2 Jurus Bikin Pasar Tanah Abang Ramai Lagi

Ekonom mengungkapkan ada dua langkah yang bisa dilakukan Pemerintah dalam menangani isu pedagang di Pasar Tanah Abang yang tergerus pedagang online

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 22 Sep 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 18:00 WIB
Pasar Tanah Abang Sepi Pengunjung
Ekonom mengungkapkan ada dua langkah yang bisa dilakukan Pemerintah dalam menangani isu pedagang di Pasar Tanah Abang yang tergerus pedagang online. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Liputan6.com, Jakarta Ekonom mengungkapkan ada dua langkah yang bisa dilakukan Pemerintah dalam menangani isu pedagang di Pasar Tanah Abang yang tergerus pedagang online.

Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, langkah pertama adalah mengatur platform perdagangan digital termasuk social commerce.

“Pengaturan social commerce seperti pemisahan antara platform social media dan e-commerce, pelarangan predatory pricing atau promo berlebihan hingga pengaturan algoritma multlak diperlukan,” kata Bhima dalam pesan tertulis kepada Liputan6.com, Jumat (22/9/2023).

“Jadi tetap harus ada pengawasan atas persaingan usaha dan barang impor,” sambungnya.

Langkah Kedua

Langkah kedua, adalah kebijakan afirmasi pedagang.

“Misalnya dengan diskon sewa tempat, subsidi tagihan listrik di pasar Tanah Abang hingga memberikan pinjaman bunga 0 persen,” papar Bhima.

Di sisi lain, Bhima juga tidak melihat diperlukan adanya larangan bagi pedagang untuk berjualan di TikTok, dengan catatan, platform tersebut dapat memisahkan media sosialnya dengan e-commerce.

“TikTok tidak perlu dilarang buat e-commerce tapi aplikasinya dipisah. Pedagang yang tadinya jual di social commerce bisa pindah ke platform ecommerce,” jelasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


E-Commerce Bukan Pembunuh Pasar Tanah Abang

Pasar Tanah Abang Sepi Pengunjung
Menurut beberapa pemlik kios, Pasar Tanah Abang kini memang makin sepi pembeli, meskipun masih ramai orang yang berlalu lalang di sana. Beberapa kios di sekitar pasar juga tampak tutup, sementara pedagang yang buka hanya terlihat duduk di depan tokonya karena tidak ada pengunjung yang singgah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Maraknya peredaran produk impor di platform penjualan online dinilai merugikan produk UMKM lokal, termasuk para pedagang Pasar Tanah Abang. Peningkatan sosialisasi dan promosi produk lokal dinilai perlu lebih ditingkatkan lagi.

Sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyoroti banyaknya produk impor yang dijual murah di e-Commerce. Dampaknya, banyak produk UMKM lokal yang tak bisa bersaing dari sisi harga.

Menanggapi itu, Ketua Asoasiasi E-Commerce Indonesia (IdEA) Bima Laga mengatakan, e-commerce bukan menjadi penyebab sepinya para pedagang Pasar Tanah Abang. Hanya saja menurutnya penjual produk lokal perlu meningkatkan lagi upaya memasarkan produknya. Dibarengi dengan sosialisasi terkait keunggulan dari produk-produk UMKM lokal.

"Terkait masih peredaran produk impor, mungkin sosialisasi pada pelaku usaha juga harus ditingkatnya. Mereka yang menjadi seller di platform e-commerce juga harus diberi pemahaman pentingnya mendukung produk lokal," ujar Bima kepada Liputan6.com, Kamis (21/9/2023).

 


Dukungan

Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online
Ilustrasi belanja online, ecommerce, e-commerce, toko online. Kredit: athree23 via Pixabay

Dia mengatakan IdEA turut berperan untuk mendorong produk UMKM lokal bisa meningkatkan kapasitasnya sehingga bisa bersaing dengan banyak produk di e-commerce. Misalnya dengan memberikan pelatihan pemasaran ke penjual.

"Kami dan member (IdEA) memberi pelatihan product development hingga digital marketing dan branding. Bahkan festival belanja angka kembar juga merupakan dukungan pelaku industri untuk membantu mendorong penjualan produk lokal," ungkapnya.

Dia menegaskan, dua poin penting yang harus dilakukan oleh penjaja barang produk lokal adalah sosialisasi mengenai produknya. Kemudian juga dibarengi dengan edukasi akan kualitas dan keunggulan produk lokal.

"Jadi, sosialisasi dan edukasi ke pelaku usaha yang menjalankan usahanya secara daring itu juga perlu digiatkan sih," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya