Liputan6.com, Jakarta Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengungkapkan soal utang perusahaan BUMN kepada perusahaannya, PT Bukaka Teknik Utama.Tak tanggung-tanggung, utang tersebut mencapai Rp 300 miliar.
SVP Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita, menjelaskan, utang tersebut terkait dengan di Proyek Jakarta - Cikampek Elevated II (Tol MBZ).
Baca Juga
Saat ini nominal utang yang disebutkan Jusuf Kalla masih dalam tahap verifikasi penghitungan.
Advertisement
"Sehubungan dengan Pemberitaan di beberapa Media terkait Jusuf Kalla sebut utang Waskita Karya ke Bukaka Tembus Rp 300M, dapat kami sampaikan bahwa angka final masih dalam proses persiapan penghitungan/verifikasi di Proyek Jakarta - Cikampek Elevated II (Tol MBZ)," kata Ermy dalam keterangannya, Sabtu (14/10/2023).
Ermy menjelaskan, hubungan kontraktual yang terjalin adalah antara Waskita-Acset KSO dengan KSO Bukaka-KS. Kedua belah pihak telah bersepakat untuk menunjuk auditor eksternal yang independen dalam rangka meminta pendapat/reviu.
"Hasil reviu tersebut yang akan dijadikan dasar pembayaran Waskita-Acset KSO kepada KSO Bukaka-KS," ujarnya.
Selain itu, Waskita-Acset KSO telah melakukan kewajiban pembayaran kepada KSO Bukaka-KS yang sudah ditagihkan sesuai dengan jumlah pembayaran yang diatur dalam kontrak.
Jusuf Kalla Tagih Utang BUMN Rp 300 Miliar, Erick Thohir: Bukan Zaman Saya
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir merespon pernyataan Jusuf Kalla (JK) terkait utang perusahaan BUMN kepada perusahaannya, PT Bukaka Teknik Utama senilai Rp 300 miliar.
Erick menyebut, utang perusahaan BUMN terhadap perusahaan milik Jusuf Kalla tersebut terjadi untuk pembangunan proyek lama meski dia tidak merinci secara detail kronologi atas utang yang dimaksud. Dengan kata lain, utang terjadi sebelum dirinya menjabat Menteri BUMN.
"Saya yakini ini kan project (proyek) lama ya, maksudnya bukan jaman saya," kata Erick kepada awak media di Jakarta Theater, Jakarta Pusat, Jumat (13/10/2023).
Pada 2016
Erick mencontohkan, pada 2016 silam juga terdapat perusahaan BUMN yang masih memiliki utang atas proyek pembangunan jalan tol. Dia tidak mengungkap perusahaan BUMN yang dimaksud maupun vendor yang masih memiliki piutang ke perusahaan milik negara.
"Ada juga yang BUMN yang korup makanya, oknum kita penjarahin seperti Jiwasraya, Asabri, ataupun isu-isu yang di karya-karya. Tapi itu bukan situasi mencerminkan hari ini, kebanyakan lama, ada pembangunan jaman tol 2016 belum di bayar, itu kan keterlaluan," bebernya.
Meski begitu, Erick mengaku akan mengecek klaim JK terkait piutang terhadap perusahaan BUMN senilai Rp300 miliar. Dia juga berjanji untuk terus melanjutkan program bersih-bersih di tubuh perusahaan BUMN sebagaimana kesepakatan bersama Komisi VI DPR RI.
"Ya saya akan cek. Akan sya perhatikan (utang JK). Makanya saya bilang waktu itu sama Komisi VI ayo kita panggil direksi-direksi yang dulu merampok uang BUMN dan menyakiti rakyat," tegasnya.
Advertisement
Erick Thohir: Utang BUMN Rendah, Modal dan Kapitalisasi Pasar Tinggi
Menteri BUMN Erick Thohir meyakini kondisi perusahaan pelat merah secata keseluruhan dalam kondisi sehat. Ini dibuktikan dengan kapitalisasi pasar dari BUMN di bursa saham.
Tak cuma itu, Erick Thohir kembali menegaskan porsi utang secara kumulatif lebih rendah ketimbang modal yang tercatat. Dia mengaku sudah membahas bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal peningkatan kapitalisasi pasar dari emiten pelat merah.
"Kita juga detailkan mengenai kontribusi pajak itu juga terus konsisten, lalu juga kapasitas pasar, kemarin juga kita paparan ke Bu Menkeu ini terus ada peningkatan, sekarang valuasi dari pasar BUMN itu kalau yang ada di bursa itu naik dari Rp 1.719 (triliun) sekarang di Rp 2.200 triliun," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Dia mengungkap, sebelumnya sehatnya BUMN ditandai dengan porsi utang yang rendah ketimbang modal. Menurut catatannya, secara kumulatif utang BUMN berada di Rp 1.600 triliun, sementara modalnya sebesar Rp 3.200 triliun.
"Sekarang kapitalisasi pasarnya sendiri Rp 2.200 triliun itu sudah jauh lebih tinggi daripada tentu total hutang Rp 1.600 triliun, jadi ini kondisinya saya bisa yakinkan ini sehat," tegasnya.
Â