Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia menuju rekor tertinggi pada perdagangan pekan ini. Harga emas yang melonjak ini dinilai seiring permintaan meningkat terhadap safe haven karena kekhawatiran krisis perbankan Amerika Serikat (AS) dan harapan bank sentral AS menghentikan sementara kenaikan suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Jumat, 5 Mei 2023, harga emas di pasar spot turun 0,7 persen menjadi USD 2.036,74 per ounce pada pukul 11.38 GMT waktu sempat. Namun, selama sepekan, harga emas naik 2,3 persen. Adapun analis menilai, koreksi harga emas jelang akhir pekan lantaran masuk konsolidasi. Di sisi lain, harga emas berjangka AS susut 0,5 persen menjadi USD 2.045,90.
Baca Juga
Harga emas mencapai posisi USD 2.072,19 pada Kamis, 4 Mei 2023. Angka ini sedikit dari rekor tertinggi USD 2.072,49 setelah the Federal Reserve isyaratkan siklus kenaikan suku bunga akan berakhir.
Advertisement
Faktor Pendorong Lonjakan Harga Emas
Sementara itu, Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assualbi menjelaskan, sejumlah faktor yang mendorong kenaikan harga emas dunia pekan ini.
Pertama, bank sentral AS atau the Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin pekan ini. Di sisi lain, bank sentral AS diprediksi menaikkan suku bunga hingga Mei 2023. Kenaikan suku bunga bank sentral ini menurut Ibrahim telah memicu kebangkrutan perbankan di AS. Hal itu membuat kekhawatiran sehingga mendorong pelaku pasar mengoleksi emas.
“(The Fed-red) hentikan siklus kenaikan suku bunga seiring perbankan di Amerika Serikat alami kebangkrutan. Selama ini suku bunga di AS dari 0 persen-9,25 persen menjadi 5.-5,25 persen membuat perbankan cenderung bangkrut di Eropa dan AS. Ini membuat (pelaku pasar-red) koleksi emas sebagai safe haven, dan inflasi tinggi,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Jumat (5/5/2023).
Kedua, Ibrahim menuturkan, Amerika Serikat kemungkinan alami gagal bayar obligasi pada 1 Juni 2023. Hal ini seiring belum ada kesepakatan antara partai Demokrat dan Republik di Kongres untuk menaikkan plafon utang. “Ini juga diamini oleh Menteri Keuangan. Plafon batas utang tidak dinaikkan akan menjadi malapetaka di ekonomi Amerika Serikat. Yield obligasi AS alami penurunan signifikan,” ujar dia.
Faktor ketiga yang mendorong kenaikan harga emas dunia, menurut Ibrahim berasal dai gejolak geopolitik di Ukraina.
Selain faktor tersebut, Ibrahim mengatakan, pelaku pasar juga menantikan data tenaga kerja Amerika Serikat (AS). Diharapkan tambahan tenaga kerja 160 ribu. Ibrahim menuturkan, jika tambahan tenaga kerja sesuai harapan akan berdampak positif untuk harga emas. Hal ini seiring ekonomi melambat dengan pengangguran bertambah sehingga dongkrak kemiskinan dapat membuat bank sentral pertahankan suku bunga.
“Harga emas dapat sentuh USD 2.100 per ounce. Secara teknikal, weekly emas menuju USD 2.100,” ujar dia.
Strategi Investasi Emas
Dengan kondisi harga emas dunia yang menuju rekor tertinggi, bagaimana strategi investasi di emas termasuk yang memegang logam mulia?
Ibrahim mengingatkan hati-hati jika masuk untuk membeli logam mulia karena harga sudah terlalu tinggi. Ia prediksi, harga emas akan sentuh level USD 2.100. Sebelum menuju posisi tersebut, ia prediksi harga emas melemah dulu dengan sentuh USD 2.040, 2.050, dan USD 2.060. “Harga emas akan koreksi dulu 2-3 kali baru sentuh USD 2.100,” kata dia.
Ia prediksi, jika sentuh USD 2.100, harga emas akan berpotensi naik lagi. Hal tergantung dari kondisi geopolitik di laut China Selatan antara Taiwan dan China serta hubungan antara Korea Utara dan Korea Selatan.
Dengan melihat kondisi itu, jika belum memiliki logam mulia, sebaiknya wait and see dulu karena harga masih tinggi. “Jika sudah investasi di logam mulia dan untung, bisa jual. Namun, jika yakin (harga emas-red) bisa berpotensi naik lagi, hold,” kata dia.
Advertisement
Prediksi Harga Emas pada 2023
Sebelumnya, harga emas akan bergerak ke kisaran USD 2.100 pada akhir tahun dan kemudian naik ke USD 2.200 pada akhir Maret 2024.
Dilansir dari laman Kitco News, Senin (1/5/2023), menurut UBS yang berbasis di Swiss, mereka melihat pembelian yang dilakukan bank sentral terhadap emas menjadi pendorong harga emas bisa meningkat.
Lantaran logam mulia adalah salah satu aset dengan kinerja terbaik pada tahun 2023, naik 9,2 persen tahun ini karena harga diperdagangkan sekitar USD 2.000 per ons.
"Fitur utama dari reli adalah permintaan bank sentral yang solid dan investor keuangan kembali ke pasar, dengan dana yang diperdagangkan di bursa (Exchange Traded Fund atau ETF) ditambah pasar berjangka dan opsi semuanya mencatat permintaan terkuat dalam lebih dari setahun. Maret adalah bulan pertama dari arus masuk bersih dari ETF dalam hampir satu tahun," kata UBS.
UBS melihat aktivitas pembelian emas bank sentral yang solid berlangsung selama satu tahun lagi. Dan sementara jenis permintaan ini biasanya tidak mempengaruhi harga secara langsung, level rekor yang disaksikan akhir-akhir ini meninggalkan dampak yang tak terbantahkan.
Secara tradisional, permintaan bank sentral dianggap sebagai penggerak harga urutan kedua, karena aktivitas pembelian jarang memenuhi skala arus yang sama terkait ETF, dana lindung nilai, dan permintaan investasi lainnya.
"Tapi ini semua berubah pada tahun 2022. Pembelian bank sentral kuat terakhir, tingkat permintaan tahunan tertinggi dalam catatan sejak tahun 1950. Bagian bank sentral dari total permintaan adalah 23 persen pada tahun 2022, dibandingkan 8-14 persen antara tahun 2011 dan 2019," ujar UBS.
Pembelian Emas
UBS mengutip Survei Tren Manajemen Cadangan HSBC yang menyurvei 83 bank sentral, mengungkapkan bahwa lebih dari dua pertiga responden mengira rekan mereka akan meningkatkan kepemilikan emas mereka pada tahun 2023. Dua alasan utama permintaan yang lebih tinggi adalah risiko geopolitik dan inflasi yang tinggi.
"Melihat sejauh ini pada tahun 2023, pembelian resmi telah mencapai lebih dari 120 metrik ton, yang, pada kecepatan ini, akan melihat total pembelian tahunan sekitar 750 metrik ton. Meskipun hal ini menunjukkan perlambatan laju pembelian, level ini, jika tercapai, akan menjadi yang tertinggi kedua dalam sejarah setelah rekor tahun lalu sebesar 1.136 metrik ton," kata catatan itu.
Permintaan dapat melambat karena kenaikan harga emas, tetapi volatilitas terkait pasar dan tren de-dolarisasi akan tetap menjadi pendorong yang mendorong bank sentral untuk membeli lebih banyak emas.
Setelah naik sekitar USD 150 dalam empat bulan pertama tahun ini, emas bisa mengalami kenaikan sebesar USD 100 lagi sebelum akhir tahun 2023.
Advertisement