Tak Banyak Orang Tahu, Ternyata Begini Pola Pikir Orang Kaya

Vivian Tu adalah mantan trader Wall Street membocorkan hal-hal yang dia dapatkan dari mengamati perilaku orang kaya.

oleh Vatrischa Putri Nur Sutrisno diperbarui 30 Des 2023, 06:01 WIB
Diterbitkan 30 Des 2023, 06:01 WIB
Ilustrasi orang percaya diri, cerdas, sukses, tersenyum
Ilustrasi orang percaya diri, cerdas, sukses, tersenyum. (Photo by ThisisEngineering RAEng on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Vivian Tu adalah mantan trader Wall Street yang menjadi pakar, pendidik, pembawa acara podcast, dan seorang penulis buku “Rich AF: The Winning Money Mindset That Will Change Your Life,” membocorkan hal-hal yang dia dapatkan dari mengamati perilaku orang kaya.

Vivian tidak selalu pandai menggunakan uang. Dia harus belajar bagaimana caranya. Vivian juga dibesarkan di sebuah rumah imigran Tionghoa dengan dua orang tua yang sangat penyayang namun hemat.

Baru ketika Vivian memulai karir saya di Wall Street, dia menyadari bahwa orang-orang yang sangat kaya tidak terlalu peduli dengan berhemat dan menabung, melainkan lebih fokus untuk berinvestasi dan mengembangkan kekayaan mereka.

Dengan mengamati dan belajar dari kebiasaan mereka, Vivian menghasilkan satu juta dolar pertama saya pada usia 27 tahun. Berikut adalah empat aturan yang diikuti oleh orang kaya, tetapi jarang diikuti oleh kebanyakan orang lain:

1. Jangan khawatir untuk tidak membuat orang lain terkesan

Orang kaya menggunakan sebagian besar daya belanjanya untuk membeli aset (barang yang menghasilkan uang dari waktu ke waktu), bukan kewajiban (barang yang menghabiskan uang dari waktu ke waktu).

Alih-alih membeli, misalnya, Lamborghini mentereng yang kehilangan sepertiga nilainya segera setelah Anda meninggalkan tempat parkir, orang yang benar-benar kaya akan mengambil uang receh yang sama dan membeli rumah duplex untuk dua keluarga dan menyewakannya.

Mereka terkadang tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang mereka.

2. Memiliki pola pikir bahwa mereka mampu

Begitu banyak orang yang memiliki pola pikir 'berkekurangan' (perasaan terus-menerus bahwa kita tidak akan pernah memiliki cukup uang), bahwa kita hanya tinggal sedikit lagi menuju bencana dan harus menimbun setiap rupiah yang ada.

Masalah dengan pola pikir ini adalah pola pikir ini dapat membuat orang menjadi sangat kompetitif dengan orang lain yang memiliki situasi keuangan yang sama. Jadi, orang-orang yang berada di dasar piramida menghabiskan seluruh waktu dan energi mereka untuk saling berebut sumber daya, alih-alih mencoba menggulingkan mereka yang berada di puncak.

Orang kaya memiliki pola pikir berkelimpahan. Karena mereka tahu bahwa mereka akan mampu membayar tagihan mereka, mereka tidak khawatir. Hal ini memberi mereka kebebasan untuk memutuskan apa yang ingin mereka lakukan dengan waktu mereka, daripada hanya berfokus pada apa yang perlu mereka lakukan untuk bertahan hidup.

3. Berpikir jangka panjang

Orang kaya memahami bahwa terkadang, segala sesuatunya membutuhkan waktu, dan mereka senang menunggu. Mereka adalah raja dan ratu dari kepuasan yang tertunda.

Orang kaya tidak memiliki masalah, misalnya, menyimpan uang di rekening pensiun.

Namun mereka tahu bahwa hanya karena mereka tidak dapat menggunakan uang itu sekarang, bukan berarti uang itu hilang. Yang terjadi sebenarnya adalah sebaliknya: semakin lama mereka menunggu, semakin banyak uang yang mereka dapatkan di kemudian hari.

4. Saling berbagi dan bertukar

Orang kaya senang dikenal sebagai orang terpandai dalam kelompok pertemanan mereka: orang yang memiliki selera terbaik, yang selalu mengikuti semua tren. Anda akan sering mendengar mereka mengatakan hal-hal seperti:

"Saya punya orang pajak yang hebat, Anda harus bekerja sama dengan mereka."

"Saya punya penasihat bisnis yang mumpuni, Anda harus mengenal dia."

Mereka menyadari bahwa ketika mereka terbuka tentang pengetahuan mereka, orang lain akan lebih cenderung untuk berbagi apa yang mereka ketahui.

Ini adalah bentuk mata uang yang berharga, dan ini adalah alasan yang sama yang membuat orang kaya sangat menyukai menempatkan orang-orang terdekatnya di posisi yang berkuasa.

Proses berpikir mereka adalah: "Saya tidak memenuhi syarat untuk pekerjaan ini, namun teman saya memenuhi syarat, dan begitu dia mendapatkannya, dia akan berhutang budi pada saya. Kemudian, begitu dia berada di posisi yang bagus, saya secara otomatis masuk ke dalam seluruh jaringan itu."

Ya, ini karena mereka senang melihat teman-temannya berhasil, tetapi juga karena mereka berpikir secara strategis dan untuk masa depan.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya