Indeks Kepercayaan Industri Agustus 2024 Melambat, Apa Penyebabnya?

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Agustus 2024 berada di poin 52,40.

oleh Tira Santia diperbarui 29 Agu 2024, 15:45 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2024, 15:45 WIB
PPnBM Diperpanjang, Industri Otomotif akan Membaik
Pekerja memeriksa kualitas komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal (Dharma Group), kawasan Delta Silicon, Cikarang. Perusahaan manufaktur komponen otomotif optimistis perpanjangan PPnBM dan tren penjualan kendaraan roda empat (4 wheeler/4W) yang mulai positif. (Liputan6.com/HO/Dharma)

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat Indeks Kepercayaan Industri (IKI) pada Agustus 2024 berada di poin 52,40. Nilai tersebut sama dengan IKI bulan Juli 2024.

“IKI pada bulan Agustus 2024 bernilai 52,40, nilai tersebut tidak berbeda dengan nilai IKI pada bulan Juli 2024,” kata Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif, dalam konferensi pers rilis IKI, di Bogor, Kamis (29/8/2024).

Namun, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, IKI bulan Agustus 2024 melambat 0,82 poin. Tercatat IKI Agustus 2023 dilevel 53,22 poin.

3 Subsektor Terdampak

Dari 23 Subsektor industri pengolahan yang dianalisis, terdapat 20 subsektor mengalami ekspansi dan 3 subsektor kontraksi. Dari 20 subsektor ekspansi memiliki kontribusi sebesar 94,6 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas kuartal II-2024.

Adapun Kemenperin mencatat terdapat percepatan ekspansi nilai IKI variabel pesanan baru sebesar 1,74 poin dari 52,92 pada Juli 2024 menjadi 54,66 pada bulan Agustus 2024.

Kemudian, nilai Indeks Kepercayaan Industri variabel persediaan produk juga mengalami peningkatan sebesar 0,01 poin menjafi 55,54. Sebaliknya, nilai IKI variabel produksi mengalami pendalaman kontraksi sebesar 2,90 poin menjadi 46,54.

 

 

Gara-Gara Pelemahan Rupiah

FOTO: Akhir Tahun, Nilai Tukar Rupiah Ditutup Menguat
Karyawan menunjukkan uang dolar AS dan rupiah di Jakarta, Rabu (30/12/2020). Nilai tukar rupiah di pasar spot ditutup menguat 80 poin atau 0,57 persen ke level Rp 14.050 per dolar AS. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Lebih lanjut Febri menjelaskan, stagnannga indeks kepercayaan industri bulan ini lantaran ada faktor pelemahan rupiah terhadap dollar sehingga membuat industri membatasi bahan baku impor. 

“Kita tahu kemarin bahwa ada pelemahan rupiah terhadap dollar dan industri bahan baku sebagian besar adalah impor, sehingga banyak impor yang membeli bahan baku lebihs edikit, maka produksinya pun tidak lebih banyak dibandingkan bulan Juli,” pungkasnya.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya