Jaksa AS Tangkap Miliarder China Guo Wengui Terkait Kasus Penipuan Rp 15 Triliun

Miliarder asal China, Guo Wengui ditangkap dan didakwa di AS terkait kasus penipuan bernilai USD 1 miliar atau sekitar Rp. 15,4 triliun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 17 Mar 2023, 12:00 WIB
Diterbitkan 17 Mar 2023, 12:00 WIB
Ilustrasi miliarder (iStock)
Ilustrasi miliarder (iStock)

Liputan6.com, Jakarta Seorang miliarder asal China, Guo Wengui menjadi sorotan setelah ditangkap dan didakwa terkait kasus penipuan pada ribuan pengikut onlinenya melalui skema investasi yang rumit.

Melansir CNN Business, Jumat (17/3/2023) kasus penipuan oleh miliarder tersebut bernilai USD 1 miliar atau sekitar Rp. 15,4 triliun.

Guo Wengui yang juga dikenal sebagai Ho Wan Kwok dan Miles Guo, ditahan di New York pada Rabu pagi waktu setempat (15/3).

Miliarder yang diketahui dekat dengan mantan penasihat Donald Trump, yakni Steve Bannon itu didakwa atas penipuan atau menyalahgunakan uang investor menggunakan skema yang berbeda,

Dia didakwa atas penipuan atau menyalahgunakan uang investor menggunakan skema yang berbeda, termasuk di perusahaan medianya GTV Media Group, program pinjaman pertanian melalui Himalaya Farm Alliance, dan mata uang kripto yang disebut Himalaya Coin.

Jaksa menyebut, alih-alih menggunakan uang seperti yang dia janjikan kepada calon investor, Guo mengarahkan dana untuk berinvestasi dalam dana lindung nilai untuk menguntungkan GTV dan kerabatnya.

Penyalahgunaan dana itu juga termasuk untuk melunasi pembayaran pemeliharaan kapal pesiar mewah senilai USD 37 juta miliknya, New Jersey, serta rumah mewah mobil sport Bugatti yang dibuat khusus senilai USD 4,4 juta.

Seorang hakim federal dilaporkan menolak jaminan setelah Guo Wengui menyetujui penahanan.

Sementara itu, juga dilaporkan terjadi kebakaran di apartemen Guo Wengui ketika FBI berada di lokasi untuk menjalankan surat perintah penggeledahannya, menurut seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Seorang juru bicara kantor kejaksaan AS, Nicholas Biase, mengatakan penyebab kebakaran sedang diselidiki.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Keterlibatan Melalui Organisasi Nirlaba

Ilustrasi Miliarder
Ilustrasi Miliarder (pixabay.com)

Guo Wengui ikut mendirikan dua organisasi nirlaba, Rule of Law Foundation dan Rule of Law Society, yang menurut jaksa digunakannya untuk menarik pengikut di media sosial yang percaya pada banyak idenya.

Organisasi nirlaba itu terkait dengan kelompok yang mempromosikan teori bahwa Virus Corona kemungkinan besar direkayasa di laboratorium China. Organisasi Rule of Law didirikan bersama oleh Guo Wengui dan mantan penasihat Donald Trump, Steve Bannon.

Namun, Bannon belum dituntut dalam kasus ini.

Tetapi Bannon telah ditangkap pada tahun 2020 di kapal pesiar Guo Wengui atas tuduhan penipuan yang tidak terkait yang berasal dari upaya penggalangan dana tembok perbatasan.

Sementara itu, Trump memberikan pengampunan kepada Bannon tetapi didakwa atas tuduhan yang serupa. Bannon saat itu mengaku tidak bersalah.

Jaksa mengatakan mereka telah menyita uang senilai USD 634 juta dari 21 rekening bank dan sebuah Lamborghini Aventador SVJ Roadster.

Selain tuduhan kriminal atas konspirasi, penipuan kawat, penipuan sekuritas, pencucian uang internasional, dan penghalang keadilan, Guo Wengui juga digugat oleh Securities and Exchange Commission.


Masatoshi Ito, Miliarder Berjasa Bawa 7-Eleven Jadi Raksasa Global Meninggal di Usia 98 Tahun

FOTO: Meledak, Thailand Catat Rekor Harian Kasus COVID-19
Seorang pegawai minimarket 7-Eleven yang biasanya buka 24 jam mengunci pintu gerai jelang pembatasan jam malam untuk mengurangi penyebaran COVID-19 di Bangkok, Thailand, Senin (19/7/2021). Jumlah kematian akibat COVID-19 di Thailand mencapai 3.610 kasus sejak pandemi dimulai. (Candida NG/AFP)

Salah satu orang kaya di Jepang Masatoshi Ito, yang membantu mengubah toko swalayan 7-Eleven menjadi kerajaan bisnis global, meninggal dunia pada usia 98 tahun. Penyebab wafatnya miliarder  ini akibat umur yang sudah tua.

Demikian diungkapkan manajemen Seven & i Holdings dalam sebuah pernyataan melansir BBC, Senin (13/3/2023). "Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepadanya atas kebaikannya selama hidupnya," kata perusahaan itu.

Kini tercatat ada lebih dari 83.000 toko 7-Eleven di seluruh dunia, dengan seperempatnya berlokasi di Jepang. Semua bermula apda  tahun 1956, saat Ito mengambil alih bisnis toko pakaian kecil Tokyo yang dijalankan sang paman yang saat itu adalah saudara tirinya.

Dia kemudian menamainya Ito-Yokado dan mengubah bisnis tersebut menjadi jaringan toko serba ada yang menjual segala sesuatu mulai dari bahan makanan hingga pakaian. Perusahaan pun melantai di pasar saham pada 1972.

Sekitar waktu yang sama, eksekutif di Ito-Yokado, Toshifumi Suzuki, melihat toko 7-Eleven saat berkunjung ke AS. Dari sini, dia membuat kesepakatan dengan pemilik 7-Eleven - Southland Corporation yang berbasis di AS. Ini lah mulanya 7-Eleven pertama di Jepang dibuka pada 1974.

Perusahaan Ito kemudian mengakuisisi saham pengendali di Southland Corporation pada Maret 1990. “Saya sering ditanya apakah saya berhasil karena kerja keras atau karena saya hanya beruntung. Sebenarnya jawabannya ada di antara keduanya,” kata dia.

"Saya beruntung memulai bisnis tepat setelah perang - pada saat yang sama ketika masyarakat berbasis konsumen mulai berkembang di Jepang," tambah Masatoshi Ito.

 


Masalah Muncul

Sevel Tutup
Warga memasuki kawasan gerai 7-Eleven di kawasan Jalan Kapten Tendean, Jakarta, Sabtu (24/6). Penutupan seluruh gerai 7-Eleven di Indonesia akan dilakukan 30 Juni 2017. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Pada 1992, dia mengundurkan diri dari posisinya di Ito-Yokado atas dugaan pembayaran ilegal yang dilakukan oleh tiga eksekutif kepada gangster yakuza untuk menjaga ketertiban pada rapat pemegang saham.

Ito-Yokado berganti nama menjadi Seven & i Holdings pada tahun 2005. Huruf "i" pada namanya mengacu pada Ito-Yokado dan Ito, yang merupakan ketua kehormatan perusahaan.

Bisnis dia juga dipengaruhi oleh persahabatannya dengan guru manajemen Austria-Amerika Peter Drucker. "Pada tahun-tahun awal hubungannya dengan Dr Drucker, keduanya akan terhubung di Amerika atau Jepang dan menghabiskan malam yang panjang membahas ekonomi dunia, ekonomi Jepang, dan arah yang harus direncanakan Mr Ito," menurut Drucker School Manajemen, yang menganggap Pak Ito sebagai donor utama.

Prof Drucker menyebut Mr Ito "salah satu pengusaha dan pembangun bisnis terkemuka di dunia."

Infografis miliarder dunia
Jumlah miliarder dunia di setiap benua (liputan6,com/Deisy)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya