KKP Ajak Menko Luhut Kerja Sama Tangani Hambatan Ekspor Perikanan ke Eropa

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan ekspor perikanan Indonesia ke Eropa masih terhalang non-tarif.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jul 2024, 18:15 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 18:15 WIB
KKP Ajak Menko Luhut Kerja Sama Tangani Hambatan Ekspor Perikanan ke Eropa
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan ekspor produk perikanan Indonesia tumbuh hanya 1% pada semester I-2024. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengungkapkan ekspor produk perikanan Indonesia tumbuh hanya 1% pada semester I-2024. 

Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Menteri KKP, Hendra Yusran Siri mengatakan, penurunan terjadi pada ekspor produk perikanan ke Amerika Serikat dan Jepang.

"(Ekspor perikanan) terbesar tetap ke Amerika Serikat walaupun turun 7,5% dibandingkan tahun lalu, sebesar USD 889.39 juta. Kenaikan hanya 1% secara agregat," kata Hendra dalam konferensi pers di kantor KKP, Jakarta pada Rabu (24/7/2024).

Sementara itu, ekspor ke Tiongkok, ASEAN, dan Uni Eropa meningkat. KKP mencatat, ekspor perikanan Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 556,04 juta, Uni Eropa USD 193,35 juta, dan ke negara ASEAN secara keseluruhan USD 353,93 juta.

Namun, Hendra mengungkapkan, ekspor perikanan Indonesia ke Eropa masih terhalang non-tarif. Maka dari itu, pihaknya berencana untuk bekerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) mengatasi hambatan tersebut.

"Terkait juga dengan hambatan tarif kita yang tentang udang, memang ada yang kita coba atasi, dan ini juga bersama-sama Kemenko Marves mencoba untuk mengatasi hambatan non-tarif ini," ujar dia.

Seperti diketahui, ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD 2,71 miliar atau sekitar Rp 43,9 triliun di semester I 2024. Sementara itu, impor perikanan Indonesia mencapai USD 0,22 miliar atau sekitar Rp 3,5 triliun atau sekitar 8,09% terhadap nilai ekspor.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


KKP: Neraca Dagang Ikan RI Surplus Rp 40,76 Triliun pada Semester I 2024

Target Produksi Perikanan di 2025 Capai 24,58 Juta Ton
Selain itu, KKP juga menargetkan ekspor hasil perikanan senilai $ 6,25 miliar. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melaporkan neraca perdagangan perikanan Indonesia mendapatkan surplus sebesar USD2,49 miliar pada periode Januari sampai Juni 2024. Nilai surplus tersebut setara Rp40,76 triliun atau naik 6,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Neraca perdagangan kita mengalami surplus 2,49 miliar dolar Amerika," kata Staf Ahli Menteri Kelautan Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut KKP, Hendra Yusran Siry, dalam konferensi pers Kinerja KKP Semester I 2024 di Gedung KKP, Jakarta, Rabu (24/7/2024).

Dalam catatannya, surplus diperoleh dari realisasi kinerja ekspor perikanan Indonesia mencapai USD 2,71 miliar. Realisasi nilai ekspor tersebut setara Rp44,24 triliun atau naik 1,0 persen dibandingkan periode sama 2023.

Sementara nilai impor perdagangan perikanan Indonesia mencapai USD 0,22 miliar. Nilai impor ini setara Rp3,58 triliun atau sekitar 8,09 persen dari total eskpor perikanan Indonesia.

Total Produksi

Secara keseluruhan total produksi ikan di semester I 2024 sebanyak 11, 81 ton. Di sisi lain, sumbangan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)dari sektor kelautan dan perikanan mencapai 963,64 miliar hingga semester I 2024.

Selanjutnya realisasi anggaran KKP hingga Juli 2024 mencapai Rp3,24 triliun. Hendra mengatakan, realisasi anggaran KKP tersebut setara 49,74 persen dari total anggaran sebanyak Rp6,52 triliun.

