Dengarkan Ini Harapan Sri Mulyani ke Anak Buah dan Rakyat Indonesia di Tahun Baru

Dengan berakhirnya tahun 2022, Sri Mulyani menyampaikan terima kasih atas seluruh dedikasi dan kerja keras seluruh jajaran Kemenkeu.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 05 Jan 2023, 11:35 WIB
Diterbitkan 05 Jan 2023, 11:30 WIB
Menteri keuangan Sri Mulyani dalam kegiatan UMKM Week 2022
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI)/Indonesia Eximbank ikut berperan dalam kegiatan UMKM Week 2022 yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan syukur atas capaian Kementerian Keuangan (Kemenkeu) selama tahun 2022. Dia mengatakan bahwa dirinya bangga APBN menjadi instrumen menjaga rakyat dan ekonomi.

"Tentu tahun 2022 bukanlah tahun yang biasa, banyak sekali kejadian, dan saya beryukur kita telah melalui dengan sangat baik," ujarnya dalam unggahan pernyataan video akun Instagram @smindrawati, dikutip Kamis (5/1/2023).

"Saya juga sangat bangga dengan pencapaian terutama jajaran Kementerian Keuangan dalam mengelola keuangan negara sebagai instrumen yang luar biasa untuk menjaga masyarakat dan ekonomi. Shock absorber," sambungnya.

Sri Mulyani pun menyampaikan terima kasih atas seluruh dedikasi dan kerja keras seluruh jajaran Kemenkeu.

"Namun yang paling penting dari seluruh pelaku ekonomi, yang tidak henti-hentinya dan tidak mengenal menyerah untuk pulih dari pandemi Covid-19. Alhamdulillah kita bisa mengelola dengan baik," tuturnya. 

Sri Mulyani mengakui, tahun 2023 merupakan tahun yang penuh dengan kewaspadaan. Namun dia berharap, di tahun ini ekonomi Indonesia akan menjadi lebih baik dan terus tumbuh lebih kuat.

"Harapan saya adalah dunia akan menjadi semakin damai dan baik. sehingga tidak menimbulkan dampak negatif bagi banyak negara yang sekarang ini sedang dalam proses untuk pulih kembali sesudah menderita dari pandemi," ungkapmya.

Selain itu, Sri Mulyani juga menyampaikan pesan untuk masyarakat Indonesia dalam menyambut tahun 2023.

"Tahun 2023 kita semuanya bekerja bersama untuk menjaga perekonomian Indonesia agar kita terus maju dihadapkan pada tantangan yang banyak sekali. Saya juga memiliki pesan agar kita terus optimis di dalam menghadapi masa depan. Meskipun kita juga memiliki informasi, banyak hal yang kita harus waspadai," bebernya.

"Jadi mari kita berkolaborasi sinergi-optimis dan waspada. Semoga Anda semuanya selalu menjaga kesehatan dan tahun 2023 akan menjadi tahun yang lebih baik bagi kita semua," tutup Menkeu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

 
 
 
View this post on Instagram

A post shared by Sri Mulyani Indrawati (@smindrawati)


Sri Mulyani Akui Indonesia Tak Kebal Inflasi

DPR sahkan RUU PPSK menjadi UU
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati saat rapat Paripurna DPR RI Ke-13 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2022-2023 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/12/2022). DPR menyetujui Rancangan Undang-undang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan menjadi UU PPSK. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pemerintah RI akhirnya mengakui Indonesia tidak bisa kebal dari gejolak kenaikan inflasi yang menimpa berbagai negara dunia di tahun 2022. Kenaikan harga-harga komoditas dunia membuat tekanan inflasi di Tanah Air melonjak hingga 5,5 persen.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tekanan inflasi sangat terasa dampaknya setelah pemerintah memutuskan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) pada awal September 2022.

"Dari sisi inflasi Indonesia tidak bisa totally imune dari pengaruh kenaikan komodoitas-komoditas seluruh dunia," kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers Realisasi APBN 2023, Jakarta, Selasa (3/12/2022).

Dia menuturkan instrumen Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang tahun 2022 telah bekerja luar biasa untuk menstabilkan harga-harga. Termasuk memberikan subsidi yang nilainya melonjak hingga lebih dari 3 kali lipat.

Kenaikan harga BBM telah membuat inflasi dari harga yang diatur pemerintah menjadi 13 persen. Sedangkan core inflation ada di 3,4 persen.

"Ini menunjukkan permintaan dalam perekonomian kita memang mengalami kenaikan sehingga inflasi core atau inti juga memberikan sumbangan," ungkapnya.


Gambaran Sri Mulyani soal Ekonomi Dunia 2023, Lebih Mencekam

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (3/1/2023). Sri Mulyani menjelaskan penyebab pelambatan ekonomi global.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (3/1/2023). Sri Mulyani menjelaskan penyebab pelambatan ekonomi global.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, membeberkan beberapa hal yang menyebabkan pelambatan ekonomi global. Termasuk, adanya penyesuaian suku bunga beberapa bank sentral, inflasi, hingga kenaikan harga komoditas global.

"Nah kenaikan harga komoditas ini mendorong inflasi yang sangat tinggi yang kemudia diikuti dengan kenaikan suku bunga di berbagai negara yang tidak memberikan price control," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN Kita, Selasa (3/1/2023).

Sebut saja, Amerika Serikat (AS) yang mencatatkan inflasi sebesar 7,1 persen, Eropa alami inflasi sebesar 2,5 persen, kemudian, India pun mencatatkan inflasi 5,9 persen. Tingginya inflasi ini direspons dengan penguatan suku bunga, dan berbagai pengetatan lainnya.

"Inilah yang menyebabkan kenapa pertumbuhan ekonomi dunia melambat secara signifikan. Kenaikan dan gejolak yang terjadi dan tentu menggerus dari sisi permintaan dan kemudian juga menyebabkan proyeksi pertumbuhan global direvisi ke bawah," paparnya.


Revisi Pertumbuhan Global di 2022

Indonesia Bersiap Alami Resesi
Pejalan kaki melintasi pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Rabu (23//9/2020). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan ekonomi nasional resesi pada kuartal III-2020. Kondisi ini akan berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat hingga PHK. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Di 2022, terjadi revisi pertumbuhan global, dari 4,4 persen, turun menjadi 3,6 persen, dan turun lagi menjadi 3,2 persen untuk ekonomi global. Sementara itu, di 2023 IMF juga merevisi prediksi pertumbuhan ekonomi global hanya berada di 2,7 persen.

"Ini juga revisi yang cukup tajam dari tadinya prediksi bahwa tahun 2023 adalah perekonomian akan tumbuh 3,8 persen secara dunia kemudian direvisi ke bawah menjadi 3,6 persen, (turun lagi ke) 2,9 persen dan ke 2,7 persen," bebernya.

"ini menggambarkan peta jalan kita ke depan. Ke depan tantangan ekonomi memang akan diwarnai dengan suasana yang mirip 2022 dan pelemahan ekonomi yang mungkin dalam hal ini mulai terjadi secara nyata di berbagai belahan dunia," sambung Menkeu Sri Mulyani.

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi
Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya