Realisasi Lifting Minyak Semester I Dibawah Target, Apa Masalahnya?

SKK Migas melaporkan realisasi lifting minyak di sepanjang semester I 2024 sebesar 576 ribu barel per hari (BOPD).

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 19 Jul 2024, 17:17 WIB
Diterbitkan 19 Jul 2024, 17:17 WIB
Ilustrasi tambang migas
Ilustrasi tambang migas (iStockPhoto)

Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melaporkan realisasi lifting minyak di sepanjang semester I 2024 sebesar 576 ribu barel per hari (BOPD).

Jumlah itu masih di bawah target realisasi lifting minyak di APBN 2024 sebesar 635 ribu BOPD, atau setara 91 persen. Pun dari target Work Program and Budget (WP&B) yang disepakati Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) sebesar 589,5 ribu BOPD, atau setara 98 persen.

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, proses pengeboran minyak di paruh pertama tahun ini memang dihadapkan pada kendala banjir di beberapa wilayah, khususnya Blok Rokan.

"Lifting minyak sampai dengan semester 1 kita mengalami gangguan banjir di mana-mana. Sehingga drilling practice lebih dari satu bulan tidak bisa dilakukan, sehingga ada beberapa keterlambatan," ujarnya dalam sesi konferensi pers di Kantor SKK Migas, Jakarta, Jumat (19/7/2024).

Proyeksi Pencapaian

Berkaca pada tersebut, Dwi sanksi lifting minyak bisa tembus target di akhir 2024. Secara outlook, ia memproyeksikannya di angka 595 ribu BOPD, atau hanya 94 persen dari target APBN (635 ribu BOPD) dan 99 persen dari WP&B (596,4 ribu BOPD).

Senada, realisasi salur gas bumi di semester I 2024 juga masih belum capai target. Dengan capaian 5.301 juta kaki kubik per hari (MMSCFD), itu baru setara 92 persen dari target APBN dan 97 persen dari target WP&B.

"Kemudian gas 5.301 juta kubik per hari, dari target untuk WPNB adalah 5.443 juta kaki kubik per hari dan target APBN adalah 5.785 juta kaki kubik per hari. Kita sudah hitung outlook-nya akan menjadi 5.554 billion kubik per hari," terangnya.

 

Lebih Rendah dari APBN

SKK Migas-KKKS Gelorakan Industri Hulu Migas Saat Pandemi Covid-19
Pengelolaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yaitu Satuan Kerja Khuhsus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Migas dan Gas Bumi (SKK Migas) (Dok. SKK Migas Sumbagsel / Nefri Inge)

Adapun outlook tersebut juga masih lebih rendah dari sasaran APBN. Dengan rincian 5.785 MMSCFD di APBN (96 persen) dan 5.554 MMSCFD di WP&B (100 persen).

Dwi mengatakan, capaian salur gas ini masih terkendala dari sisi infrastruktur. Sehingga diharapkan pipa gas Cirebon-Semarang (Cisem) Tahap I ruas Semarang-Batang bisa tersambung di akhir 2025.

"Sehingga kelebihan gas dari Jawa Timur bisa dialihkan ke Jawa Barat. Demikian juga pumping yang di Natuna, sehingga kelebihan di Natuna bisa dialihkan, tapi bisa mengalir ke Batam," tutur Dwi.

 

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya