Produksi Minyak Pertamina EP Cepu Melesat 122,7% di 2023

Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan capaian kinerja positif dengan produksi minyak mentah (PEPC share 45 persen) rata-rata 71,22 MBOPD.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 10 Mei 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 10 Mei 2024, 15:30 WIB
Tim Penanganan Keadaan Darurat PT Pertamina EP Cepu Field langsung melakukan upaya stabilisasi seluruh fasilitas di CPP Gundih. Dok PEP
Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan capaian kinerja positif dengan produksi minyak mentah (PEPC share 45 persen) rata-rata 71,22 MBOPD. Dok PEP

Liputan6.com, Jakarta Pertamina EP Cepu (PEPC) selaku Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, mencatatkan capaian kinerja positif dengan produksi minyak mentah (PEPC share 45 persen) rata-rata 71,22 MBOPD.

Capaian itu melampaui Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023 yang ditetapkan sebesar 58,01 MBOPD, atau 122,76 persen dari target.

Atas capaian itu, Direktur Utama PT Pertamina EP Cepu Muhamad Arifin bersyukur pihaknya tetap mampu membukukan kinerja positif di tengah kondisi menantang 2023 akibat konflik geopolitik dan ekonomi global yang bergejolak.

"Selain itu disisi operasi, kami berhasil merealisasikan Proyek JTB (Jambaran Tiung Biru) memasuki fase produksi untuk mendukung ketahanan energi negeri di masa transisi menuju energi bersih," jelas Arifin dalam keterangan tertulis, Jumat (10/5/2024).

Arifin juga menjelaskan bahwa di 2023, perseroan juga berhasil mencatatkan tambahan cadangan minyak mentah 8,15 MMBOE.

Adapun produk yang dihasilkan perseroan yakni minyak mentah dari Lapangan Banyu Urip dan Lapangan Kedung Keris. Perseroan juga berhasil merealiasikan Proyek Pengembangan Lapangan Unitisasi Gas Jambaran Tiung Biru (JTB) hingga memasuki fase produksi pada akhir 2022, berupa gas bumi dan kondensat.

Produksi gas PEPC di 2023 mencapai 207,84 MMSCFD. Itu didapat dari Lapangan Banyu Urip dan Kedung Keris (PEPC Share 45 persen), serta Lapangan Jambaran Tiung Biru (PEPC Share 92 persen).

Buton Punya Harta Karun Minyak Capai 5 Miliar Barel

Industri Pertamina EP Cepu Regional 4 Zona 11 CPP Gundih bercokol di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)
Industri Pertamina EP Cepu Regional 4 Zona 11 CPP Gundih bercokol di Desa Sumber, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora. (Liputan6.com/Ahmad Adirin)

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mendorong Pertamina untuk segera mengembangkan potensi minyak yang berada di lepas pantai (offshore) Buton, Sulawesi Tenggara. 

Pasalnya, menurut kajian geoseismik yang dilakukan pada rentang 2019-2020, Buton menyimpan potensi harta karun minyak hingga mencapai 5 miliar barel. Setidaknya, kata Arifin, 20 persen dari total potensi itu semustinya bisa dimanfaatkan. 

"Jadi ini kita lagi dorong Pertamina untuk segera men-develop lapangan Buton, minyaknya minyak berat, tapi jumlahnya gede, potensinya bisa 5 miliar barel," ujar Menteri ESDM di Kantor Ditjen Migas Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/4/2024)."Tapi kalau bisa diambil 20 persennya aja sudah 1 miliar barel. nanti kita dorong supaya ini bisa dipercepat," sambung dia. 

Selain Buton, lanjut Arifin, beberapa wilayah lain juga menyimpan potensi cadangan minyak besar. Salah satu yang didorong untuk dipercepat yakni potensi minyak di Blok Cepu.

"Kita sih sudah dorong dari kementerian, minyak tuh yang di Cepu, kita dorong tuh dipercepat Clastic. Clastic kan lagi dibor, mulai bulan ini kalau enggak salah, ada dua sumur yang mau di bor. Kalau dari studi seismiknya ya potensinya cukup signifikan," ungkapnya.

 

Genjot Produksi Migas

Karyawan PT Pertamina EP Cepu (PEPC), bagian dari Subholding Upstream Pertamina. Foto: Pertamina
Karyawan PT Pertamina EP Cepu (PEPC), bagian dari Subholding Upstream Pertamina. Foto: Pertamina

Kementerian ESDM juga berupaya menggenjot pengembangan potensi minyak dan gas (migas) non konvensional (MNK) di Blok Rokan, yang sempat terhenti akibat kendala banjir. 

"Kemudian yang juga lagi kita upayakan itu yang konvensional, yang di Rokan dalam, itu juga jumlahnya cukup. Nah target yang dua sumur kemarin kan diserang air. Jadi banjir kemarin tuh, jadi shutdown dulu," tuturnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya