Liputan6.com, Jakarta - Bank Raya mengumumkan perubahan logo baru. Hal ini digagas karena Bank Raya ingin memperkokoh positioning Bank Raya sebagai bank digital yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas melalui penguatan sinergi di dalam ekosistem BRI Group dengan produk perbankan digital yang komprehensif (cross segment digital product).
Langkah ini tentunya sejalan dengan komitmen Bank Raya untuk memperkuat fundamental bisnis digital untuk tumbuh berkelanjutan, yang berfokus pada sejumlah area strategis.
Baca Juga
Pertama, memperkuat produk dan layanan perbankan digital untuk menjadi mitra bertumbuh bagi para pelaku usaha dan kawan finansial bagi masyarakat dan komunitas. Hal ini diwujudkan melalui inovasi berkelanjutan pada aplikasi Bank Raya yang menghadirkan solusi perbankan digital end-to-end yang terintegrasi.
Advertisement
Kedua, scale up bisnis dengan cara partnership dan akuisisi end user melalui ekosistem BRI Group maupun ekosistem digital lainnya.
Kehadiran logo baru Bank Raya sebagai bank digital yang menghadirkan produk dan layanan yang aman dan terpercaya dilakukan dengan penambahan kata “bank”, serta penambahan logogram BRI Group sebagai bentuk penguatan sinergi di dalam ekosistem BRI Group dengan dukungan akses dan jaringan terluas di Indonesia.
"Kami meluncurkan logo baru karena logo sebelumnya hanya tertulis 'raya', yang mana masyarakat pasti akan bertanya-tanya dulu. Maka dari itu kita jelaskan lebih jauh lagi dalam logo baru ini. Semoga komunikasi langsung bisa tersampaikan bahwa kami sebagai bank digital dan bagian dr BRI group," tegas Direktur Utama Bank Raya Ida Bagus Ketut Subagia, Rabu (8/11/2023).
Hadirkan Fitur Baru Saku Bisnis
PT Bank Raya Indonesia Tbk atau Bank Raya menghadirkan inovasi fitur digital saving yaitu Saku Bisnis dalam aplikasi bank digitalnya. Saku Bisnis akan melengkapi Fitur Saku Raya yang saat ini hadir untuk membantu para nasabah personal dalam mengelola keuangan dan bertransaksi harian mereka.
Bank Raya merupakan bagian dari BRI sebagai Bank BUMN dan ditunjuk sebagai Digital Attacker untuk memasuki persaingan kompetisi bank digital.
Direktur Digital dan Operasional Bank Raya Bhimo Wikan Hantoro mengutarakan bahwa visi dari Bank Raya ini adalah membawa dan merayakan kemudahan.
"Saku bisnis ini adalah bagaimana kita memberikan akses kepada pengusaha kecil untuk dapat melakukan pemisahan dan pengaturan keuangan sesuai kebutuhan masing-masing," ungkapnya.
Saku Bisnis menyasar pada para pelaku usaha yang sedang merintis bisnisnya untuk mengelola keuangannya dengan lebih baik. Pengembangan fitur akan dilakukan secara bertahap dalam beberapa fase.
Pada fase ini, Saku Bisnis dilengkapi dengan menu pembuatan saku bisnis dan menu mass transfer yang memungkinkan nasabah untuk melakukan transfer sekaligus ke sepuluh rekening tujuan secara real-time.
Hal ini tentu mempermudah pelaku usaha untuk melakukan transaksi payroll atau pembayaran kepada supplier, melakukan pemisahan bujet usaha dengan membuat hingga lima saku bisnis berbeda serta melakukan pengecekan mutasi rekening sehingga dapat memantau operasional keuangan bisnis mereka dengan baik.
Advertisement
Bisa Tarik Tunai di Mana Saja
Meskipun Bank Raya ini berbasis bank digital, tetapi salah satu kelebihan dari Bank Raya ialah kemudahan akses dalam pencairan dananya.
Dalam strategi akuisisinya, Bank Raya menerapkan strategi hybrid, yaitu tidak hanya berfokus pada pengembangan secara digital, tetapi juga melalui optimalisasi Community Branch yang dimiliki.
Bahkan dapat dikatakan bahwa jaringan Online to Offline (O2O) Bank Raya tersebar di seluruh indonesia, tidak hanya melalui jaringan kerja Bank Raya, tetapi juga jaringan unit kerja dan ATM Bank BRI, jaringan Agen BRILink, dan jaringan Indomaret.
"Kita offer kemudahan, tidak perlu pencairan di cabang Bank Raya. Pencairan bisa ke cabang BRI yang ada 8000 outlet, atau ATM BRI ada lebih dari 20 ribu oulet, atau pun di agen BRI ada lebih dari 650 ribu di seluruh Indonesia. Bahkan sekarang kita juga sudah bekerja sama dengan Indomaret, jadi sangat mudah,"
"Meskipun bank digital, tetapi belum tentu hingga lima tahun ke depan semuanya akan serba digital. Pastinya masih akan membutuhkan cash. Kita punya agen dan cabang di mana-mana dan ini sebenarnya sudah menjadi competitive advantage kita," ungkap Bhimo.