Liputan6.com, Jakarta - Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Odo R.M Manuhutu menyerukan pentingnya Indonesia melakukan investasi pada bidang research and development (R&D) atau riset dan pembangunan.
Odo menjelaskan, bahwa riset dan pembangunan penting di suatu industri, khususnya mendukung pemanfaatan dan mempercepat proses sertifikasi TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) produk dalam negeri.
"Kalau kita lihat general expenditure untuk research and development di Indonesia dibandingkan negara lain itu masih dibawah 1 persen, hanya sekitar nol koma sekian persen. Sementara di Amerika 3 persen, dan China 2 persen," ungkap Odo dalam acara Road Temu Bisnis Tahap VI yang disiarkan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pada Jumat (28/7/2023).
Advertisement
Odo menambahkan, investasi pada bidang research and development di industri juga bisa memungkinkan adanya nilai tambah pada produk dalam negeri.
"TKDN pasti akan naik dengan sendirinya kalau kita mendorong research and development," jelasnya.
Dalam kesempatan itu, Odo juga membeberkan 7 langkah strategis penguatan produk dalam negeri.
Langkah strategis pertama, adalah realisasi belanja PDN oleh Kementerian/Lembaga dan BUMN yang baru sebesar Rp 391 triliun, mencapai minimal Rp1171 triliun pada akhir tahun.
Langkah kedua, adalah "mengoptimalkan penggunaan Kartu Kredit Indonesia, sebagai alat pembayaran utama belanja PDN oleh seluruh K/L/Pemda".
Kemudian di langkah selanjutnya, meningkatkan belanja UMK dari Rp.191 triliun menjadi minimal Rp. 400 triliun, atau 40 persen dari anggaran belanja barang dan jasa.
"Tingkatkan sertifikasi TKDN produk PDN khususnya UMKM di e-katalog (dan) implementasikan skema reward dan punishment, melalui penyesuaian alokasi DAK berdasarkan kriteria pemenuhan PDN," demikian langkah strategis keempat dan kelima.
Adapun akselerasi harmonisasi RUU agar dapat disahkan pada Agustus 2023 dan pengembangan peta jalan penurunan impor dan Identifikasi potensi pengembangan industri substitusi impor.
Mendag: Kita Bisa Serbu Pasar Dunia Kalau Bangga Produk Buatan Sendiri
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan alias Zulhas mengingatkan agar kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal tidak hanya menjadi slogan tetapi harus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.
“Sebagaimana visi kita (Indonesia) kan ingin jadi negara maju pada 2045," kata Zulkifli Hasan, saat "Kampanye Kecintaan Produk Dalam Negeri Melalui Gernas BBI", di SMK Muhammadiyah 1 Semarang, Jawa Tengah, Senin (24/7/2023).
Untuk menjadi negara maju, menurut Zulhas Indonesia harus mampu menguasai pasar dunia, harus dilandasi kecintaan dan kebanggaan terhadap produk nasional, bahkan tidak boleh membeli produk impor.
“Kita bisa menyerbu pasar dunia kalau kita sendiri bangga akan buatan kita. Kalau beli produk luar semua, gimana mau nyerbu pasar negara lain? Jadi, banggalah buatan negeri sendiri," katanya pula.Kemudian, dengan kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal, sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan industri nasional akan digenjot sehingga mampu mendongkrak perekonomian nasional.
"Bisa mengembangkan UMKM, mengembangkan industrinya, produk jadi lebih unggul, lebih bagus. Jadi, Indonesia bisa ekspor dan menguasai pasar dunia," katanya lagi.
Advertisement
Mempersiapkan Diri
Artinya, Mendag Zulkifli menegaskan kecintaan dan kebanggaan terhadap produk lokal harus terus berlanjut bagi masyarakat, terutama bagi generasi muda, mulai dari usia kanak-kanak hingga usia SMP dan SMA.
“Sehingga bangga buatan Indonesia tidak hanya slogan, tidak hanya gerakan, tetapi menjadi perilaku. Dan semua negara begitu. Coba saja ke Jepang, Korsel (Korea Selatan), apalagi Eropa sekarang," katanya.
Selain itu, Mendag merekomendasikan agar para pelajar mempersiapkan diri untuk masa depan, apakah ingin langsung bekerja atau melanjutkan studi.
"Setelah lulus SMK, seharusnya anak-anakku sudah bisa mandiri. Harus mampu berdiri di atas kakinya sendiri dan tidak menggantungkan diri kepada orangtua. Termasuk nanti melanjutkan kuliah," kata dia lagi.
"Kalian harus bersungguh-sungguh belajar. Artinya, mengoptimalkan apa yang diberikan Allah SWT. Harus bisa menyiapkan diri dengan baik dalam menghadapi era globalisasi," kata Mendag.