Meta Kembali PHK Karyawan, Kali Ini Sasar Divisi Reality Labs

Belum diketahui jumlah karyawan yang terdampak PHK di unit Facebook Agile Silicon Team, atau FAST.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 04 Okt 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 04 Okt 2023, 14:00 WIB
Meta Sign
Facebook meluncurkan tanda Meta baru mereka di kantor pusat perusahaan di Menlo Park, California, Kamis, 28 Oktober 2021. Facebook Inc. yang diperangi mengubah namanya menjadi Meta Platforms Inc., atau Meta, untuk mencerminkan apa yang CEO Mark Zuckerberg mengatakan komitmennya untuk mengembangkan t

Liputan6.com, Jakarta - Pemilik Facebook, Meta kembali dikabarkan akan melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) terhadap karyawannya di divisi Reality Labs yang berorientasi metaverse, berfokus pada pembuatan silikon khusus.

Melansir CNBC International, Rabu (4/10/2023) dua sumber yang terkait dengan PHK melaporkan bahwa karyawan yang terdampak dikabarkan tentang pemberhentian tersebut dalam sebuah postingan di forum diskusi internal Meta Workplace.

Postingan tersebut mengatakan mereka akan diberitahu tentang status mereka di perusahaan pada Rabu pagi, menurut salah satu sumber.

Sementara itu, juru bicara Meta menolak mengomentari kabar PHK tersebut.

Belum diketahui juga jumlah karyawan yang terdampak PHK di unit Facebook Agile Silicon Team, atau FAST, yang memiliki sekitar 600 karyawan.

Unit FAST ditugaskan untuk mengembangkan chip khusus untuk menggerakkan perangkat keras augmented reality dan virtual reality yang diproduksi oleh divisi Meta's Reality Labs.

Seperti diketahui, Meta saat ini membuat rangkaian headset realitas campuran yang disebut Quest dan kacamata pintar yang dirancang oleh pembuat kacamata Ray-Ban, yang dapat melakukan streaming video dan berbicara dengan pemakainya melalui teknologi virtual kecerdasan buatan baru.

Mereka mengumumkan versi baru dari kacamata pintar dan headset Quest yang berorientasi konsumen, Quest 3, pada konferensi tahunan Connect pekan lalu.

Perusahaan ini juga sedang membuat kacamata augmented reality yang mampu memproyeksikan objek virtual ke lensa tembus pandang, bersama dengan jam tangan pintar terkait, menurut salah satu sumber.

Namun, Meta kesulitan membuat chip yang dapat bersaing dengan silikon yang diproduksi oleh penyedia eksternal dan telah beralih ke pembuat chip Qualcomm untuk perangkat yang saat ini ada di pasaran, termasuk headset Quest dan kacamata Ray-Ban.

Meta PHK 490 Karyawan di Irlandia, Target Total Seluruh Dunia 10 Ribu Pegawai

Meta
Facebook baru saja mengumumkan perubahan nama menjadi Meta. (Foto: Facebook)

Platforms Inc memperkirakan akan memangkas sekitar 490 pekerjanya di kantor pusat internasionalnya di Dublin, Irlandia.

Melasir Channel News Asia, Kamis (25/4/2023) angka itu setara hampir 20 persen dari tenaga kerja Meta di Irlandia, juga bagian dari 10.000 karyawan Meta secara global yang terdampak PHK.

Seperti diketahui, perusahaan induk Facebook itu mulai melakukan gelombang terakhir PHK secara global pada Rabu (24/4). 

Karyawan yang terdampak PHK di Dublin, di mana Meta memiliki sekitar 2.500 karyawan tetap, termasuk keuangan, penjualan, pemasaran, analitik, operasi, dan teknik.

Sebelumnya, pada November 2022 Meta telah melakukan PHK pada 320 karyawannya di Irlandia dalam putaran awal pemotongan global dan jumlah terakhir pemutusan hubungan kerja pada putaran ini akan berdasarkan konsultasi kolektif.

Beberapa waktu sebelumnya, juru bicara Meta, yakni Nkechi Nneji, mengungkapkan bahwa CEO Mark Zuckerberg menyetujui perusahaan akan memangkas 10.000 karyawan lagi dalam beberapa bulan mendatang.

Disebutkan, PHK ini adalah bagian dari "tahun efisiensi", karena perusahaan berusaha untuk memperbaiki keuangan akibat penurunan pendapatan iklan yang berulang.

Selain itu, persaingan yang meningkat di industri digital juga ikut mempengaruhi pertumbuhan pengguna yang menimbulkan kerugian besar.

Meta Umumkan Bakal PHK 10.000 Karyawan Lagi

Facebook
Ilustrasi logo Facebook sebagai salah satu platform layanan Meta. (Sumber foto: Pexels.com).

Induk perusahaan Facebook, Meta pada hari Rabu bersiap kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Melansir Cnn.com di Jakarta, Kamis (20/4), PHK kali ini menyasar pada pekerja teknis termasuk Engineer.

Juru bicara Meta, Nkechi Nneji menyampaikan, CEO Mark Zuckerberg menyetujui bahwa perusahaan akan memangkas 10.000 karyawan lagi dalam beberapa bulan mendatang.Pemberitahuan Zuckerberg mengatakan bahwa restrukturisasi dan PHK di grup teknologi Meta akan berlangsung pada bulan April 2023.

Meta dilaporkan memberi tahu karyawan Amerika Utara untuk bekerja dari rumah pada hari Rabu untuk mengantisipasi PHK. Anggota tim perekrutan Meta juga telah diberitahu tentang PHK tambahan bulan lalu, dan pemotongan ke grup bisnis perusahaan diharapkan terjadi pada akhir Mei.

Pengurangan 10.000 pekerja ini menandai putaran kedua pemutusan hubungan kerja yang signifikan di Meta. Sebelumnya, pada bulan November lalu Meta telah menghilangkan sekitar 13 persen dari tenaga kerjanya, atau 11.000 pekerjaan, dalam satu putaran pemotongan terbesar dalam sejarahnya.

Meta mengatakan PHK ini adalah bagian dari "tahun efisiensi", karena perusahaan berusaha untuk memperbaiki keuangan akibat penurunan pendapatan iklan yang berulang. Selain itu, persaingan yang meningkat di industri digital juga ikut mempengaruhi pertumbuhan pengguna yang menimbulkan kerugian besar.

Zuckerberg juga telah mengambil tanggung jawab atas perekrutan berlebihan di awal pandemi, ketika ada permintaan yang kuat untuk produk perusahaan dan iklan online, yang agak menurun begitu dunia dibuka kembali.

Mark Zuckerberg mengatakan bulan lalu bahwa, dalam beberapa kasus, mungkin diperlukan waktu hingga akhir tahun ini untuk menyelesaikan proses restrukturisasi stafnya.

"Seperti yang saya bicarakan tentang efisiensi tahun ini, saya telah mengatakan bahwa bagian dari pekerjaan kami akan melibatkan pemindahan pekerjaan  dan itu akan berguna untuk membangun perusahaan yang lebih ramping dan lebih teknis serta meningkatkan kinerja bisnis kami untuk memungkinkan jangka panjang kami visi," kata Zuckerberg dalam pernyataan di Maret 2023 lalu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya