Liputan6.com, Jakarta - Apple mengatakan pada Senin, 17 Juni 2024 telah menghentikan layanan pinjaman melalui Apple Pay Later, program beli sekarang bayar nanti yang diluncurkan tahun lalu.
Mengutip CNBC, ditulis Selasa (18/6/2024), langkah ini dilakukan setelah Apple mengatakan akan mulai mengizinkan pinjaman cicilan akhir tahun ini dalam proses pembayaran melalui pihak ketiga yakni Affirm, dan kartu kredit serta kartu debit seperti Citigroup.
Baca Juga
Apple mengatakan tidak akan lagi mengeluarkan Apple Pay Later Loans yang memungkinkan pelanggan membeli produk secara online dan membayar dalam empat kali cicilan tanpa bunga dengan harga hingga USD 1.000. Penghentian itu merupakan tanda tidak semua fitur atau produk fintech baru yang diluncurkan Apple sukses dan sesuai dengan strategi keseluruhan produsen iPhone.
Advertisement
“Mulai akhir tahun ini, pengguna di seluruh dunia akan dapat mengakses pinjaman cicilan yang ditawarkan melalui kartu kredit dan debit serta pemberi pinjaman saat melakukan pembayaran dengan Apple Pay,” ujar juru bicara Apple kepada CNBC.
“Dengan diperkenalkannya penawaran pinjaman cicilan global baru ini, kami tidak lagi menawarkan Apple Pay Later di Amerika Serikat," ia menambahkan.
Apple mengatakan, pengguna yang menginginkan paket cicilan saat checkout akan mendapatkan akses ke paket itu melalui perantara keuangan lain di lebih banyak negara di seluruh dunia dibandingkan dengan Apple Pay Later yang hanya tersedia di Amerika Serikat (AS).
Apple Pay
Apple menuturkan, prioritasnya dengan Apple Pay,nama merek untuk perangkat lunak pembayaran nirsentuh dan online, adalah memungkinkan pembayaran yang aman dan pribadi. Apple menyatakan, pengguna dengan pinjaman terbuka akan terus memiliki akses ke fitur Apple Pay Later untuk mengelola dan membayar pinjaman mereka.
Sebelum dihentikan, Apple Pay Later memungkinkan pengguna untuk mengajukan pinjaman dalam aplikasi iPhone Wallet dan pengguna yang disetujui akan melihat opsi “bayar nanti” saat melakukan pembayaran online.
Prosesnya terutama melibatkan Apple yang mengambil alih lebih banyak bagian keuangan dibandingkan beberapa produk lainnya seperti Apple Card. Untuk program ini, Apple melakukan beberapa pemeriksaan kredit dan keputusan pinjamannya sendiri, alih-alih menangani seluruhnya melalui mitra keuangan. Pinjaman Apple dikeluarkan oleh anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya.
Advertisement
Nvidia Bakal Geser Apple jadi Perusahaan Termahal Kedua Dunia
Sebelumnya, Nvidia akan segera melampaui Apple untuk menjadi perusahaan termahal kedua di dunia.
Hal itu didorong oleh penerima manfaat terbesar dari lonjakan adopsi teknologi Kecerdasan Buatan (AI) yang akan mengambil alih posisi pembuat iPhone, yang telah menjadi perusahaan terbesar berdasarkan nilai pasar di Wall Street selama bertahun-tahun.
Mengutip US News, Senin (3/6/2024) ketergantungan pada hampir semua teknologi AI seperti ChatGPT, OpenAI pada chip kelas atas Nvidia telah menaikkan nilai saham perusahaan hampir tiga kali lipat selama setahun terakhir menjadi USD 2,68 triliun.
Sementara itu, Apple tergeser oleh Microsoft dari posisi teratas awal tahun ini ketika perusahaan itu bergulat dengan melemahnya permintaan iPhone dan ketatnya persaingan di Tiongkok.
"Hal ini tentu penting karena Apple telah begitu dominan dalam jangka waktu yang lama, terutama dalam hal pertumbuhan dan inovasi. Namun belakangan ini, kurva inovasi Apple tampaknya telah mendatar, sehingga menunjukkan pertumbuhan yang lebih lambat di masa depan," kata Brian Mulberry, manajer portofolio klien di Zacks Investment Management.
"Di sisi lain, Nvidia telah mampu menangkap gelombang demi gelombang pertumbuhan. Dimulai dengan permintaan game, kemudian kripto dan sekarang AI, mereka telah mampu mencocokkan inovasi dengan permintaan dan itu sama dengan pertumbuhan yang eksplosif," jelasnya.
Seperti diketahui, perusahaan semikonduktor tersebut sangat populer di bursa S&P 500 dan Nasdaq dan berperan penting dalam mendorong saham-saham AS ke rekor tertinggi.
Pertumbuhan Nvidia Tembus USD 2 Triliun pada 2024
Nvidia juga menjadi perusahaan tercepat yang mencatat kinerja pertumbuhan dari USD 1 triliun menjadi USD 2 triliun pada tahun 2024, melampaui Amazon.com, perusahaan induk Google, Alphabet, dan Saudi Aramco.
Nvidia juga populer di pasar derivatif. GraniteShares 2x Long NVDA Daily ETF, yang melacak dua kali persentase perubahan harian di Nvidia, adalah ETF saham tunggal terbesar.
Dana tersebut menghasilkan omzet harian sebesar USD 1 miliar untuk pertama kalinya menjelang hasil Nvidia minggu lalu dan total aset bersihnya telah mencapai rekor USD 2,82 miliar minggu ini, menurut data Lipper.
Advertisement