Liputan6.com, Jakarta Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi di Indonesia mencapai Rp 349,8 triliun di kuartal II-2023. Secara sebaran, ternyata penanaman modal masih didominasi oleh wilayah di luar Pulau Jawa.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mencatat dengan realisasi tersebut, ada peningkatan 6,3 persen dari kuartal sebelumnya. Angka ini juga lebih tinggi 15,7 persen dari kuartal II-2022 lalu.
Baca Juga
"Berkat kerja keras kita semua target investasi kita di kuartal II itu Rp 349,8 triliun tumbuh QoQ kalau dibandingkan tumbuh 6,3 p kakau ktia bandingkan dengan tahun lalu tumbuh 15,7 persen,"ujar Bahlil dalam Konferensi Pers Realisasi Investasi Triwulan II dan Januari-Juni 2023, di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta, Jumat (21/7/2023).
Advertisement
Mengacu angka ini, jumlah penanaman modal asing (PMA) masih lebih tinggi dengan Rp 186,3 triliun atau 53,3 persen dari total modal yang masuk. Kemudian, rasio penanaman modal dana negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp 163,5 triliun atau 46 persen dari total.
Menurutnya realisasi investasi ini cukup ciamik ditengah kondisi ekonomi global yang masih bergejolak. Dengan mencatatkan angka tadi, Bahlil percaya kalau pengusaha global dan dalam negeri masih tertarik berinvestasi di Indonesia.
"Ini cerminan dari meskipun ekonomi global skealipun kita tahu semua belum dalam keadaan normal tetapi kepercayaan global kepada pemerintahan Indonesia ini luar biasa," katanya.
Jika dilihat dari sebaran investasinya, jumlah investasi ke Luar Pulau Jawa masih dominan dengan 52 persen. Rinciannya, ada masuk dana investasi senilai Rp 182 triliun dengan peningkatan 5,2 persen dari kuartal sebelumnya dan meningkat 15,9 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Selanjutnya, untuk investasi di Jawa, tercatat sebesar Rp 167,8 triliun atau setara 48 persen dari total investasi. Angkanini tumbuh 7,5 persen dari kuartal I-2023 dan tumbuh 15,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.
Â
Realisasi Kuartal I-2023
Diberitakan sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia melaporkan data realisasi investasi kuartal I-2023 (Periode Januari-Maret) sebesar Rp 328,9 triliun. Angka realisasi investasi ini tumbuh 16,5 persen dibanding dengan periode yang sama pada tahun 2022.
"Realisasi di kuartal pertama itu sebesar Rp 328,9 triliun, dimana secara QoQ dibandingkan dengan kuartal IV-2022 itu masih tumbuh 4,5 persen, dan secara year on year tumbuh sebesar 16,5 persen," kata Menteri Investasi Bahlil dalam konferensi pers Realisasi Investasi Triwulan I-2023, Jumat (28/4/2023).
Realisasi di kuartal I-2023 baru mencapai 23,5 persen dari target realisasi investasi tahun 2023 yaitu sebesar Rp1.400 triliun. Adapun realisasi investasi kuartal I tersebut mampu menyerap tenaga kerja Indonesia (TKI) sebanyak 384.892 orang.
Â
Advertisement
Jenis Penanaman Modal
Lebih lanjut, Bahlil menjelaskan pertumbuhan tersebut bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN).
Di Kuartal I-2023 ini, investasi asing yang masuk ke Indonesia tercatat Rp177,0 triliun atau mencapai 53,8 persen dari target. Angka PMA melampaui Penanaman Modal Dalam Negeri(PMDN) yang hanya Rp151,9 triliun atau 46,2 persen dari capaian investasi periode ini.
"Sekalipun memang PMA lebih banyak bukan berarti PMDN tidak tumbuh, cuman tumbuhnya tidak sebesar PMA secara year on year tapi secara QoQ PMDN tumbuhnya lebih tinggi," ujarnya.
Optimis
Bahlil pun optimis, tingkat kepercayaan dunia usaha internasional kepada Indonesia masih tetap baik, bahkan menunjukkan peningkatan sebanyak 20,2 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Kami terus mengawal investasi di sektor strategis yang memberikan nilai tambah, seperti hilirisasi sumber daya mineral," ujar Bahlil.
Pada periode kuartal I-2023 ini, realisasi PMA pada sektor manufaktur khususnya industri logam menempati urutan pertama pada kuartal I 2023 ini yaitu sebesar USD 2,9 miliar. Hal tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah melalui program hilirisasi sumber daya alam telah berdampak positif terhadap capaian kinerja investasi di tahun 2023.