Abu Dhabi Akuisisi Meratus Line hingga Kelola Pelabuhan Patimban, Dinilai Harus Jadi Perhatian

Indonesia dinilai memiliki posisi strategis yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam jalur perdagangan laut domestik maupun internasional.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 29 Nov 2023, 12:34 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 11:30 WIB
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada minat dari Abu Dhabi Port untuk mengelola Pelabuhan Patimban, di Subang.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan ada minat dari Abu Dhabi Port untuk mengelola Pelabuhan Patimban, di Subang. (dok: BKIP)

Liputan6.com, Jakarta Indonesia dinilai memiliki posisi strategis yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam jalur perdagangan laut domestik maupun internasional. Dengan potensi besar yang dimiliki oleh angkutan logistik laut, minat beberapa perusahaan asing untuk berinvestasi di Indonesia semakin meningkat.

Salah satunya Abu Dhabi Ports Group (AD Ports), yang baru-baru ini mengakuisisi perusahaan pelayaran Indonesia, PT Meratus Line dengan nilai transaksi yang diperkirakan mencapai USD 2 miliar. Bahkan, rencananya AD Ports akan turut mengelola Pelabuhan Patimban di Jawa Barat.

Pengamat Maritim dari Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas Strategic Center (IKAL SC) Marcellus Hakeng Jayawibawa menilai, kehadiran AD Ports sebagai investor asing dalam sektor angkutan laut harus menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan pelaku industri pelayaran di Indonesia.

Pasalnya, ini seakan jadi peringatan bahwa kondisi perusahaan pelayaran nasional sedang tidak stabil. Hakeng berpendapat, situasi ini lantas dimanfaatkan oleh investor asing untuk masuk ke perusahaan pelayaran atau angkutan laut yang sedang mengalami kesulitan keuangan.

"Seiring berjalannya waktu, perusahaan pelayaran bisa diambil alih oleh investor asing, dan kita akan kesulitan mengembalikan kepemilikan sahamnya. Ini berkaitan dengan kedaulatan ekonomi di bidang pelayaran yang seharusnya menjadi milik nasional," ujarnya, Rabu (29/11/2023).

Prinsip Cabotage

Hakeng berharap prinsip cabotage (kebijakan pelayaran dalam negeri yang memberikan hak eksklusif kepada operator pelayaran lokal) harus tetap dijaga guna melindungi perusahaan pelayaran nasional. Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan perannya dalam mendukung perkembangan industri pelayaran.

Menurut dia, UU Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran menegaskan pentingnya persaingan usaha yang sehat, dimana setiap penyelenggara angkutan perairan di dalam negeri harus mampu berkembang secara independen, kompetitif, dan profesional.

 

Kondisi Usaha

Capital Gate Abu Dhabi
Capital Gate Abu Dhabi (Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Abu Dhabi)

Persaingan tersebut dikatakannya harus mampu mendorong kondisi usaha yang adil bagi pelaku usaha dari segala skala, serta mencegah praktik monopoli dan persaingan yang tidak sehat.

"Jika terlalu banyak perusahaan pelayaran asing yang masuk, ada potensi gangguan terhadap kedaulatan maritim Indonesia," tegas dia.

Kata Hakeng, kedaulatan maritim juga terkait dengan ketersediaan kapal angkutan logistik laut yang dimiliki secara domestik oleh Indonesia. Kehadiran kapal ini sangat vital bagi negara kepulauan terbesar di dunia, lantaran berperan dalam mendukung aktivitas ekonomi dan bisnis dengan menghubungkan distribusi barang dan penumpang antar-pulau.

"Perhatian juga harus diberikan pada perkembangan muatan kargo di Indonesia, di mana saat ini sebagian besar terpusat di wilayah Barat. Diperlukan upaya sinergi dengan stakeholder lain seperti sektor pertanian dan industri untuk mencapai keseimbangan dalam rantai pasok logistik antara wilayah Barat dan Timur Indonesia," tuturnya.

Kuasai Bandara Kertajati, Abu Dhabi Bakal Bikin Perusahaan Patungan

Berwisata di Bandara Kertajati
Pengunjung berfoto di area keberangkatan Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (30/1/2022). Seperti diketahui, Bandara Kertajati belum melayani perjalanan penumpang dan hanya dioperasikan sebagai terminal kargo pada Selasa-Jumat. (merdeka.com/Iqbal S. N

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga mempersilakan perusahaan pengelola bandara terbesar kedua di Uni Emirat Arab, Abu Dhabi Airports untuk ikut mengelola Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) atau Bandara Kertajati.

Dalam pengelolaan Bandara Kertajati, Arya buka kemungkinan jika Abu Dhabi nantinya bakal membentuk perusahaan patungan atau Joint Venture (JV) dengan PT Bandarudara Internasional Jawa Barat (Perseroda) atau PT BIJB dan PT Angkasa Pura II (Persero) atau AP II.

"Bisa aja, JV bisa kayak di (Bandara) Kualanamu," ujar Arya saat ditemui selepas acara peresmian Vending Machine UMKM Binaan Bank BRI di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (27/11/2023).Mengutip pernyataan Direktur Utama AP II sebelumnya, BUMN pengelola bandara tersebut saat ini memegang 25 persen pemilikan saham Bandara Kertajati. Sementara mayoritasnya dipegang oleh PT BIJB.

Nantinya, investor asing bakal meraup porsi saham maksimal 49 persen. Jika skenario itu terjadi, asing akan jadi pemegang dominan disusul BIJB dan AP II.

 

Ditawarkan Menhub

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, saat meninjau langsung ke BIJB Kertajati Majalengka, Minggu (29/10/2023). (Foto: Pramita Tristiawati/Liputan6.com).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi sendiri telah menawarkan Abu Dhabi Airports untuk menjadi mitra strategis pengembangan Bandara Kertajati. Tawaran itu diberikan saat Menhub melakukan kunjungan kerja ke Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Sabtu, 25 November 2023.

Dalam kunjungan itu, Menhub bertemu dengan Menteri Energi dan Infrastruktur Uni Emirat Arab (UEA) Suhail Mohammed Al Mazroei dan Chief Executive Officer (CEO) Abu Dhabi Airports Sheikh Mohammed.

"Setelah pertemuan ini kami berharap Abu Dhabi Airport menangkap peluang kerja sama untuk mengembangkan Bandara Kertajati, bersama dengan BIJB dan AP II selaku pengelola bandara," ujar Menhub Budi Karya Sumadi.

 

Infografis Bandara Kertajati
Infografis Bandara Kertajati (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya