Liputan6.com, Jakarta - Energy Academy Indonesia (ECADIN) dengan dukungan Indonesia Carbon Capture and Storage Center (ICCSC) di bawah Kementerian Koordinasi Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan Global Carbon Capture and Storage Institute (GCCSI) menyelenggarakan workshop bertajuk "Developing Carbon Capture & Storage (CCS) in Indonesia."
Kegiatan yang juga didukung oleh oleh Technip Energies dan Thyssenkrupp Indonesia ini sebagai langkah konkret dalam mendukung upaya Indonesia mencapai target Net Zero Emission pada tahun 2060.
Baca Juga
Workshop hasil prakarsa dari ECADIN ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kapabilitas para pemangku kepentingan terkait penerapan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon atau carbon capture & storage (CCS). Keberhasilan implementasi carbon capture and storage menjadi langkah strategis dalam pengurangan emisi karbon, terutama bagi sektor industri berintensitas karbon tinggi.
Advertisement
Kegiatan yang dihadiri lebih dari seratus pemangku kepentingan, baik dari pembuat kebijakan, industri, maupun badan riset yang terlibat dalam rantai nilai teknologi dan ekonomi carbon capture and storage, menjadi platform berbagi pengetahuan dan berkolaborasi dalam mengembangkan ekosistem carbon capture and storage.
Acara ini dibuka oleh Desti Alkano, Founder & CEO ECADIN dan Belladona T. Maulianda, Direktur ICCSC. Desti Alkano mengatakan, "Setiap pemangku kepentingan pengembangan carbon capture and storage wajib mendapatkan gambaran menyeluruh mengenai kemajuan teknologi dan standar, ekonomi dan pembiayaan, serta berbagai pelajaran dari proyek CCS komersial skala global.” jelas dia dalam keterangan tertulis, Senin (20/11/2023).
Kegiatan ini menjadi yang pertama dari serangkaian workshop carbon capture and storage yang diinisiasi ECADIN khusus untuk pemangku kepentingan carbon capture and storage di Indonesia. Hadir dalam forum ini, Ridha Yasser, Asisten Deputi Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi sebagai pembicara utama.
Bisnis Hulu Migas
Forum juga menghadirkan para ahli di sektor carbon capture and storage yaitu Candra Sri Sutama selaku COO ECADIN, Aming Kusumadjaja selaku Managing Director Technip Energies Indonesia, Fatkhan selaku National Center of Excellence for CCS/CCUS Institut Teknologi Bandung (ITB), Eric William selaku Principal Economist Global CCS Institute, Rizky M. Kahfie selaku Secretary General ICCSC, Satyavan Reymond selaku CCUS&F Manager ENI Australia.
Selain itu hadir juga Oki Muraza, SVP Research & Technology Innovation PT Pertamina (Persero). Dalam paparannya, Oki Muraza menjelaskan bahwa pemerintah, melalui Peraturan Menteri ESDM No. 2 tahun 2023 telah mengakomodir implementasi CCS dan CCUS pada bisnis hulu migas.
Untuk ekosistem CCS dan CCUS (Carbon Capture Utilization and Storage) yang ada di Indonesia, Pertamina melihat adanya potensi hub CCS/CCUS besar pada tiga wilayah, yaitu Sumatera, Jawa Barat dan Kalimantan. Melihat besarnya potensi penyimpanan karbon yang dimiliki Indonesia yaitu lebih dari 3 gigaton, Oki Muraza mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk ikut serta dalam “maraton” implementasi CCS/CCUS.
Advertisement
Ambisi Jadi Regional CCS Hub
Indonesia memiliki potensi besar dalam ekosistem CCS global dan memiliki ambisi untuk menjadi regional CCS hub. Oleh karena itu, sangat penting bagi Indonesia untuk mengembangkan teknologi dan menciptakan ekosistem CCS agar keekonomian semakin menarik.
ECADIN terus mendukung pengembangan kajian, teknologi, dan penyiapan sumber daya manusia dalam mendorong berkembangnya implementasi CCS di Indonesia untuk mencapai emisi nol bersih (net-zero emission).