Angkasa Pura Indonesia Jadi Pengelola Bandara Terbesar Kelima Dunia

proses untuk menyatukan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II tidak mudah karena banyak terdapat perbedaan bisnis diantara keduanya.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Sep 2024, 21:13 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2024, 20:15 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menhub Budi Karya Sumadi meresmikan penggabungan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. (Arief/Liputan6.com)
Menteri BUMN Erick Thohir bersama Menhub Budi Karya Sumadi meresmikan penggabungan Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II menjadi PT Angkasa Pura Indonesia atau InJourney Airports. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (AP I) dan PT Angkasa Pura (II) resmi berganung pada Senin (9/9/2024). Entitas baru gabungan kedua BUMN ini adalah PT Angkasa Pura Indonesia (Injourney Airports). Penggabungan usaha ini disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.

Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau InJourney, Dony Oskaria mengatakan setelah merger PT Angkasa Pura Indonesia resmi menjadi operator bandar udara terbesar nomor lima dunia.

"Pasca merger, tepat di hari ini kita menjadi operator airport nomor 5 terbesar di dunia," kata Dony dalam  acara Konferensi Pers di Kantor Pusat Injourney Sarinah, Jakarta, Senin (9/9/2024).

Dony menyebut, proses untuk menyatukan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II tidak mudah karena banyak terdapat perbedaan bisnis diantara keduanya. Misalnya perbedaan kebijakan operasional bisnis bandara hingga sistem rekrutmen pegawai.

Kesulitan lainnya, pelaksanan proses merger ini juga diharuskan untuk tidak mengganggu operasional kedua bandar udara demikian kenyamanan penumpang. Dengan ini, diperlukan waktu hingga sembilan bulan untuk menyelesaikan proses penggabungan usaha sejak dimulai pada Desember 2023 lalu.

"Dan Alhamdulillah proses merger ini sudah selesai, termasuk di dalamnya kami menyelesaikan 69 aturan yang untuk supaya sesuai dengan aturan yang berlaku," beber dia.

Ke depan, PT Angkasa Pura Indonesia difokuskan untuk meningkatkan pendapatan di luar sektor non-aeronautika (non-aero). Salah satu strategi untuk memacu bisnis non aero adalah memanfaatkan lahan-lahan yang menganggur di seputar kawasan bandara agar menjadi optimal.

"Kita menyadari  pendapatan kita masih didominasi oleh aero. Tapi, tahun ini kita berhasil memberikan kontribusi yang cukup signifikan, kita growth sebesar 49 persen ini satu pencapaian yang cukup baik, tentu saja dan harapan kita di depan bawah pengelolaan bandara kita lebih  baik," tandas dia.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Bocoran Wamen BUMN

Wamen II BUMN Kartika Wirjoatmodjo
Wamen II BUMN Kartika Wirjoatmodjo dalam sharing session bertajuk Kunci Sukses Transformasi di gedung baru kantor pusat ASDP, di Jakarta. (Dok ASDP)

Diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kabar terbaru tentang penggabungan PT Angkasa Pura I dan PT Angkasa Pura II. Menurutnya, proses merger itu sudah masuk tahap final.

Diketahui, proses merger itu dimulai sejak integrasi ke PT Angkasa Pura Indonesia di bawah Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, InJourney. Nantinya ada perubahan nama dan susunan BUMN pengelola bandara itu.

Pria yang karib disapa Tiko itu menyebut masih ada proses yang perlu dilalui. Salah satunya mengenai persetujuan atas merger.

"Oiya ya lagi proses, lagi proses persetujuan," kata Tiko, di JCC Senayan, Jakarta, dikutip Jumat (6/8/2024).

Rencananya, PT Angkasa Pura Indonesia akan berganti nama menjadi Angkasa Pura Nusantara. Kemudian, Angkasa Pura II juga akan berganti jadi Angkasa Pura Indonesia, serta Angkasa Pura I akan masuk ke entitas tersebut.

Meski tak merinci progres terbarunya, Tiko bilang merger Angkasa Pura itu akan diluncurkan pada pekan depan. "Nanti minggu depan mungkin di launching ya," ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya