Menteri Investasi Tegaskan LG Tak Mundur dari Konsorsium Baterai Kendaraan Listrik

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa LG Energy Solution tidak mundur dari konsorsium pabrik baterai kendaraan listrik.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Feb 2023, 17:45 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2023, 17:39 WIB
Menteri Bahlil Bahas Kinerja Kementerian Investasi/BKPM Bersama Komisi VI DPR
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Jakarta, Rabu (14/12/2022). Rapat tersebut membahas kinerja Kementerian Investasi/BKPM dan target investasi sampai Desember 2022. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, menegaskan bahwa LG Energy Solution tidak mundur dari konsorsium, atau kerjasama usaha patungan pabrikan baterai listrik Indonesia Battery Corporation (IBC).

Bahlil menganggap kemungkinan itu sulit dipikirkan, lantaran LG telah menanamkan investasi dalam jumlah tak sedikit untuk investasi pabrik baterai kendaraan listrik, lebih dari USD 1 miliar atau Rp 15,2 triliun.

"LG tetap jalan terus. Orang udah investasi, gimana batal. 10 giganya udah dibangun di Karawang. Masa konstruksinya selesai tahun 2023 ini. Mana batal, itu investasi sudah kucur USD 1 miliar lebih," sebutnya dalam sesi konferensi pers, Kamis (16/2/2023).

Diakui Bahlil, dirinya juga sudah tatap muka langsung dengan bos LG hingga MIND ID dalam waktu dekat ini. Sehingga ia punya keyakinan jelas perusahaan asal Korea Selatan itu tidak jadi menarik investasinya di IBC.

"Baru 4 hari lalu saya rapat dengan LG di kantor ini. Urusan LG di Kantor Kementerian Investasi, bukan di tempat lain. Kalau mau tanya, tanya ke sini," tegas dia.

Oleh karenanya, Bahlil meyakinkan, keterlibatan LG dalam joint venture IBC tidak ada perubahan sedikit pun. Perusahaan gabungan itu tetap akan jalan bekerjasama di pabrikan baterai kendaraan listrik.

"Yang ada berubah adalah anggota konsorsiumnya. Kalau anggota konsorsium kan urusan internal mereka. Memang mereka melaporkan ada perubahan di konsorsium. Tadinya mungkin 4 jadi 5," ungkapnya.

"Itu kan terintegrasi, dari mining, smelter, precussor, katoda, battery cell. Mungkin ada beberapa JV, di-switch-switch. Tapi saya pikir itu aksi korporasi biasa," pungkas Bahlil.

LG Terancam Batal Ikut Garap Ekosistem Baterai Kendaraan Listrik di Indonesia

Indonesia Bisa Jadi Produsen Utama Baterai Kendaraan Listrik (Instagram @jokowi)
Indonesia Bisa Jadi Produsen Utama Baterai Kendaraan Listrik (Instagram @jokowi)

Perusahaan teknologi besar asal Korea Selatan LG melalui anak usahanya LG Energy Solution (LGES) terancam batal terlibat dalam pengembangan ekosistem baterai kendaraan listrik di Indonesia. Ini menyangkut proses diskusi yang masih mandek dengan PT Aneka Tambang Tbk atau Antam.

Diketahui, Antam tengah menjalin diskusi dengan LGES dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. (Huayou) sebagai bagian dari konsorsium untuk mengembangan sektor hulu baterai kendaraan listrik. Hanya saja, diskusi antara Antam dan LG mengalami titik buntu sementara waktu ini.

Direktur Utama Holding BUMN Tambang atau MIND ID Hendi Prio Santoso mengungkap kondisi negosiasi antara anggota holdingnya dengan LG. Dia menyebut kalau belum ada kelanjutan diskusi dari kedua perusahaan soal pembentukan perusahaan patungan atau Joint Venture (JV).

"Kami dapat info dari Antam itu LG itu masih belum jelas statusnya tapi LG mendorong anggota konsorsium yang bernama Huayou untuk melanjutkan diakusi dan negosiasi," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, Senin (6/2/2023).

LGES dan Huayou sendiri diektahui merupakan konsorsium yang dibentuk untuk mengembangkan ekosistem baterai kendaraan listrik. Keduanya sepakat menjalin kerja sama pada Juli 2022 lalu.

Dengan Antam, diskusi ini disebut tidak berjalan baik. Hendi menilai jika diskusi hanya dijalankan dengan Huayou, itu bukan satu hal yang setara dengan Antam. Dia menegaskan menginginkan keseluruhan konsorsium itu untuk ikut andil, artinya ada keterlibatan dari LGES yang fokus pada produksi baterai.

"Tapi kami menilai bahwa Huayou bukan counterpart yang seimbang dengan Antam untuk melanjutkan proses negosiasi. Jadi kami masih inginkan bahwa adanya konsorsium yang lengkap sampai EV battery manufakturnya, sedangkan Huayou kan pengembangan smelter," sambungnya.

Berharap Gandeng CATL dan LGES

Baterai Mobil Listrik
Warna biru itu merupakan baterai di mobil listrik (Foto: Electrek).

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam berharap segera kantongi perjanjian kerja sama dengan dua mitra dalam proyek baterai kendaraan listrik.

Dua mitra tersebut yakni Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co. Ltd (CBL), cucu usaha CATL, dan LG Energy Solution (LGES). Ketiganya berencana membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) dengan CBL dan LG untuk mengelola nikel kepada Indonesia Battery Corporation (IBC)sebagai bahan baku baterai.

"Kerja sama dengan LG memang kita harapkan tahun ini. Tapi kalau untuk bulan ini, JV agreement kita belum bisa sampai karena ada beberapa hal yang harus kita selesaikan dengan pihak parner.Saat ini JV agreement dalam tahap finalisasi dengan CBL," kata Direktur Pengembangan Usaha Antam Dolok R Silaban dalam Public Expose Live 2022, Jumat (16/9/2022).

IBC mengumumkan perjanjian kerangka kerja (framework agreement) tentang pengembangan proyek baterai EV terintegrasi antara IBC dengan Antam dan CBL pada April lalu. Bersamaan dengan itu, Antam dan IBC juga menandatangani perjanjian serupa dengan LG Energy Solution.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya