 0,03 persen dan tempe 0,01 persen.

“Dua komoditas yang sedang dalam pengendalian pemerintah saat ini adalah beras dan kedelai. Selama bulan Oktober 2022 harga beras mengalami peningkatan lebih dari 1 persen dengan andil inflasi 0,03 persen. Sedangkan kedelai mengalami peningkatan harga lebih dari 3 persen sehingga mendorong kenaikan harga tempe dan tahu,” tambah Mendag Zulkifli Hasan.

Untuk menjaga stabilitas harga barang kebutuhan pokok, Kemendag melakukan sejumlah langkah antisipatif dan responsif.

Salah satunya menggandeng Bulog dalam melakukan pengamanan pangan melalui program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) serta bantuan produsen pangan untuk kedelai dan jagung pakan. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya