Liputan6.com, Jakarta PT Medco Energi Internasional Tbk (MedcoEnergi) mengantongi persetujuan dari Kesultanan Oman untuk mengakuisisi 20% kepemilikan pada dua blok minyak di negara tersebut. Transaksi ini diharapkan selesai pada Desember 2023.
Direktur Utama MedcoEnergi Hilmi Panigoro mengatakan, akuisisi ini sejalan dengan strategi perusahaan untuk memiliki dan mengembangkan aset-aset berkualitas tinggi yang menghasilkan kas dengan potensi pertumbuhan yang besar.
"Setelah selesai, akuisisi ini akan meningkatkan produksi harian MedcoEnergi sebesar ~13 MBOEPD dan berkontribusi signifikan terhadap cadangan gas dan minyak di masa depan,” ujar dia dalam keterangannya, Selasa (28/11/2023).
Advertisement
MedcoEnergi akan mengakuisisi dari OQ Exploration & Production LLC (“OQEP”), 20% kepemilikan atas lisensi produksi Blok 60 dan 20% kepemilikan atas lisensi eksplorasi Blok 48 yang keduanya berlokasi di darat, tepatnya di bagian barat tengah Oman.
Blok 60 memiliki dua lapangan produksi; Lapangan Minyak Bisat dan Lapangan gas Abu Butabul. OQEP adalah perusahaan energi terintegrasi global yang terpusat di Oman.
OQEP saat ini mengoperasikan tiga blok di Oman (8, 48 dan 60) dan berpartisipasi pada sejumlah joint ventures aset eksplorasi dan produksi di Oman dan Kazakhstan. OQEP akan tetap menjadi operator kedua blok tersebut.
Singapura Butuh Listrik EBT, Medco Energi dan Adaro dengan Senang Hati Bakal Pasok
Singapura telah sepakat untuk melakukan impor listrik rendah karbon dari Indonesia sekitar 2 gigawatt (GW). Ini ditandai dengan kesepakatan antara beberapa perusahaan dari kedua negara.
Kesepatakan Singapura melakukan impor listrik Indonesia ditandai dengan adanya penandatanganan Letter of Intent (LoI) antara perusahaan dalam negeri dan perusahaan Singapura. Tercatat, secara total ada 10 perusahaan yang terlibat.
Rinciannya, ada 5 perusahaan dari Indonesia yang akan menjalin kerja sama perdagangan listrik rendah karbon ini. Diantaranya, Medco Energy Power, PacificLight Power Pte Ltd (PLP) and Gallant Venture Ltd, yang tergabung dalam konsorsium Pacific Medco Solar Group. Kemudian, ada Adaro Clean Energy Indonesia, dan Energi Baru TBS.
Sementara itu, ada 5 perusahaan dari Singapura yang akan terlibat. Diantaranya, Seraphi, Solar System Co., Ltd, LONGi Solar System Co., Ltd, IND Solar Tech, Sungrow Power Supply Co., Ltd, serta Huawei Tech Investment.
PT Adaro Clean Energy Indonesia diwakili olehCEO Adaro Power, Dharma Hutama Djojonegoro, Pacific Medco Solar Energy Pte Ltd diwakili oleh Director PMSE, Eka Satria, serta PT Energi Baru TBS diwakili CEO Energi Baru TBS, Dimas Adi Wibowo.
Kemudian, dariSeraphim Solar System Co., Ltd, diwakili Polaris Li selaku Chairman of Seraphim. LONGi Solar Technology Co. Ltd diwakili Zhao Bin, PT IDN Solar Tech diwakili Riady Lukman, Sungrow Power Supply Co. Ltd., diwakili Hu Yukun, serta PT Huawei Tech Investment diwakili Guo Hailong.
Advertisement
Singapura Sepakat Bakal Impor 2 GW Listrik EBT dari RI
Diberitakan sebelumnya, Singapura dan Indonesia sepakat untuk melakukan perdangan listrik dari energi baru terbarukan (EBT). Singapura nantinya akan mengimpor sekitar 2 Gigawatt (GW) listrik EBT dari Indonesia.
Wakil Menteri Perdagangan dan Industri Singapura Tan See Leng mengatakan otoritas energi di negaranya telah menyetujui untuk melakukan perdagangan listrik rendah karbon dengan Indonesia. Ini ditunjukkan dengan ditandatanganinya Letter of Intent (LoI) antara perusahaan perwakilan kedua negara.
"Dengan gembira saya umumkan bahwa EMA (Energy Market Authority) telah memberikan persetujuan bersyarat untuk impor 2 gigawatt listrik rendah karbon dari Indonesia ke Singapura," ujarnya dalam penandatangan LoI, di sela-sela Indonesia Sustainability Forum (ISF) 2023, di Park Hyatt, Jakarta, Jumat (8/9/2023).
Sedikitnya ada 5 perusahaan dari Indonesia dan 5 perusahaan dari Singapura yang menandatangani rencana kerja sama ini. Dari Tanah Air, ada 3 perusahaan dalam konsorsium Pacific Medco Solar Energy, Adaro Clean Energy, dan Energi Baru TBS.
Sementara itu, 5 perusahaan Singapura diantaranya Seraphim Solar System, LONGi Solar Technology, IND Solar Tech, Sungrow Power Supply, dan Huawei Tech Investment.
Perusahaan ini nantinya akan memasang 11 gigawatt kapasitas panel surya (solar panel) dan 21 gigawatt baterai penyimpanan energi di Indonesia.
"Proyek-proyek ini akan menjadi pembangkit listrik tenaga surya dan baterai terbesar di Indonesia dan akan melayani kebutuhan energi Indonesia dan Singapura," ungkap Tan See Leng.