Indonesia Waspada Resesi AS, Apa Dampaknya?

Febrio mengakui, kondisi perekonomian di AS dalam beberapa waktu terakhir memang di bawah ekspektasi Pemerintah Indonesia. Hal ini yang memunculkan potensi resesi.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 06 Agu 2024, 14:14 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2024, 14:14 WIB
Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Seorang wanita berjalan ke konter tiket Southwest di Bandara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memastikan bahwa pihaknya terus memantau potensi risiko pada ekonomi Indonesia jika Amerika Serikat (AS) mengalami resesi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) Febrio Kacaribu mengungkapkan, pihaknya sudah mengantisipasi pelemahan ekonomi yang terjadi di AS.

"Kita sudah antisipatif, tapi tentunya ini akan terus kita pantau dengan dekat karena memang gejolak itu harus kita antisipasi," kata Febrio kepada media di Gedung Kemenkeu, Jakarta, Selasa (6/8/2024).

Febrio mengakui, kondisi perekonomian di AS dalam beberapa waktu terakhir memang di bawah ekspektasi Pemerintah Indonesia.

Salah satunya adalah angka pengangguran yang lebih tinggi dari perkiraan hingga kebijakan suku bunga Federal Reserve.

"Kalau dilihat memang dinamika dari tingkat suku bunga dan ekspektasinya itu memang sudah berubah-ubah dari sejak awal tahun," bebernya.

Dijelaskannya, pada awal tahun terdapat ekspektasi The Fed akan memangkas suku bunga acuan sebanyak tiga kali. Namun, prediksi itu berubah di pertengahan tahun seiring angka inflasi AS yang belum cukup membuat Bank Sentral AS percaya diri.

"Sekarang dengan adanya data-data terbaru, memang probabilitanya kita melihat konsensusnya mengarah ke pemotongan yang lebih banyak," imbuh Febrio.

Ekonomi Indonesia Tumbuh di atas China hingga Korea Selatan

Data Pertumbuhan Ekonomi G20 per Kuartal III 2022
Suasana gedung pencakar langit di Jakarta, Selasa (15/11/2022). Berdasarkan data Kementerian Investasi, ekonomi AS per kuartal III adalah 1,8%, sementara ekonomi Korea Selatan adalah 3,1%. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjelaskan, pada triwulan II tahun 2024, ekonomi Indonesia tumbuh kuat pada angka 5,05%. Angka ini di atas China (4,70%), Singapura (2,9%), Korea Selatan (2,30%) dan Meksiko (2,24%).

Menurut Airlangga Hartarto, di tengah berbagai tantangan global yang masih berlangsung saat ini, fundamental perekonomian Indonesia terbukti masih tetap terjaga.

Dengan fundamental yang kuat, Indonesia mempunyai cita-cita menjadi negara yang berdaulat, maju, dan sejahtera dalam 100 tahun kemerdekaan, yakni Indonesia Emas 2045. Untuk itu, peningkatan investasi infrastruktur berkelanjutan untuk masa depan yang berketahanan memiliki peran yang penting.

“Indeks daya saing global kita juga meningkat 7 poin dalam setahun. Lembaga pemeringkat memberikan komentar yang bagus tentang infrastruktur kita, efisiensi bisnis, efisiensi pemerintah, serta kinerja ekonomi. Jadi saya pikir reformasi kita telah dilaksanakan dan diapresiasi oleh para pelaku dan pemangku kepentingan,” tutur Airlangga dalam acara Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) CEO Forum 2024, Selasa (6/8/2024).

Menko Airlangga juga memaparkan strategi kebijakan Pemerintah dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045 melalui tiga mesin ekonomi untuk mempercepat pertumbuhan yakni merevitalisasi mesin ekonomi konvensional untuk meningkatkan kapasitas dan produktivitas. mengembangkan mesin ekonomi baru, termasuk teknologi digital, inisiatif ekonomi hijau, dan bioteknologi modern, serta meningkatkan fokus pada ketahanan dan pemberdayaan sosial untuk memastikan keberlanjutan sosial-ekonomi.

 

Hilirisasi

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) CEO Forum 2024, Selasa (6/8/2024). (Dok Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Foreign Policy Community Indonesia (FPCI) CEO Forum 2024, Selasa (6/8/2024). (Dok Kemenko Perekonomian)

Peran serta Indonesia dalam berbagai forum kerja sama internasional seperti ASEAN, G20, RCEP, IPEF, EURASIA, CP-TPP, hubungan Indonesia dengan EU, dan termasuk aksesi menjadi anggota OECD akan turut mendorong peningkatan investasi dalam negeri, kepercayaan dunia terhadap Indonesia, serta membuka pasar ekspor yang lebih luas.

Pemerintah juga mendorong kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai perekonomian nasional dan mendukung sektor teknologi dan manufaktur, termasuk komponen kendaraan listrik (EV).

Selain itu, Indonesia sedang mempercepat pengembangan ekosistem industri semikonduktor sebagai mesin perekonomian baru, meliputi pengintegrasian aset penting seperti mineral, teknisi terampil, dan energi terbarukan, ke dalam industri chip global, termasuk pengembangan Batam dan Bintan sebagai kawasan ekonomi khusus semikonduktor, yang didukung oleh kebijakan yang tepat sasaran, insentif fiskal, energi bersih, dan peleburan mineral.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya