Harga Acuan Batu Bara Indonesia Turun per April 2023, Sentuh USD 265,26 per Ton

Pemerintah kembali menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk periode April 2023. Harga acuan saat ini, disebut-sebut mengalami penurunan dari harga yang berlaku sebelumnya.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 20 Apr 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2023, 18:00 WIB
PLN memastikan terus pemenuhan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sesuai rencana. Foto: PLN
PLN memastikan terus pemenuhan pasokan batu bara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) sesuai rencana. Foto: PLN

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah kembali menetapkan Harga Batu Bara Acuan (HBA) untuk periode April 2023. Harga acuan saat ini, disebut-sebut mengalami penurunan dari harga batu bara yang berlaku sebelumnya.

HBA ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM Nomor 71.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Harga Mineral Logam Acuan dan Harga Batubara Acuan untuk Bulan April Tahun 2023.

Dalam regulasi tersebut, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 6.322 kcal/kg GAR, Total Moisture 12,58 persen, total sulphur 0,71 persen, dan Ash 7,58 persen ditetapkan pada angka USD 265,26 per ton. Angka ini lebih rendah dari HBA Maret 2023 dengan USD 283,08 per ton.

"Harga ini digunakan sebagai HBA acuan selama bulan April ini dalam penentuan tarif royalti dan pada perhitungan HPB kalori >6000," ungkap Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Agung Pribadi, di Jakarta, ditulis Kamis (20/4/2023).

Selanjutnya, HBA dalam kesetaraan nilai kalor 5.200 kcal/kg GAR, Total Moisture 23,12 persen, Total Sulphur 0,69 persen, dan Ash 6 persen, Penetapan yang dikategorikan HBA I digunakan sebagai HBA acuan pada perhitungan HPB kalori > 5.200 - 6.000.

"HBA I ini ditetapkan di level USD102,53 per ton," ujar Agung.

Terakhir, harga batu bara dalam kesetaraan nilai kalor 4.200 kcal/kg GAR, Total Moisture 35,29 persen, Total Sulphur 0,2 persen dan Ash 4,21 persen diperoleh angka sebesar USD87,81 per ton. "HBA II digunakan sebagai HBA acuan pada perhitungan HPB kalori <=5.200," sebutnya.

 


Formula Baru

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan
Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Sebelumnya Agung mengungkapkan, formula penetapan HBA pada prinsipnya bertujuan untuk mendapatkan harga batubara acuan yang dapat diterima oleh pasar dengan mempertimbangkan penerimaan negara.

"Pertimbangan ini jadi dasar diperlukannya menerbitkan peraturan terkait harga berdasarkan mekanisme pasar," jelas Agung beberapa waktu lalu.

Agung menambahkan, HBA dibentuk dari rata-rata realisasi harga jual batubara dua bulan sebelumnya, dengan proporsi 70 persen dari realisasi harga satu bulan sebelumnya. Di samping itu, pembentukan HBA diambil dari 30 persen realisasi harga dua bulan sebelumnya berdasarkan data realisasi penjualan batubara yang disampaikan oleh Badan Usaha Pertambangan pada saat pemenuhan kewajiban pembayaran royalti batubara.

 


Prospek Batu Bara

Geliat Bongkar Muat Batu Bara di Tengah Larangan Ekspor
Pekerja saat menyelesaikan aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan PT KCN Marunda, Jakarta Utara, Rabu (5/1/2022). Kebijakan itu diambil setelah mengetahui bahwa PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) mengalami krisis pasokan batubara hingga akhir 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Presiden Direktur PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) Garibaldi Thohir mengatakan, harga batu bara merupakan hal yang tidak dapat diprediksi.

Ini mengingat fluktuasi harga batu bara tidak dapat dikontrol oleh perseroan.

"Jadi, memang dari dulu saya bilang harga batu bara enggak bisa diprediksi. Contoh, kita mundur sedikit 2,5 tahun lalu, kita udah pemikiran untuk lakukan segala macam efisiensi. Karena waktu Covid mulai, harga batu bara hancur," kata pria yang akrab disebut Boy Thohir dalam acara Buka Bersama Adaro, dikutip Rabu (19/4/2023).

 


Efisiensi

FOTO: Ekspor Batu Bara Indonesia Melesat
Kapal tongkang pengangkut batu bara lepas jangkar di Perairan Bojonegara, Serang, Banten, Kamis (21/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor produk pertambangan dan lainnya pada September 2021 mencapai USD 3,77 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Dia bilang, pihaknya tengah melakukan sejumlah efisiensi. Namun, tentu saja efisiensi tersebut tidak mudah untuk dilakukan Adaro. Sebab, Adaro merupakan tambang tua.

"Kita fokus aja di efisiensi segala macem, untuk Adaro enggak gampang. Adaro kan tambang tua udsh 30 tahun, mau ngomong efisiensi juga susah, tapi enggak ada jalan lain kecuali itu," kata dia.

Selain itu, ia melihat biaya paling besar dikeluarkan untuk kontraktor. Sehingga, pihaknya perlu melakukan efisiensi jika diperlukan.

"Setelah kita lihat cost paling besar kontraktor, kalo kita mau banyak efisiensi yang bisa dilakukan," imbuhnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya