Jadi Penyakit Mematikan, Biaya Pengobatan Kanker Serviks Capai Rp 4,5 Triliun per Tahun

Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, biaya kesehatan untuk menanggung pengobatan penyakit kanker serviks mencapai Rp4,5 triliun per tahun.

oleh Septian Deny diperbarui 02 Agu 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 02 Agu 2023, 18:00 WIB
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, biaya kesehatan untuk menanggung pengobatan penyakit kanker serviks mencapai Rp4,5 triliun per tahun
Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, biaya kesehatan untuk menanggung pengobatan penyakit kanker serviks mencapai Rp4,5 triliun per tahun

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut, biaya kesehatan untuk menanggung pengobatan penyakit kanker serviks mencapai Rp4,5 triliun per tahun. Penyebab utama kanker serviks sendiri akibat infeksi Human Papilloma Virus atau dikenal sebagai virus HPV.

"Saya mencatat ada Rp4,5 triliun dana yang harus dikeluarkan untuk mengobati kanker serviks Indonesia," ujarnya di Hotel Ritz Carlton Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (2/8).

Dante mengungkapkan, kanker serviks sendiri menempati urutan kedua jenis kanker penyebab kematian di Indonesia. Adapun, urutan pertama masih ditempati oleh kanker payudara.

"Di Indonesia menduduki peringkat kedua,  ada 36.000 kasus (kanker serviks) baru setiap tahunnya, 36.000 kasus, dan 21.000 kematian setiap tahunnya," ungkap Dante.

Untuk itu, pemerintah terus mendorong perluasan akses terhadap vaksin HPV di Indonesia melalui Program Imunisasi Nasional berbasis sekolah mulai bulan Agustus 2023. Ditargetkan sebanyak 2,9 juta anak usia kelas 5 sampai 6 SD anaknya memperoleh vaksin pencegah kanker serviks tersebut.

Program Vaksinasi

"Program vaksinasi nasional dilakukan di 38 provinsi di Indonesia dan berencana akan dilakukan pada bulan Agustus (2023) untuk sekitar 2,9 juta anak Indonesia berusia masuk di kelas 5 sekolah dasar dan 6," tegas Dante.

Sementara itu, bagi orang dewasa yang belum memperoleh layanan vaksinasi HPV dapat melakukan metode skrining untuk deteksi lebih dini. . Beberapa diantaranya seperti pemeriksaan IVA, Pap smear, dan HPV DNA.

"(Penyakit Kanker serviks) Ini  masalah krusial yang harus diatasi bersama, dan teknologi sudah membuktikan membuktikan bahwa vaksinasi kanker serviks ini bisa digunakan untuk mencegah," pungkas Dante. 

 

ReporterL Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Peringati Hari Anak Nasional 2023, Sri Mulyani Paparkan Anggaran untuk Kesejahteraan Anak Termasuk Penurunan Stunting

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE), di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jumat (28/7/2023). (Tira/Liputan6.com)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Devisa Hasil Ekspor (DHE), di kantor Kementerian Bidang Perekonomian, Jumat (28/7/2023). (Tira/Liputan6.com)

Setiap 23 Juli diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Pada 2023, Hari Anak Nasional mengambil tema Anak Terlindungi, Indonesia. Pada momen Hari Anak Nasional ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani tak lupa mengucapkan Selamat Hari Anak.

Melalui akun instagram resmi Sri Mulyani @smindrawati, Minggu (23/7/2023), Sri Mulyani unggah video kartun yang mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional 23 Juli 2023.

Selain itu, Sri Mulyani juga memaparkan sejumlah anggaran untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) termasuk anak-anak.

Sri Mulyani menyampaikan di tengah populasi sebagian negara di dunia yang mulai menua dan menurun, Indonesia termasuk negara yang memiliki bonus demografi muda.

“Artinya, kita memiliki lebih banyak sumber daya manusia produktif yang tentunya perlu didukung dan dibekali agar memiliki daya saing,” kata dia.

Ia menuturkan, APBN#UangKita pada 2023 juga menempatkan prioritas nasional untuk peningkatan kualitas SDM-khususnya untuk anak.

“Untuk mendukung kesejahteraan anak di bidang kesehatan dan perlindungan tahun 2023 APBN mengalokasikan anggaran sebesar Rp 49,4 triliun,” tulis dia.

Sri Mulyani menjabarkan, alokasi anggaran itu disalurkan melalui beberapa kementerian/lembaga (K/L) untuk penyelenggaraan imunikasi, pembinaan gizi kesehatan ibu dan anak, pemenuhan hak dan perlindungan anak, hingga pembinaan keluarga dengan balita dan anak.

“Tahun 2023, APBN telah mengalokasikan sebesar Rp 30,04 triliun untuk percepatan penurunan stunting. Sebesar Rp 28,1 triliun manfaat dari alokasi disalurkan kepada masyarakat dalam bentuk pemberian makanan tambahan, obat-obatan, bansos, dll,” tulis dia.

Sri Mulyani menuturkan, anak-anak Indonesia juga harus didukung melalui pendidikan hingga ke jenjang yang tinggi. “APBN setiap tahun mengalokasikan 20 persen dari total anggaran untuk pendidikan di mana sebagian besar dimanfaatkan untuk meningkatkan kebutuhan pendidikan dasar SD-SMA,” tulis dia.

Sri Mulyani menulis, untuk mencapai cita-cita Indonesia Maju pada 2045, anak-anak Indonesia harus terlindungi dan terpenuhi hak-haknya. Ia pun kembali mengucapkan Selamat Hari Anak Nasional. “Selamat Hari Anak Nasional,” ujar dia.

Jokowi Ucapkan Selamat Hari Anak Nasional 2023

Pesona Para Pejabat Kenakan Batik Colorfull
KTT ASEAN Sebagai wadah bertemunya para pertemuan dari beberapa negara yaitu Indonesia, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Malaysia, Filipina, Singapura, Vietnam dan Timor Leste. Jokowi tampil mengenakan batik panjang warna biru dipadukan celana hitam. Credit: @sekretariat.kabinet

Sebelumnya dikutip dari Kanal News Liputan6.com, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyampaikan ucapan selamat Hari Anak Nasional yang dirayakan setiap tanggal 23 Juli. Jokowi menyampaikan generasi terbaik bangsa lahir di era yang bisa memberikan kesempatan bagi anak untuk tumbuh bebas, cerdas, dan ceria.

"Generasi terbaik bangsa selalu lahir dari zaman yang memberi tempat yang lapang bagi setiap anak untuk bertumbuh bebas, cerdas, dan ceria," jelas Jokowi melalui akun Instagramnya, Minggu (23/7/2023).

Jokowi juga berbicara pentingnya perlindungan dan kesempatan bagi anak untuk berkembang. Menurut dia, hal itu merupakan pertaruhan masa depan bangsa.

"Perlindungan dan kesempatan bagi anak untuk berkembang adalah pertaruhan masa depan bangsa," ujarnya.

Setiap 23 Juli, masyarakat Indonesia memperingati Hari Anak Nasional (HAN). Penetapan tanggal tersebut ternyata harus melewati sejarah yang cukup panjang.

Mengutip dari tajinan.malangkab.go.id, peringatan HAN bermula dari Kongres Wanita Indonesia (Kowani) pada 1951. Dalam Kongres tersebut disepakati adanya peringatan Pekan Kanak-kanak setiap 18 Mei, yang dimulai pada 1952.

Kemudian pada 1953, Kowani mengubah tanggal peringatan Hari Kanak-kanak Indonesia menjadi 1-3 Juli. Perubahan itu dilakukan oleh Kowani usai berdiskusi dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Alasan perubahan tersebut dilakukan agar peringatan penting itu bisa bertepatan dengan libur sekolah anak. Selanjutnya pada 1959, peringatan Pekan Kanak-kanak kembali diubah menjadi 1-3 Juni.

Tanggal tersebut dipilih karena bertepatan dengan peringatan Hari Anak Internasional. Selain itu, perubahan juga dilakukan atas saran Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani).

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya