5 Tantangan Sektor Ritel di Era Digitalisasi

Tantangan pertama adalah kompetisi harga dalam industri ritel.

oleh Tira Santia diperbarui 14 Agu 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2024, 15:30 WIB
Bisnis Ritel Modern
Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) membeberkan kinerja ritel masih lesu di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang membaik. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Perdagangan, Investasi, dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS, Laksmi Kusumawati, mengungkapkan lima tantangan utama yang dihadapi sektor ritel di Indonesia.

"Kita tidak bisa mengesampingkan teknologi dan digitalisasi yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan bisnis ritel. Namun, ada beberapa tantangan yang akan dihadapi para pelaku bisnis ritel di Indonesia terkait dengan pengembangannya di era digitalisasi," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk dengan tema 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan Tantangan,' Rabu (14/8/2024).

Tantangan pertama adalah kompetisi harga dalam industri ritel. Menurutnya, persaingan yang ketat memaksa para peritel untuk menurunkan harga dan margin keuntungan mereka.

Tantangan kedua adalah mempertahankan loyalitas konsumen. Dengan banyaknya pilihan dan penawaran yang tersedia di e-commerce, pengusaha ritel harus fokus pada strategi untuk mempertahankan loyalitas konsumen.

Tantangan ketiga adalah keamanan data. Ini penting untuk membangun dan menjaga kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan ritel.

Tantangan keempat adalah adaptasi teknologi. Peritel harus berinvestasi dalam pembaruan dan pelatihan terkait teknologi baru agar tidak kalah bersaing dengan kompetitor lainnya.

Perilaku Konsumen

Tantangan terakhir adalah perubahan perilaku konsumen. Sejak pandemi COVID-19, tren belanja online mengalami peningkatan yang signifikan.

"Para peritel perlu mencari cara untuk berinteraksi dengan pelanggan yang disesuaikan dengan strategi bisnis dan pemasarannya," pungkasnya.

Bappenas Ramal Penjualan Ritel Bakal Meningkat

Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati
Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional BAPPENAS Laksmi Kusumawati dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8/2024)

Direktur Perdagangan, Investasi dan Kerjasama Ekonomi Internasional Bappenas Laksmi Kusumawati, memproyeksikan sektor ritel akan mengalami peningkatan penjualan ke depannya.

"Dilihat dari indeks kondisi ekonomi saat ini, optimisme dari indeks ekspektasi konsumen, masyarakat pun memiliki ekpektasi bahwa stabilitas ekonomi akan terjaga dan sektor ritel mengalami peningkatan penjualan ke depannya," kata Laksmi dalam Gambir Trade Talk 'Transformasi Ritel Modern di Era Digitalisasi: Peluang dan tantangan,' Rabu (14/8/2024).

Proyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024 mencapai 123,4 sedikit lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya berkisar 123,3.

Peningkatan Indeks Keyakinan konsumen tersebut, menunjukkan kepercayaan konsumen yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi, sehingga mampu mendorong peningkatan belanja di sektor ritel.

Selain itu, kinerja ritel pada 2024 juga diperkirakan akan semakin baik dengan penjualan ritel ke depan akan mengalami peningkatan.

 

Survei Bank Indonesia

FOTO: Bank Dunia Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Berdasarkan survei penjualan eceran (SPE) yang dilakukan Bank Indoensia, kinerja penjualan eceran pada Juli 2024 diperkirakan meningkat.

Hal ini tercermin dari indeks penjualan riil (IPR) Juli 2024 yang diperkirakan mencapai 212 atau secara tahunan tumbuh 4,3 persen. Beberapa kelompok barang yang mengalami pertumbuhan IPR pada Juli 2024 diantaranya, suku cadang dan aksesori, makanan, minuman, dan tembakai, bahan bakar kendaraan bermotor, sub kelompok sandang dan barang lainnya.

"Pada 3 bulan ke depan dan 6 bulan ke depan, diperkirakan ekspektasi penjualan eceran akan terus mengalami peningkatan," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya