Bos OJK: Stabilitas Jasa Keuangan Juni 2024 Tetap Terjaga

OJK juga melihat bahwa inflasi di dalam negeri masih relatif stabil, dengan pertumbuhan uang beredar atau M2 yang meningkat mengindikasikan potensi berlanjutnya penguatan permintaan ke depan.

oleh Tira Santia diperbarui 08 Jul 2024, 16:50 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2024, 16:50 WIB
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Ja​sa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam konferensi pers  Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (9/5/2023). (Dok OJK)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Ja​sa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Senin (9/5/2023). (Dok OJK)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar, melaporkan stabilitas sektor jasa keuangan nasional Juni 2024 tetap terjaga di tengah masih tingginya ketidakpastian global.

"Menilai sektor jasa keuangan terjaga stabil dan kontributif terhadap pertumbuhan nasional didukung oleh tingkat solvabilitas yang tinggi dan profil risiko yang manajgeble di tengah masih tingginya ketidakpastian global," kata Mahendra dalam konferensi pers hasil RDK OJK Juni 2024, Senin (8/7/2024).

Mahendra menjelaskan, untuk perekonomian global secara umum menunjukkan pelemahan, hal itu merujuk pada data perekonomian AS yang tercatat lebih rendah dari ekspektasi di tengah tekanan inflasi.

Di Eropa, perekonomian sedang menghadapi tantangan dan tekanan fiskal. Sementara di China terjadi kontraksi antara demand dan supply yang terus berlangsung di tengah stimulus agresif yang dilakukan oleh pemerintah China baik oleh otoritas moneter dan fiskal.

Di sisi lain, kata Mahendram perekonomian domestik justru tetap terjaga. Hal itu dilihan dari pemulihan permintaan masyarakat yang terus berlanjut meskipun cenderung masih lambat.

OJK juga melihat bahwa inflasi di dalam negeri masih relatif stabil, dengan pertumbuhan uang beredar atau M2 yang meningkat mengindikasikan potensi berlanjutnya penguatan permintaan ke depan.

Selanjutnya, untuk produksi sektor manufaktur juga mencatatkan ekspansi meskipun termoderasi terlihat dari penurunan indeks PMI manufaktur menjadi sebesar 50,7 dibandingkan bulan sebelumnya 52,1.

Adapun dalam rangka menjaga stabilitas sistem keuangan, OJK menekankan pentingnya penerapan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang selaras dengan standar internasional.


KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia Masih Terjaga di Kuartal I 2024

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), secara daring, Jumat (3/5/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), secara daring, Jumat (3/5/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Sebelumnya, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang terdiri dari Menteri Keuangan, Gubernur Bank Indonesia, Ketua Dewan Komisioner OJK dan Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), kembali menyampaikan hasil rapat berkala KSSK ke-2 pada tahun 2024, seperti yang diatur di dalam undang-undang. Pertemuan dilakukan pada hari Selasa, 30 April 2024.

Menteri Keuangan sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati menegaskan Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Indonesia pada triwulan 1 tahun 2024 masih dalam kondisi yang terjaga.

Hal itu didukung oleh kondisi dari APBN kebijakan fiskal, kebijakan moneter dari Bank Indonesia dan sektor keuangan yang stabil.

Kendati begitu, terdapat peningkatan ketidakpastian kondisi fiskal moneter dan gejolak geopolitik global yang telah mendorong peningkatan tekanan di pasar keuangan global dan ini juga merambat ke pasar domestik.

"KSSK, komite stabilitas sistem keuangan akan terus melakukan asesment forward looking atau kinerja perekonomian dan sektor keuangan terkini seiring dengan resiko ketidakpastian ekonomi global dan keuangan Global yang meningkat juga gejolak geopolitik yang makin eskalatif," kata Sri Mulyani dalam konferensi Pers Hasil Rapat Berkala KSSK II Tahun 2024, secara daring, Jumat (3/5/2024).

 


Koordinasi

Oleh karena itu, KSSK berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi dan sinergi, meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko ketidakpastian ekonomi dan pasar keuangan Global, serta gejolak geopolitik yang eskalatif termasuk rambatannya pada perekonomian dan sektor keuangan domestik.

Adapun KSSK memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global  relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang. Dalam laporan terbaru world economic outlook yang diterbitkan pada bulan April 2024, IMF memproyeksikan ekonomi global stagnan pada level 3,2%.

Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun
Infografis Journal_ Kerugian Ekonomi Akibat Sampah Sisa Makanan Capai Rp 500 Triliun per tahun (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya