Liputan6.com, Jakarta Krakatau Posco melalui POSCO Institute bersama Badan Standarisai dan Kebijakan Jasa Industri Kementerian Perindustrian Republik Indonesia melakukan penandatanganan nota kesepahaman dalam rangka melakukan studi kebijakan untuk pemanfaatan karbon bagi sektor Industri.
Penandatanganan nota kesepahaman ini dilakukan oleh Direktur Eco Friendly Future Materials POSRI, Oh Jung-Hoon dan Kepala BSKJI Kemenperin RI Andi Rizaldy, disaksikan oleh Menteri Koordinator Perekonomian RI, Airlangga Hartanto, Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Indonesia (BPSDMI) Masrokhan, Chairman Indonesia Iron & Steel Industry Association (IISIA) dan Presiden Direktur PTÂ Krakatau Posco Kim Kwang Moo bertempat di ICE BSD Serpong pada Kamis, 9 November 2023.
Krakatau Posco sedang merencanakan proyek CCUS (Carbon Capture Utilization Storage) yang secara langsung menangkap karbon dioksida yang dihasilkan dari pabrik baja dan menyimpannya di ladang gas limbah di dekat Laut Jawa.
Advertisement
Untuk mendorong proyek CCUSS (Carbon Capture Utilization Storage). Dengan adanya kerja sama ini diharapkan dapat menjadi kebijakan yang tepat dan akan menciptakan lingkungan bisnis melalui penelitian bersama yang bersifat preemptif dengan pemerintah Indonesia sebelum proyek CCUS dipromosikan.
Tanggapan Menko Airlangga
Menanggapi hal ini pemerintah melalui Kementerian Koordinator Ekonomi menyambut baik upaya yang dilakukan oleh Krakatau Posco dalam mendukung Indonesia yang lebih hijau.
Airlangga Hartanto mengatakan pemerintah akan terus memberikan dukungan dan kemudahan bagi para pelaku industri besi dan baja yang menerapkan prinsip-prinsip berkelanjutan.
“Kami mendorong penggunaan energy terbarukan agar dapat bersaing dalam pasar global yang mensyaratkan aspek pemenuhan emisi karbon rendah seperti Carbon Border Adjustment Mechanism (CBAM)," tutur Airlangga.
Â
Dukung Program Pemerintah
Presiden Direktur Krakatau Posco mengatakan kegiatan ini akan mendukung program pemerintah Indonesia untuk merealisasikan Net Zero Emission ditahun 2060.
“Perusahaan Industri baja seperti Krakatau Posco memiliki potensi besar untuk mengembangkan pemanfaatan karbon, namun masih diperlukan kebijakan yang mendukung infrastrukturnya," ungkap Kim Kwang Moo.
Selain itu, sebagai langkah nyata dalam merealisasikan Industri baja yang ramah lingkungan, Krakatau Posco diwaktu yang sama melakukan kerja sama dengan PT Krakatau Chandra Energi dalam aspek jual beli energi yang dihasilkan dari panel surya yang akan dibangun di atap pabrik Hot Rolling Plant dengan kapasitas 1.242 MWp.
Instalasi panel surya ini mampu menghasilkan listrik sebesar 1.6420 MWh per tahun yang menjadikan PLTS atap ini merupakan PLTS atap terbesar di Industri baja di Indonesia.
Kim Kwang Moo mengatakan bahwa, listrik tersebut digunakan untuk memasok seluruh kebutuhan listrik di gedung kantor Hot Rolling Plant. Hal ini akan mampu mereduksi emisi karbon sebesar 1.407,2 ton emisi CO2 per tahun.
“Penghematan yang didapat dari hal ini secara signifikan telah meningkatkan penghematan biaya dan sebanding dengan operasional 300 mobil di jalan atau setara dengan menanam pohon sekitar 23.450 pohon per tahun," ungkap Kim Kwang Moo.
Advertisement