Israel Serang Iran, Pemerintah Bakal Beli Minyak dari Mozambik hingga Venezuela

Pemerintah bersiap untuk mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru. Menyusul, serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat (19/4) pagi.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Apr 2024, 16:31 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2024, 16:31 WIB
Kapal MT Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyelesaikan proses loading di pelabuhan Rabigh, Arab Saudi, dan beranjak meninggalkan area Laut Merah untuk melanjutkan pelayaran dan menuju ke terusan Suez. (Dok Pertamina)
Pemerintah bersiap untuk mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru. Menyusul, serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat (19/4) pagi.. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah bersiap untuk mencari negara-negara penghasil minyak mentah baru. Menyusul, serangan balasan Israel ke Iran pada Jumat (19/4) pagi.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengatakan, sejumlah negara penghasil minyak di Afrika masuk dalam radar pemerintah. Salah satunya Mozambik yang terletak di Afrika Timur.

"Mungkin ada yang baru Mozambik. Kita itu harus jangka panjangnya," kata Arifin kepada awak media di Gedung Ditjen Migas, Jakarta, Jumat (19/4/2024).

Selain negara di Afrika, pemerintah juga menjajaki peluang impor minyak dari negara di kawasan Amerika Latin. Antara lain Guyana hingga Venezuela.

"Kita kalau lihat dari mapping-nya kan kita juga bisa lihat kalau dari beberapa Afrika kan tidak lewat. Kemudian juga dari Latin. Venezuela, yang baru Guyana," bebernya.

Produksi Minyak Dalam Negeri

Selanjutnya, pemerintah terus mendorong produksi minyak dari dalam negeri. Antara lain   blok Cepu, Rokan Dalam, hingga Buton, Sulawesi.

"Itu juga jumlahnya cukup. Yang target yang dua sumur," bebernya.

Arifin menyebut, selama ini impor minyak UU untuk produk BBM Indonesia bergantung pada Singapura. Di susul India dan Malaysia.

"Bayangin, Singapura tidak punya-punya, tapi bisa ekspor BBM," tegasnya.

 

 

Harga Minyak Melambung Lagi Usai Israel Serang Iran Kedua Kalinya

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Harga minyak dunia melompat pada perdagangan di Asia, Jumat (19/4/2024). Hal ini setelah Israel kembali serang Iran memicu kekhawatiran perang di Timur Tengah.

Mengutip CNBC, Jumat pekan ini, seorang pejabat Amerika Serikat (AS) mengonfirmasi kepada NBC News kalau Israel sedang melakukan operasi di Iran. Israel melakukan serangan militer terbatas terhadap Iran. "Saat ini menilai efektivitas serangan tersebut dan kerusakan yang ditimbulkan,” ujar sumber kepada NBC News.

Harga minyak acuan menguat. Harga minyak Brent melesat 1,73 persen menjadi USD 88,62 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) bertambah 1,75 persen menjadi USD 84,1 per barel.

Aset safe haven juga meningkat. Harga emas di pasar spot melonjak ke level tertinggi baru sepanjang masa di USD 2.411,09 per ounce. Sedangkan Yen menguat 0,45 persen menjadi USD 153,93.

Kantor Berita Iran Fars melaporkan ledakan terdengar di dekat bandara di Kota Isfahan, Iran. Selain itu, penerbangan ke bandara Teheran, Isfahan dan Shiraz telah ditangguhkan.

Adapun situs pelacakan penerbangan Flight Radar 24 menunjukkan beberapa penerbangan dialihkan melalui wilayah udara Iran pada Jumat pagi, 19 April 2024.

Israel pada Minggu, 14 April 2024 berjanji untuk “menetapkan harga” dari Iran sebagai tanggapan atas serangan udara skala besar yang dilakukan akhir pekan lalu terhadap Israel.

Iran meluncurkan lebih dari 300 rudal dan drone serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya di Israel. “Dengan serangan nyata Israel terhadap Iran hari ini sebagai balasan atas serangan Iran terhadap Israel pada pekan lalu, kita sekarang hadapi perang panas antar negara secara langsung,” ujar Direktur Rapidan Energy, Clay Seigle 

“Babak ‘perang bayangan’ telah berakhir,” ia menambahkan.

 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya