Jembatan Kaca Banyumas Pecah Tewaskan Pengunjung, Wisata Serupa Wajib Evaluasi

Pengelola wajib memastikan jembatan kaca bisa dikunjungi wisatawan rutin. Pengelola juga dinilai harus membatasi jumlah pengunjung saat menggunakan jembatan kaca untuk menghindari kelebihan beban.

oleh Arief Rahman H diperbarui 26 Okt 2023, 12:50 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2023, 12:50 WIB
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah.
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah. foto: Instagram @kodil_027

Liputan6.com, Jakarta - Pengamat Pariwisata, Chusmeru menyoroti kejadian pecahnya jembatan kaca The Geong Limpakuwus di kawasan Baturraden, Banyumas, Jawa Tengah. Menurutnya, perlu ada evaluasi menyeluruh di setiap objek wisata serupa.

Dia mengatakan, jembatan kaca di objek wisata tidak sebatas untuk keindahan. Tapi juga harus bisa memastikan keselamatan dan keamanan pengunjung.

Menurutnya, wahana semacam itu sangat berpotensi terjadinya kecelakaan. Keamanan dan keselamatan wisatawan menjadi prioritas agar nyaman dalam wisata. Faktor keamanan akan berkaitan dengan konstruksi jembatan dan bahan jembatan yang terbuat dari kaca.

"Perlu ada hasil uji laboratorium terlebih dahulu sebelum jembatan kaca dijadikan wahana untuk wisatawan. Bagaimana kekuatan konstruksinya, ketebalan dan kekuatan kacanya, daya tampung maksimal pengujungnya. Jangan sampai jembatan kaca mudah pecah dan kelebihan pengunjung," tegas Chusmeru kepada Liputan6.com, Kamis (26/10/2023).

Dia menyebut, pengelola harus memastikan jembatan kaca bisa dikunjungi wisatawan rutin. Pengelola juga dinilai harus membatasi jumlah pengunjung saat menggunakan jembatan kaca untuk menghindari kelebihan beban.

"Wisatawan sendiri juga perlu memperhatikan keamanan dan keselamatan jiwanya. Jangan memaksakan diri untuk menggunakan wahana itu jika jumlah pengunjung sudah terlalu banyak," urainya.

Diketahui, jembatan kaca The Geong Limpakuwus Banyumas menyebabkan 3 orang wisatawan jadi korban luka-luka dan 1 orang meninggal dunia.

 

Pemerintah Harus Turun Tangan

Jembatan Kaca The Geong Pecah hingga Bikin 1 Wisatawan Meninggal, Hutan Pinus Limpakuwus Ditutup
Hutan Pinus Limpakuwus, Banyumas, di kawasan Baturraden, Jawa Tengah. (dok. Instagram @hutanpinuslimpakuwuss/https://www.instagram.com/hutanpinuslimpakuwuss/?hl=en/Dinny Mutiah)

Lebih lanjut, Chusmeru juga meminta untuk pemerintah langsung turun melakukan evaluasi di wahana wisata serupa. Pasalnya, wahana semacam ini sangat beresiko terhadap faktor keamaan, banyak jembatan kaca di berbagai objek wisata alam justru menimbulkan distorsi visual.

"Karena objek wisata alam kehilangan view yang indah dengan adanya jembatan kaca itu.Dari perspektif ekologis, jembatan kaca sangat tidak sesuai dengan prinsip pariwisata yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan," kata dia.

"Kasus The Geong sebaiknya menjadi pelajaran bagi banyak pihak dalam pengelolaan pariwisata. Studi kelayakan harus sangat ketat untuk memastikan faktor keamanan dan keselamatan wisatawan," imbuh Chusmeru.

Dia khawatir, jika tak segera diperhatikan, wahana wisata serupa bisa menjadi ancaman bagi wisatawan. Pada saat yang sama, muncul trauma dari wisatawan untuk mengunjungi jembatan kaca.

"Jangan sampai wisatawan yang bertujuan rekreasi justru celaka, bahkan kehilangan nyawa. Kejadian tersebut juga akan berdampak pada rasa trauma wisatawan untuk mengujungi wahana wisata sejenis jembatan kaca," pungkasnya.

 

Kronologi Jembatan Kaca Pecah

Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah
Jembatan Kaca The Geong Limpakus di Banyumas Pecah.  foto: Instagram @kodil_027

Sebelumnya, Seorang wisatawan dikabarkan tewas usai terjatuh dari jembatan kaca yang pecah di objek wisata The Geong Hutan Pinus Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, pada Rabu (25/10/2023).

Polresta Banyumas menyampaikan jika insiden tragis dari pecahnya jembatan kaca tersebut membuat seorang pengunjung meninggal dunia. Adapun satu korban lainnya mengalami luka-luka.

"Tadi, sekitar pukul 10.00 WIB, kami mendapat informasi bahwa ada kecelakaan, di mana ada orang yang jatuh dari wahana jembatan kaca," ujar Kapolresta Banyumas Kombes Edy Suranta Sitepu melansir dari Antara.

Setelah insiden tersebut terjadi, pihak Polresta Banyumas langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP) untuk menyelidiki dan memasang garis polisi. Diketahui, saat kejadian tersebut wahana jembatan kaca tengah digunakan oleh para pengunjung dari Cilacap sebanyak 11 orang.

 

Kaca Pecah

Adapun rombongan menggunakan wahana sekitar pukul 10.00 WIB dan empat orang wisatawan dalam rombongan tersebut terjatuh karena kaca yang dipijak pecah. Dua orang dikabarkan terjadi dan dua diantaranya sempat berpegangan pada pengaman yang ada di jembatan.

"Saat kacanya pecah, dua orang sempat berpegangan pengaman yang ada di jembatan kaca tersebut, kemudian dua orang lagi jatuh ke bawah," kata Suranta.

Kedua orang wisatawan yang jatuh dari jembatan setinggi 15 meter tersebut berjenis kelamin perempuan. Identitasnya yakni AI (41) mengalami luka-luka dan FA (49) dinyatakan meninggal dunia.

Saat ini pihak kepolisian tengah menyelidiki TKP dan menghubungi laboratorium forensik. Selain itu, pihak kepolisian juga akan memanggil sejumlah ahli untuk lebih mengetahui bagaimana kelayakn dari jembatan kaca tersebut.

"Kami juga akan melakukan pemeriksaan maupun penyelidikan terhadap pengelola dan sebagainya termasuk saksi-saksi. Saat ini kami masih olah TKP," ucap Suranta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya