ASEAN Weekend Market Dibuka, UMKM Punya Peluang Memperluas Pasar

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM. Harapannya, hal itu bisa menjadi dorongan bagi pengembangan UMKM.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Sep 2023, 17:15 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 17:15 WIB
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM. Harapannya, hal itu bisa menjadi dorongan bagi pengembangan UMKM.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM. Harapannya, hal itu bisa menjadi dorongan bagi pengembangan UMKM.

Beberapa aspek yang disorotinya adalah peningkatan literasi digital, pasar setara di e-commerce, hingga menumpas praktik predatory pricing.

"Sampai dengan menghadirkan akses keuangan yang mudah berbasiskan rekam data transaksi untuk credit scoring," ujar dia dalam Pembukaan ASEAN Weekend Market di Gedung Serbaguna Senayan, Jakarta, dikutip dari keterangannya, Jumat (1/9/2023).

Teten menambahkan, Kemenkop UKM sebelumnya telah menjadi tuan rumah pada ASEAN Inclusive Business (IB) Summit pada 23-25 Agustus 2023 di Nusa Dua, Bali. Terdapat beberapa usulan terkait komitmen para pemimpin ASEAN untuk membangun Komunitas Ekonomi ASEAN yang kuat, inklusif, dan terintegrasi dengan ekonomi global.

“Salah satu usulannya adalah Indonesia sebagai ASEAN IB Center yang dipusatkan di Smesco Indonesia,” katanya.

Peluang bagi UMKM

Menurutnya peluang ini dapat menjadi momentum bagi pelaku koperasi dan UMKM agar dapat beradaptasi dengan isu-isu strategis yang diangkat seperti transformasi digital UMKM. Serta model bisnis yang mengadopsi transisi produksi ke arah ramah lingkungan dan berkelanjutan dengan pemanfaatan energi terbarukan.

“Selain itu, kesempatan ini bisa dijadikan sebagai upaya bersama dalam mendorong UMKM dalam memperluas akses pasar dan masuk ke rantai pasok global khususnya di Kawasan ASEAN,” ujar Menteri Teten.

 

Konsep Berbeda

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM.
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta ASEAN turut memperkuat ekosistem digital bagi UMKM. Harapannya, hal itu bisa menjadi dorongan bagi pengembangan UMKM.

Di tempat yang sama, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan acara ini tidak seperti eksebisi UMKM lainnya. Berbagai pelaku UMKM di ASEAN tergabung dalam acara ini mulai dari fesyen, kerajinan tangan, kuliner, dan lainnya.

“Acara ini memperlihatkan keunikan dan keberagaman kultur di ASEAN. UMKM merupakan tulang punggung ekonomi di Indonesia dan bahkan mungkin di beberapa negara ASEAN lain. Acara ini menjadi momentum untuk menghargai kerja keras UMKM guna menjadi usaha yang sukses,” ucap Arsjad.

Kemudian, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pemberdayaan Perempuan Tri Hanurita menambahkan acara ini tidak hanya menyatukan pelaku UMKM di ASEAN tapi menjadi showcase kekayaan Asia.

“Kami ingin tingkatkan exposure dan jangkauan pasar. Singapura, Malaysia, Kamboja, Filipina, dan Myanmar tergabung dalam acara ini dan ini menjadi kesempatan bagi pelaku UMKM untuk memperluas pasarnya,” ujar Tri Hanurita.

“Acara ini juga menjadi ajang untuk menghubungkan pelaku UMKM di ASEAN. Lalu promosi budaya dan kreativitas lokal juga dapat menjadi wadah untuk mempromosikan budaya di tingkat lokal dan internasional. Harapan kami acara ini penuh manfaat dan produktif bagi UMKM di ASEAN untuk memperluas usaha, meningkatkan pendapatan, memperluas pasar, hingga menembus pasar global,” sambung dia.

 

Perkuat Ekosistem

Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menggelar ASEAN Weekend Market di Gedung Serbaguna Senayan, pada 1 hingga 3 September 2023. (Ayu/Merdeka.com)
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia bersama ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC) menggelar ASEAN Weekend Market di Gedung Serbaguna Senayan, pada 1 hingga 3 September 2023. (Ayu/Merdeka.com)

Sebelumnya, ASEAN adalah potensi pasar yang besar bagi banyak negara. Hal ini bisa terjadi karena jumlah populasi penduduk di Asia Tenggara mencapai 679 juta jiwa. Jumlah tersebut 8 persen dari seluruh penduduk dunia.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menjelaskan, dengan pasar yang sangat besar ini, pertumbuhan ekonomi regional ASEAN di 2022 mencapai 5,6 persen. Angka ini di atas rata-rata nilai pertumbuhan ekonomi dunia yang tercatat 3,1 persen.

"Dan salah satu juaranya, termasuk Indonesia dalam 7 triwulan, Indonesia terus tumbuh di atas 5 persen dan ini luar biasa, jadi kalau di G20 dan ASEAN, Indonesia itu bersama India, China bisa tumbuh di atas 5,2 persen," kata Teten dalam acara pembukaan ASEAN Weekend Market, Jakarta, Jumat (1/9/2023).

ASEAN bukan hanya kaya akan produk-produk berbasis kreativitas, seperti fashion, kuliner, dan craft, namun ASEAN juga unggul untuk produk pangan dunia, meliputi pertanian dan perikanan.

 

Produk Perikanan

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam acara pembukaan ASEAN Weekend Market, Jakarta, Jumat (1/9/2023). (Ayu/Merdeka.com)
Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, dalam acara pembukaan ASEAN Weekend Market, Jakarta, Jumat (1/9/2023). (Ayu/Merdeka.com)

Pada tahun 2019, produk di sektor perikanan ASEAN menyumbang 21,9 persen dari total produksi perikanan dunia, dan diprediksikan meningkat lebih dari 5 persen pada tahun 2025.

"Nilai ekspor udang negara-negara ASEAN sekitar 16,5 persen dari total ekspor dunia yang sebagian besar berasal dari Indonesia, Vietnam, Thailand. Kondisi serupa juga untuk produk rumput laut yang tersebar sepanjang garis pantai Indonesia dan Filipina," terang Teten.

Tidak hanya perikanan, Teten bilang, ASEAN juga sentra produksi buah-buah tropis dari pertanian. Misalnya produksi Nanas sekitar 27 persen.

"Produksi nanas dunia bersumber dari negara-negara ASEAN. Filipina 2,7 juta ton, Indonesia 2,4 juta ton dan Thailand 1,5 juta ton dan ini semua melibatkan para pelaku UMK," imbuh Menteri Koperasi dan UKM itu.

Kendati begitu, menurut Teten masih ada tantangan yang dihadapi oleh negara-negara ASEAN, yakni bagaimana menyiapkan ekosistem usaha yang menumbuhkan dan memudahkan pelaku usaha mikro dan kecil di sektor pertanian dan perikanan untuk tumbuh dan naik kelas dengan berkoperasi dan kemitraan rantai pasok.

"Disinilah peran ASEAN menjadi strategis sebagai platform bersama untuk memperkuat ekosistem inter dan antar UMKM koperasi di ASEAN. Belum kita bicara soal kopi, Indonesia pemain nomor 3 di dunia, kalau kita gabung dengan Vietnam kita bisa jadi nomor 2 dunia," Teten mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya