Bos BRI Pamer Punya 44 Juta Nasabah UMKM

Setelah penguatan BRI dengan PT Permodalan Nasional Masani (PNM) dan PT Pegadaian, nasabah kredit UMKM BRI berhasil meningkat signifikan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 07 Mar 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2024, 14:00 WIB
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, dalam BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Arief/Liputan6.com)
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso, dalam BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sunarso mengungkap sejumlah capaian impresifnya dalam menangani kredit ke UMKM. Tercatat, hingga 2024, BRI menangani sampai 44 juta nasabah.

Sunarso bilang, ini jadi capaian setelah terbentuknya Holding Ultra Mikro pada September 2021. Setelah penguatan BRI dengan PT Permodalan Nasional Masani (PNM) dan PT Pegadaian itu berhasil meningkatkan jumlah nasabah berskala kecil.

"Hasil dari Holding Ultra Mikro itu sekarang alhamdulillah sudah bisa menangani nasabah kredit 44 juta nasabah kredit, UMKM. Itu terdiri dari nasabahnya BRI, nasabahnya PNM, dan nasabah Pegadaian," kata Sunarso dalam BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Dia menjelaskan, selain mengurus aspek pembiayaan ke UMKM, BRI juga turut melakukan pendampingan. Di samping itu, perlu juga adanya kesadaran dari para nasabah ini untuk bisa menyimpan uangnya atau menabung.

"Mereka juga harus di ajari menabung, dan alhamdulillah di Holding Ultra Mikro ini kita sudah punya rekening tabungan 173 juta rekening tabungan," jelasnya.

Pada konteks keuangan inklusif, Sunarso tak berhenti disitu. Dia mencoba juga mempermudah akses keuangan perbankan ke masyarakat bawah. Ini yang dilakukan lewat Agen BRILink.

Agen ini merupakan 'ATM Mini' yang memanfaatkan warung-warung kecil. Sunarso bilang, jaringan ini yang kemudian dikonversi menjadi cabang skala kecil untuk lebih mudah menjangkau masyarakat.

"Jaringan kita yang tadinya berupa cabang-cabang, yang kemudian kadang-kadang orang-orang bawah itu pak segan mau datang ke cabang, makanya lebih senang datang ke tetangganya yang berupa warung. Maka warung kita konversi menjadi cabang, itulah yang kita sebut Agen BRILink," bebernya.

 

Jokowi Semringah

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Dok BRI)
Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Dok BRI)

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku semringah dengan langkah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI yang bisa melayani masyarakat di tingkat bawah. Bahkan disebut bisa mengambil alih peran yang kerap jadi tempat rentenir.

Hal ini berhasil dilakukan melalui peran dari agen BRILink yang tersebar di banyak daerah di Indonesia. Kepala Negara mengapresiasi langkah digitalisasi yang berhasil menyentuh masyarakat kecil.

"Saya senang tadi yang disampaikan pak Dirut BRI, bahwa digital banking sampai ke bawah itu betul-betul berjalan di BRI," kata Jokowi dalam BRI Microfinance Outlook 2024, di Jakarta, Kamis (7/3/2024).

Dia mengatakan, ada 740 ribu agen BRILink di warung-warung kecil di masyarakat. Angka ini menurutnya bukan jumlah yang kecil.

 

Bukan Angka Kecil

Presiden Joko Widodo atau Jokowi di pembukaan BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Presiden Joko Widodo atau Jokowi di pembukaan BRI Microfinance Outlook 2024 di Jakarta, Kamis (7/3/2024). (Tim Merdeka)

Lebih lagi, ada catatan transaksi jumbo secara akumulasi dari seluruh agen BRILink tadi.

"Bapak ibu bayangkan mengelola 740 ribu warung BRILink, agen BRILink, bukan sesuatu yang mudah, dengan transaksi setiap tahun tadi pak Dirut menyampaikan, Rp 1.400 triliun," tuturnya.

Kemudahan akses keuangan bagi masyarakat bawah ini dinilai Jokowi sebagai terobosan positif. Biasanya, akses ini dikuasai oleh rentenir yang berdampak negatif ke masyarakat.

"Urusan yang kecil-kecil, yang sebelumnya itu diurusi rentenir-rentenir dan diurusi oleh bank bidel dimana-mana, sekarang diambil alih oleh BRI, ini juga yang harus ktia apresiasi," tegasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya