Nataru Bikin Pengusaha Hotel Makin Cuan, Okupansi Tembus 100 Persen

Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengatakan okupansi hotel selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) mencapai 100 persen

oleh Tira Santia diperbarui 04 Jan 2023, 11:00 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2023, 11:00 WIB
Hotel Singapura Terapkan Teknologi Pengenal Wajah untuk Check-In Wisatawan Asing
ilustrasi hotel. (dok. unsplash/Novi Thedora)

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, mengatakan okupansi hotel selama libur Natal 2022 dan Tahun Baru 2023 (Nataru) mencapai 100 persen. 

“Selama tahun baru bagus okupansinya, mayoritas daerah tujuan wisata 100 persen kemarin. Dilihat perkembangannya di tahun 2022 akhir kemarin, boleh dibilang sudah mendekati (okupansi) pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19). Terutama dihitung 5 hari dari Natal sampai Tahun Baru itu hampir 90 persen,” kata Hariyadi saat ditemui di kantor APINDO, di Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Namun, dirinya tidak menyebutkan secara detail daerah mana saja yang okupansi hotelnya mampu mencapai 100 persen saat Nataru. Tapi yang pasti, dia menegaskan hampir semua daerah tujuan wisata dipenuhi oleh wisatawan dan mereka menginap di hotel.

"Semua, hampir semua (daerah)," imbuhnya.

Disamping itu, masih terdapat okupansi hotel yang belum maksimal. Lantaran beberapa pengusaha hotel di daerah mengalami beberapa kendala, salah satunya dari sisi aksesibilitasnya.

"Kenapa enggak maksimal? Karena beberapa daerah masih ada kendala-kendala, misal dari sisi aksesebilitasnya, tapi kita harapkan tahun depan sudah pulih,” jelasnya.

 

Percepat Pemulihan Ekonomi

Ilustrasi
Ilustrasi kamar hotel. (dok. pexels.com/Pixabay)

Meski demikian, pihaknya memprediksi dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bisa mendorong dan mempercepat pemulihan ekonomi di sektor pariwisata, khususnya di tahun 2023 ini.

"Mudah-mudahan di semester 2 akan terjadi kondisi yang sama dengan tahun 2019 dan mungkin bisa jadi lebih tinggi tergantung nanti faktor dari transportasi,” ujarnya.

Menurutnya, misal jika tiket pesawat bisa lebih kompetitif alias tidak mahal sekali, dia yakin bisa mendorong dan meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara.

"Pengalaman kita di 2019 waktu pada saat harga tiket mahal, itu menahan laju pertumbuhan pergerakan wisatawan nusantaranya,” katanya.

 

Tarif Hotel Naik 70 Persen

Sudut kamar di jaringan hotel Waringin Hospitality
Sudut kamar di jaringan hotel Waringin Hospitality/Istimewa.

Lebih lanjut, selama nataru PHRI mengungkapkan memang tarif hotel mengalami peningkatan hingga 70 persen.

Dia meyakini, ke depannya tarif hotel akan kembali normal sejalan dengan rendahnya permintaan. Berdasarkan pengamatan PHRI, permintaan meningkat biasanya terjadi pada kuartal III dan IV, sedangkan di kuartal I dan II permintaan wisatawan rendah.

“Kalau demand-nya masih slow biasanya kuartal I itu memang agak slow. Apalagi ini kan bulan Maret itu kan bulan puasa, itu ada pengaruh di situ. Nah, nanti di Aprilnya, kuartal I itu rendah. Kuartal II agak mendingan dan kuartal III dan IV itu baru naik,” pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya