Indonesia Sudah Punya 15 Proyek Penyimpanan Karbon

Kementerian ESDM bekerja sama dengan kementerian terkait di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, saat ini sedang menyusun Peraturan Presiden tentang Carbon Capture and Storage (CCS) atau penyimpanan karbon.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 11 Sep 2023, 19:00 WIB
Diterbitkan 11 Sep 2023, 19:00 WIB
Ilustrasi emisi karbon (unsplash)
15 proyek Carbon Capture and Storage (CCS) di Indonesia sedang dalam studi percontohan yang mana salah satu dari proyek tersebut telah memenuhi standar. Ilustrasi emisi karbon (unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia sejauh ini telah memiliki 15 proyek yang berfokus pada pengembangan teknologi Carbon Capture and Storage (CCS) atau penyimpanan karbon di sektor minyak dan gas bumi (Migas). Hal itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.

Dikatakannya, 15 proyek CCS tersebut sedang dalam studi percontohan yang mana salah satu dari proyek tersebut telah memenuhi standar.

"Saat ini, 15 proyek CCS/CCUS di sektor minyak dan gas sedang dalam tahap studi percontohan dan salah satunya telah memenuhi persyaratan," ungkap Tutuka dalam acara IICCS Forum 2023 di Hotel Mulia, Jakarta pada Senin (11/9/2023).

"Proyek-proyek ini membutuhkan kemajuan teknologi dan kolaborasi keuangan. Berdasarkan hasil sementara penelitian, potensi penyimpanan dari minyak dan gas bumi yang adalah sekitar 4,31 gigaton CO2," paparnya.

Dirjen Migas juga menyebut, Pemerintah tengah menyusun peraturan terkait penerapan dan investasi CCS.

“Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral bekerja sama dengan kementerian terkait di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, saat ini sedang menyusun Peraturan Presiden tentang CCS di luar kegiatan hulu migas untuk mendukung pengurangan emisi,” katanya.

Saat ini, Kanada, Amerika Serikat, Inggris dan Australia memiliki kebijakan terkait teknologi CCS yang terbaik. Negara-negara itu juga memberikan tingkat insentif yang tinggi untuk investasi sektor swasta sehingga kegiatan CCS lebih maju dan mapan.

“Hal ini dapat menjadi pembelajaran untuk memperkaya perbaikan regulasi CCS di Indonesia,” imbuhnya.

Sebagai informasi, teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS) merupakan teknologi yang sangat efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penangkapan karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, lalu menyimpannya dengan aman di bawah tanah.

IICCS Forum 2023 Dorong Kolaborasi Penyimpanan Karbon RI dengan Sektor Energi Global

Ilustrasi Karbon Dioksida (CO2).
Karbon dioksida (CO2) (Sumber: Pixabay)

International & Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) menggelar IICCS Forum 2023 pada Senin, 11 September 2023.

Dijadwalkan berlangsung hingga 12 September 2023, IICCS Forum 2023 merupakan kegiatan forum, eksibisi, dan short course yang mengumpulkan perusahaan dan penggiat di sektor energi untuk bersama-sama menemukan solusi yang dibutuhkan dalam pengembangan teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon atau Carbon Capture Storage (CCS).

CCS sendiri menjadi teknologi utama dalam mengatasi perubahan iklim global.

Dengan mengusung tema “Pioneering The Energy Landscape Decarbonization Future: Harnessing The Power of CCS Globally for A Cleaner Future and Economic Growth”, forum ini juga merupakan salah satu side events dari KTT ASEAN dan didukung oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia.

“International & Indonesia Carbon Capture Storage (CCS) Forum 2023 akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang peran penting CCS dalam mengatasi perubahan iklim serta menciptakan masa depan yang lebih bersih, hijau, dan berkelanjutan. Tujuan diadakannya IICCS Forum ini, bukan hanya sampai pada diskusi, tetapi juga diharapkan mampu mendorong terjadinya kerjasama dari berbagai sektor dalam menemukan solusi yang dibutuhkan dalam penerapan CCS di ASEAN region, khususnya di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari sinergitas antara pemerintah, pelaku industri, serta masyarakat yang turut serta dalam forum ini ” kata Direktur Eksekutif ICCS Center, Dr. Belladona Troxylon Maulianda dalam keterangannya di Jakarta, Senin (11/9/2023).

Jadi Keharusan

Adapun ketua panitia pelaksana IICCS Forum 2023 Merry Marteighianti, mengatakan bahwa penerapan CCS bukan lagi merupakan pilihan, melainkan keharusan.

Dia menambahkan, CCS dapat membantu negara-negara mencapai tujuan pengurangan emisi karbon mereka sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Teknologi

FOTO: Aksi Bersepeda Sebagai Solusi Kurangi Emisi dan Karbon
Pegiat bersepeda dan aktivis pecinta lingkungan saat aksi gowes Kelap Kelip Jakarta Night Ride #NOP26 di Kawasan Dukuh Atas, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (26/11/2021). Aksi bertujuan untuk mendorong penggunaan sepeda sebagai solusi transportasi nol emisi. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Tidak hanya sampai pada diskusi, IICCS Forum 2023 juga akan menjadi wadah bagi perusahaan dan peneliti untuk menunjukkan perkembangan terbaru teknologi CCS.

Sementara dalam ekhibisinya, IICCS Forum menampilkan inovasi terkini dalam penangkapan dan penyimpanan karbon, proyek-proyek pionir yang telah berhasil, serta peluang investasi dalam sektor ini.

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Jodi Mahardi menyampaikan bahwa pemerintah senantiasa memberikan dukungan bagi pengembangan CCS dalam mencapai masa depan yang lebih bersih dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Indonesia yang terdiri dari 17.000 kepulauan, memerlukan investasi yang besar untuk meningkatkan industri CCS dalam negeri. Pencapaian ini harus dilakukan dengan langkah-langkah strategis, terukur dan berkelanjutan.

Sebagai informasi, teknologi Penangkapan dan Penyimpanan Karbon (CCS) merupakan teknologi yang sangat efektif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penangkapan karbon dioksida (CO2) dari proses industri dan pembangkit listrik, lalu menyimpannya dengan aman di bawah tanah. 

Infografis Journal
Infografis Journal Dunia Kepanasan, Akibat Perubahan Iklim Ekstrem?. (Liputan6.com/Tri Yasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya