Liputan6.com, Jakarta Di tengah kegiatan kampanye Pemilihan Presiden Amerika Serikat, mantan presiden AS Donald Trump juga masih aktif dalam memperluas raksasa bisnisnya.
Konglemerat milik Donald Trump, Trump Organization mengungkapkan berencana membangun gedung baru Trump Tower di Arab Saudi.
Baca Juga
Melansir CNN Business, Rabu (3/7/2024) gedung baru Trump Tower akan dibangun di Jeddah dan dikembangkan bersama dengan Dar Global, cabang internasional dari mega-developer Arab Saudi, Dar Al Arkan.
Advertisement
Gedung ini pun akan menjadi proyek besar pertama Trump Organization di Arab Saudi.
"Kami sangat gembira untuk memperluas jejak kami di Timur Tengah dan membawa standar kemewahan Trump ke kawasan ini melalui hubungan jangka panjang kami dengan Dar Global," kata Eric Trump, wakil presiden eksekutif Trump Organization.
Dalam keterangannya, pihak Dar Global mengatakan proyek ini akan menargetkan pasar mewah Arab Saudi dan investor internasional.
Proyek Trump Organization di Arab Saudi ini terjadi hanya beberapa hari setelah perusahaan dan Dar Global meluncurkan kompleks hotel Trump International senilai USD 500 juta atau sekitar Rp 8,1 triliun di Oman.
Kompleks hotel bintang lima yang akan dibuka pada Desember 2028 itu akan mencakup klub malam, lapangan golf, dan klub khusus anggota.
Dar Al Arkan telah setuju untuk menggunakan nama dan logo Trump di bawah lisensi untuk hotel tersebut, yang bukan milik Trump Organization.
Di sisi lain, pengamat menilai proyek-proyek baru Trump Organization di Timur Tengah menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi konflik kepentingan jika Trump menang Pilpres 2024.
"Upaya Trump Organization yang terus-menerus terhadap proyek-proyek bisnis asing menimbulkan bahaya keamanan nasional, korupsi, dan kekhawatiran konstitusional," sebut Donald K. Sherman, wakil presiden senior dan kepala penasihat di Citizens for Responsibility & Ethics di Washington (CREW).
Â
Penghasilan Perusahaan Donald Trump di Timur Tengah
Analisis CREW pada tahun 2023 menemukan bahwa Trump menghasilkan setidaknya USD 9,6 juta atau Rp.157,3 miliar dari negara-negara di Timur Tengah selama masa kepresidenannya.
Tahun lalu, Trump Organization didenda USD 1,6 juta oleh hakim New York karena menjalankan skema penipuan pajak selama satu dekade. Dua entitas Trump dihukum karena 17 kejahatan berat, termasuk penipuan pajak dan pemalsuan catatan bisnis.
Sebagai informasi, Trump Organization dimiliki oleh sebuah lembaga swasta yang mencantumkan Donald Trump sebagai satu-satunya penerima manfaat. Bisnis keluarga Trump ini dijalankan oleh putra mantan presiden AS, Donald Trump Jr. dan Eric Trump.
Â
Advertisement