Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Arsjad Rasjid, mendukung ambisi presiden terpilih Prabowo Subianto dalam mengejar pertumbuhan ekonomi 8 persen.
Menurut dia, optimisme atas pertumbuhan ekonomi itu perlu didorong, meskipun tidak bisa didapatkan secara instan.
Baca Juga
"Kalau saya bilang kita harus punya optimisme dulu, bahwa kita punya target. Target (pertumbuhan ekonomi) 8 persen itu menurut saya realistis. Cuman enggak mungkin langsung 8 persen tahun depan, enggak mungkin," ujar Arsjad kepada Liputan6.com saat ditemui di sela acara ISF 2024 di JCC, Jakarta, Kamis (5/9/2024).
Advertisement
"Bertahap, mungkin dalam waktu tahun ketiga daripada pemerintahan selanjutnya. Namun demikian kita harus optimistis dulu, supaya kita bisa merekayasa pemikiran bagaimana untuk menuju ke sana," ungkapnya.
Dari sisi pelaku usaha, Arsjad berharap pemerintah selanjutnya bisa membuat kebijakan yang memang tepat sasaran. Namun, ia menyoroti regulasi antar instansi yang kerap tumpang tindih.
"Yang pertama adalah policy atau kebijakan yang memang tepat sasaran. Kedua, policy atau kebijakan yang allignment-nya ada, atau diselaraskan antara pemerintah pusat dan daerah," pintanya.
Menurut dia, keselarasan regulasi antar instansi baik di tingkat pusat maupun daerah juga bakal lebih memberikan kepastian bagi pihak investor. Khususnya untuk kebijakan yang terkait investasi.
"Bermacam regulasi supaya allign, selaras. Kalau policy tidak selaras, susah. Juga antara kementerian, antara pusat dan daerah, dan juga policy yang dikeluarkan itu kebijakan yang memang pro kepada pasar supaya investor mau masuk," tuturnya.
Prabowo Bidik Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8%, Mendag Zulkifli Hasan Bongkar Caranya
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengungkap sejumlah cara ampuh untuk mengerek tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Mengingat, ada target Presiden Terpilih Prabowo Subianto sebesar 8 persen.
Dia mengatakan, salah satu caranya untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan menggenjot ekspor.Â
"Fokus sebetulnya kalau kita ingin tumbuh, pak Prabowo ingin tumbuh 7-8 persen, tentu kalau kita ingin tumbuh 7-8 persen maka kita harus menggenjot ekspor memang ya," kata Mendag Zulkifli, di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/9/2024).
Bersamaan dengan ekspor tadi, dia juga menyoroti pentingnya perlindungan terhadap produk lokal dan UMKM. Termasuk hasil dari industri dalam negeri.
Di sisi lain, aspek investasi yang masuk ke Indonesia juga jadi salah satu aspek yang tak luput dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional.
"Kita harus tumbuh jauh lebih besar dari hari-hari ini selain tentu saja nanti investasi yang besar. Sebetulnya kita bagaimana menguasai pasar dunia," ujarnya.
Tak kalah penting adalah bagian mengendalikan produk impor dan melakukan stabilisasi harga di dalam negeri.
Advertisement
Prabowo Targetkan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 8%, Yakin Tak Meleset?
Sebelumnya, Center of Reform on Economics (CORE) menyoroti pernyataan Prabowo yang menargetkan angka pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun ketiga pemerintahannya.
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal, mengatakan target tersebut jauh dibanding target pertumbuhan ekonomi yang tertulis di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045 di kisaran 6,5 - 7 persen.
"Kita tahu bahwa pak Prabowo beberapa waktu yang lalu optimis pertumbuhan ekonomi bisa smapai 8 persen. Ini lebih tinggi dibandingkan target ekonomi yang tertulis dalam RPJPN 2025-20245 yang masih dalam pembahasan di DPR, di RPJPN 6,5-7 persen," kata Faisal dalam Core Midyear Economic Review 2024 "Mitigasi Risiko ekonomi jelang Pemerintahan Baru", Selasa, 23 Juli 2024.
Butuh Terobosan
Dia menuturkan, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai mustahil. Lantaran, pada pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 10 tahun saja untuk mencapai di atas 5 persen sangat sulit.
"Pak Prabowo menargetkan 8 persen, realitanya kisarannya prediksi 4,9 - 5 persen. Jadi belum banyak berubah dibandingkan dengan 10 tahun terkahir daripada Pemerintahan Jokowi," ujarnya.
Maka, target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen dinilai tidak akan tercapai jika Pemerintahan Prabowo selanjutnya tidak melakukan terobosan dalam kebijakan ekonominya. Bahkan, ia memprediksi bisa meleset.
"Ini perlu diantisipasi resiko ini, karena akan sangat mungkin jika tidak ada terobosan dalam hal strategi kebijakan ekonomi maka akan meleset lagi pertumbuhan ekonominya," pungkasnya.
Advertisement