"Dengan demikian, ini beberapa capaian makro dari Kementerian Kelautan dan Perikanan," pungkas Hendra.


Neraca Perdagangan RI Tembus USD 15,45 Miliar pada Semester I-2024

Neraca Perdagangan RI
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (29/10/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan neraca perdagangan Indonesia pada September 2021 mengalami surplus US$ 4,37 miliar karena ekspor lebih besar dari nilai impornya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat secara kumulatif periode Januari hingga Juni 2024 neraca perdagangan Indonesia mencapai USD15,45 miliar atau mengalami penurunan sebesar USD 4,46 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

"Jika dilihat lebih rinci, secara kumulatif neraca perdagangan nonmigas mengalami surplus sebesar USD25,55 miliar atau lebih rendah sekitar USD3,16 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu," kata Plt. Kepala BPS Amalia A. Widyasanti dalam konferensi pers BPS, Senin (15/7/2024).

Sementara itu, defisit neraca perdagangan migas mencapai USD 10,11 miliar atau lebih besar USD 1,31 miliar dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Jika dilihat menurut negara, defisit neraca perdagangan nonmigas kumulatif terbesar hingga Juni tahun ini terjadi dengan Tiongkok sebesar USD 5,43 miliar, kemudian dengan Australia USD USD 2,28 miliar, Thailand USD 2,16 miliar.

Juni 2024

Di sisi lain, BPS mencatat neraca perdagangan Indonesia Juni 2024 mengalami surplus sebesar USD2,39 miliar. Capaian tersebut memperpanjang catatan surplus selama 50 bulan beruntun sejak Mei 2020.

"Pada Juni 2024 nercaa perdagangan barang tercatat surplus sebesar USD2,39 miliar, atau turun sebesar USD 0,54 miliar secara bulanan, dengan demikian neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 50 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," ujarnya.

Surplus neraca perdagangan Juni 2024 ini lebih ditopang oleh surplus komoditas nonmigas sebesar USD4,43 miliar, dimana komoditas yang menyumbangkan surplus adalah bahan bakar mineral (HS27), lemak dan minyak hewan nabati (HS 15), besi dan baja (HS72), dan beberapa komoditas lainnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com


Ekspor Produk Perikanan Indonesia

KKP Target Ekspor Perikanan Indonesia 2023 Tembus USD 7,66 M
Komoditas yang potensial untuk pasar Uni Eropa antara lain uadang, lobster, tuna, tongkol, cakalang, cumi, dan gurita. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan mencatat nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD 2,71 miliar atau sekitar Rp 43,9 triliun pada semester I 2024.

Capaian tersebut menandai kenaikan 1% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara itu, impor perikanan Indonesia mencapai USD 0,22 miliar atau sekitar Rp 3,5 triliun atau sekitar 8,09% terhadap nilai ekspor.

Staf Ahli Menteri Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut Menteri KKP, Hendra Yusran Siri membeberkan, Amerika Serikat masih menjadi tujuan utama ekspor produk perikanan Indonesia.

"(Ekspor perikanan) terbesar tetap ke Amerika Serikat walaupun turun 7,5% dibandingkan tahun lalu, sebesar USD 889.39 juta, Tiongkok USD 556,04 juta, Uni Eropa USD 193,35 juta, nilai ekspor ke negara ASEAN secara keseluruhan USD 353,93 juta, dan Jepang USD 285,47 juta," papar Hendra dalam konferensi pers di kantor KKP, Jakarta pada Rabu (24/3/2024).

 


Neraca Perdagangan Sektor Perikanan

Semester I 2018, Ekspor Perikanan Alami Peningkatan
Nelayan memindahkan ikan laut hasil tangkapan di Pelabuhan Muara Angke, Jakarta, Kamis (26/10). Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menyatakan hasil ekspor perikanan Indonesia menunjukkan peningkatan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Apabila dibandingkan dengan periode sama 2023, penurunan ekspor terjadi pada ekspor ke Amerika Serikat dan Jepang, sedangkan ekspor ke Tiongkok, ASEAN, dan Uni Eropa meningkat masing-masing 9%, 16,5%, dan 18,9%.

Hendra juga mengungkapkan, neraca perdagangan sektor perikanan mengalami surplus sebesar USD 2,49 miliar, tumbuh 6,2% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

"PNBP kita di sektor perikanan mencapai Rp.963,64 miliar. Rasio ekspor ikan dan hasil perikanan diterima oleh negara tujuan ekspor kita adalah 99,9 persen," paparnya.

Adapun realisasi di luar indikator kinerja realisasi Kredit Usaha Rakyat (UKR) mencapai Rp.3,64 triliun yang disalurkan kepada 67,116 debitur. Selanjutnya, Lembaga Pengelola Modal Usaha Kelautan dan Perikanan (LPMUKP) mencapai Rp.152,61 miliar ke 95 debitur di 64 kabupaten/kota. "Realisasi anggaran kita sudah mencapai 49,74 persen dari pagu efektif sebesar Rp.6,524 triliun. Kinerja KKP ini adalah angka makro," jelas Hendra.


Bahaya, KKP Ungkap Ada 30 Titik Pengepul Benih Bening Lobster Ilegal

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menggagalkan upaya penyelundupan 30.911 benih bening lobster ke Singapura
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menggagalkan upaya penyelundupan 30.911 benih bening lobster ke Singapura

Sebelumnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) telah mengantongi sejumlah titik yang diduga menjadi lokasi pengepul penyelundupan benih bening lobster (BBL).

Direktur Jenderal Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) KKP Pung Nugroho mencatat, ada 30 lokasi pengepul melakukan  praktik ilegal tersebut.

Ia menuturkan, setiap daerah yang rawan penyelundupan setidaknya memiliki 5 titik pengepul BBL. Namun, Pung Nugroho belum bisa mengungkap secara rinci lokasi-lokasi tersebut, karena harus memastikan pemberantasan benur lobster dapat dilakukan dengan aman.

"Sudah mengantongi (lokasi penyelundupan BBL) dalam satu kota bisa lima. Minimal sekitar 30 titik pengepul ya ada," kata Pung Nugroho kepada media di kantor KKP, Jakarta, dikutip Jumat (19/7/2024).

"Mereka (pengepul BBL) berpindah-pindah. Modusnya ganti mobil tiap kota, maka dari kitu kita harus jeli karena kalau tidak, bisa lolos," ungkapnya.

Meski tidak menyebut secara spesifik, pria yang akrab disapa Ipunk itu membeberkan, lokasi tersebut dijadikan tempat transit sekaligus menyegarkan benih bening lobster.

Ada juga beberapa tempat yang menjadi lokasi pengawasan, tersebar di beberapa titik Pulau Jawa hingga Sumatera

KKP menyebut, beberapa kota yang menjadi pengawasan di antaranyanya adalah Lombok, kemudian Banyuwangi, Yogyakarta, Cilacap, Tangerang, Bogor, Jawa Barat, Palembang, Jambi, Bangka Belitung, sampai ke Kepulauan Riau.

Ipunk menyebut pihaknya berencana melakukan penggerebekan, baik di jalur darat maupun di jalur laut. 

"Ada (rencana penggerebekan). Jadi tidak hanya di titik pengepul, kami juga melakukan penangkapan di laut. Kami 24 jam pengawasan, siang malam. Tidak bisa kalau kami bisanya siang misalnya. Kalau di jam 3 malam ditemukan, kami lakukan,"pungkasnya.

INFOGRAFIS: Komoditas Seksi, Harga Lobster Capai Rp 1,5 Juta per Kg (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: Komoditas Seksi, Harga Lobster Capai Rp 1,5 Juta per Kg (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya