Gaet China, PTPN Incar jadi Pemain Utama di Industri Teh Global

PTPN Group Jalin Kerja Sama Strategis dengan Perusahaan Teh Terkemuka China, Yang Lou Dong. PTPN I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan bisnis teh dengan Yang Lou Dong

oleh Septian Deny diperbarui 08 Sep 2024, 09:26 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 21:19 WIB
PTPN I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan bisnis teh dengan Yang Lou Dong
Holding Perkebunan Nusantara melalui anak usahanya, yakni PTPN I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan bisnis teh dengan Yang Lou Dong. Komitmen kolaboraai ini dilakukan di sela kunjungan kerja PTPN I ke salah satu perusahaan teh terbesar di China itu pada Selasa (03/09/2024). (Dok. PTPN)

Liputan6.com, Jakarta Holding Perkebunan Nusantara melalui anak usahanya, yakni PTPN I melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) terkait pengelolaan bisnis teh dengan Yang Lou Dong. Komitmen kolaboraai ini dilakukan di sela kunjungan kerja PTPN I ke salah satu perusahaan teh terbesar di China itu pada Selasa (03/09/2024).

Penandatanganan kerja sama dilakukan oleh Direktur Pemasaran dan Manajemen Aset, Landi Rizaldi Mangaweang, dan Yang Lou Dong Tea Industry Co., LTD yang diwakili oleh Board Of Chairman Yang Lou Dong, Zhang Zhaohua.

Landi menyatakan bahwa melalui kerja sama ini, diharapkan pengelolaan bisnis teh PTPN dapat berkembang dari hulu hingga hilir. “Kami berharap kolaborasi ini dapat menguntungkan kedua belah pihak, serta memungkinkan PTPN I untuk mengadopsi pendekatan modern dalam pengelolaan bisnis teh, dari kebun hingga produk jadi,” ujarnya.

Yang Lou Dong dikenal sebagai perusahaan teh yang mengelola perkebunan secara modern dengan penerapan teknologi tinggi dan sistem monitoring digital. Mereka memiliki berbagai inovasi produk, mulai dari minuman teh, makanan berbahan dasar teh, hingga kosmetik berbahan teh. Selain itu, perusahaan ini juga mengelola aset dengan optimal seperti dibangunnya exhibition room, museum teh, restoran, dan tea store, serta memiliki strategi promosi yang atraktif melalui iklan, media sosial, dan edukasi.

Sementara itu, Direktur Pemasaran Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Dwi Sutoro, mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah strategis yang sangat penting dalam memperkuat posisi PTPN I di pasar teh global.

“Kolaborasi ini tidak hanya akan membuka peluang baru bagi pengembangan produk dan peningkatan kualitas teh Indonesia, tetapi juga akan memungkinkan kami untuk memanfaatkan teknologi dan sistem pengelolaan modern yang dimiliki oleh Yang Lou Dong,” ujarnya.

Selain itu, kerja sama ini diharapkan dapat memperluas jaringan distribusi dan memperkenalkan produk teh Indonesia ke pasar internasional yang lebih luas, sehingga berkontribusi pada peningkatan daya saing dan ekspor teh Indonesia.

“Kami optimis bahwa sinergi ini akan membawa dampak positif bagi kedua belah pihak dan meningkatkan kontribusi kami terhadap industri teh global,” ucap Dwi.

 

Berdiri Sejak 1852, Pabrik Gula BUMN Ini Ternyata Masih Bertaji

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu.

Sebelumnya, sebanyak 5 Pabrik Gula (PG) yang dikelola PT Sinergi Gula Nusantara SGN anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan meraih penghargaan dalam acara Tea Walk dan Penganugerahan kinerja terbaik PTPN Group di Gunung Mas Bogor.

Kelima pabrik gula tersebut adalah PG Modjopanggoong, PG Gempolkrep, PG Ngadiredjo, PG Pradjekan dan PG Glenmore.

“Komitmen SGN memperkuat ekosistem tebu rakyat, dan juga melakukan penguatan pada performa kinerja pabrik. Lima PG kami meraih kinerja terbaik dalam PTPN award”, jelas  Direktur Utama SGN Mahmudi dikutip Minggu (1/9/2024).

Selain meraih kinerja terbaik, tercatat tiga PG mencatatkan mencatatkan raihan rendemen tertinggi, yakni PG Modjopanggoong, PG Ngadiredjo dan PG Gempolkrep. Periode Medio bulan Agustus capaian rendemen tiga PG tersebut berturut-turut 7,92, 7,67, dan 7,59.

“PG Modjopanggoong berdiri pada tahun 1852, tetapi berhasil menorehkan kinerja terbaik pabrik gula, membuktikan anggapan yang salah selama ini bahwa kinerjanya jelek karena usia PG tua”, ujar Direktur Utama PTPN III (Persero) Holding Perkebunan Moh. Abdul Ghani.

Menurutnya salah satu aspek yang mempengaruhi upaya pencapaian swasembada gula adalah faktor agronomi tebu, dan harus kembali pada best practise budidaya tebu, mengingat pada tahun 1930an Indonesia pernah menjadi eksportir gula terbesar kedua setelah kuba dan berbalik menjadi negara pengimpor gula terbesar setelah cina setelah tahun 1967.

Pasca integrasi pengelolaan on farm kepada SGN, dilakukan standarisasi budidaya tebu dengan tujuan bahan baku tebu (BBT) yang dihasilkan berkualitas sehingga meningkatkan produktivitas gula. 

 

 

SGN Bidik Produksi Gula 13,5 Juta Ton, Bawa Indonesia Bebas dari Impor Gula

Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero)
Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) berkomitmen meningkatkan pasokan Gula Kristal Putih (GKP) dalam negeri. PTPN Group melalui Pabrik Gula PT Industri Gula Glenmore (PT IGG) telah menjalankan proses penggilingan tebu.

Direksi PT Sinergi Gula Nusantara (SGN), anak perusahaan PTPN III Persero Holding Perkebunan yang bergerak di komoditas gula, akan memasang target benahi ekosistem gula dan penguatan tebu rakyat dalam masa 100 hari kerja pasca dilantik. Hal ini disampaikan Direktur Utama SGN Mahmudi dalam puncak peringatan HUT SGN ke-3 Sabtu (17/08) lalu di Surabaya.

"Dalam 100 hari ini kami memiliki inisiatif strategi, dimana bahan baku tebu lebih 70% disuport oleh petani , oleh karena itu program besar adalah penguatan tebu rakyat," terang Mahmudi dikutip Selasa (20/8/2024).

Menurutnya program tersebut menjadi strategi untuk benahi ekosistem gula yang nantinya akan memperkuat posisi tebu rakyat dan akan dilaunching dalam beberapa hari kedepan.

"Upaya penguatan tebu rakyat juga akan didukung program kemenko melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) Khusus Kluster, KUR skema ini adalah yang pertama di industri pangan dan perkebunan tebu, termasuk perdana juga di SGN", ungkapnya lebih lanjut.

KUR Khusus dipilih karena selama ini petani tebu mengalami kendala tidak bisa mengakses pendanaan modal kerja ketika plafon sudah maksimal. Skema KUR Khusus di sektor produksi tidak dibatasi dengan total akumulasi plafon KUR Khusus, sehingga dapat mengakses KUR berulang dengan suku bunga 6% tidak dikenakan suku bunga naik berjenjang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya