IMF Beri Lampu Hijau The Fed untuk Pangkas Suku Bunga

Dana Moneter Internasional (IMF) memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melambat selama sisa tahun 2024.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Sep 2024, 12:29 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 12:29 WIB
IMF Beri Lampu Hijau The Fed untuk Pangkas Suku Bunga
Dana Moneter Internasional mengatakan the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah berada di waktu yang tepat untuk memulai siklus pelonggaran moneter.(Brandon Mowinkel/Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Dana Moneter Internasional mengatakan the Federal Reserve (The Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) sudah berada di waktu yang tepat untuk memulai siklus pelonggaran moneter pada pertemuannya pekan depan, karena risiko kenaikan inflasi telah mereda. 

Juru bicara IMF, Julie Kozack mengungkapkan, pihaknya memperkirakan ekonomi Amerika Serikat (AS) akan melambat selama sisa tahun ini. IMF memperkirakan inflasi inti indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) AS tahun 2024 sebesar 2,5% dan akan kembali ke target The Fed sebesar 2% pada pertengahan tahun 2025.

"Itu berarti bahwa kita melihat dimulainya siklus pelonggaran, seperti yang diramalkan oleh The Fed, sebagai hal yang tepat," kata Kozack. 

"Meskipun demikian, risiko kenaikan inflasi, meskipun lebih kecil, belum sepenuhnya hilang dan The Fed harus terus mengkalibrasi kecepatan dan tingkat pemotongan suku bunga dengan data ekonomi yang masuk ke depannya,” jelas dia.

Sebelumnya, pada akhir Agustus 2024 Ketua The Fed Jerome Powell mengumumkan bahwa pihaknya akan memulai pemotongan suku bunga dalam waktu dekat.

Para pembuat kebijakan The Fed lainnya sejak itu telah mengisyaratkan mereka siap untuk memangkas suku bunga pada pertemuan kebijakan bank pada 18 September 2024.

Meskipun ekonomi AS melambat, IMF meramal PDB negara itu akan tetap tumbuh pada akhir tahun 2024 sekitar 2%, dibandingkan dengan kuartal keempat 2023. 

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi AS Sentuh 2,5% pada Agustus 2024, The Fed Segera Pangkas Suku Bunga?

Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Sebelumnya, Inflasi Amerika Serikat (AS) menurun ke level terendah sejak Februari 2021 pada Agustus 2024.

Melansir CNBC International, Kamis (12/9/2024) laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan indeks harga konsumen, ukuran umum biaya barang dan jasa meningkat 0,2% pada Agustus 2024. Angka itu mendorong tingkat inflasi tahunan AS sebesar 2,5%, turun 0,4 poin persentase dari level Juli 2024, dan sedikit di bawah estimasi sebesar 2,6% dan pada level terendah dalam 3 setengah tahun.

Namun, CPI inti, yang tidak termasuk harga pangan dan energi yang fluktuatif, meningkat 0,3% untuk bulan tersebut, sedikit lebih tinggi dari estimasi 0,2%. Tingkat inflasi inti tahunan AS kini bertahan di 3,2%.

Kenaikan kecil dalam CPI inti tampaknya akan membuat The Federal Reserve (the Fed) tetap bertahan terhadap inflasi, yang kemungkinan meniadakan kemungkinan suku bunga yang lebih agresif saat para pembuat kebijakan bertemu pekan depan.

Adapun harga pangan di AS yang naik hanya 0,1%, sementara biaya energi turun 0,8%. Selanjutnya, harga kendaraan bekas turun 1%, layanan perawatan medis turun 0,1%, dan harga pakaian naik 0,3%. Harga telur naik 4,8%.

 

 


Pendapatan Riil

Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Wisatawan berjalan melalui Terminal 3 di Bandara Internasional O'Hare, Chicago, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Nam Y. Huh)

Pendapatan riil juga meningkat untuk bulan tersebut, dengan pendapatan per jam rata-rata melampaui kenaikan CPI bulanan sebesar 0,2%, kata BLS dalam rilis terpisah. Dalam basis 12 bulan, pendapatan per jam rata-rata yang disesuaikan dengan inflasi naik 1,3%.

"Meskipun inflasi telah mereda, itu tidak berarti bahwa harga barang-barang yang dibeli orang benar-benar turun," kata Lisa Sturtevant, kepala ekonom di Bright MLS.

"Itu hanya berarti bahwa harga tidak meningkat secepat itu. Faktanya, konsumen AS kini membayar lebih dari 20% untuk barang dan jasa dibandingkan sebelum pandemi," paparnya.

Harga tiket pesawat, misalnya, naik 3,9% pada Agustus setelah turun lima bulan sebelumnya. Inflasi juga terjadi pada biaya asuransi kendaraan bermotor, naik 0,6% sehingga kenaikan 12 bulan menjadi 16,5%. Biaya rumah sakit dan layanan kesehatan juga melonjak 0,4% dan naik 5,8% dari tahun lalu.


Biaya BBM Menurun di AS

Hiruk Pikuk Perjalanan Warga AS Sambut Libur Natal dan Tahun Baru
Seorang wanita bergegas ke terminal setelah diturunkan di Bandara Internasional Los Angeles, Los Angeles, Amerika Serikat, 19 Desember 2022. Liburan Natal dan Tahun Baru bagi sebagian warga Amerika Serikat dan Eropa tahun ini menghadirkan kekhawatiran karena tekanan ekonomi. (AP Photo/Jae C. Hong)

Pada saat yang sama, penurunan biaya energi telah membantu menurunkan angka inflasi.

Harga bensin turun 0,6% pada bulan Agustus dan turun 10,3% dari tahun lalu, bagian dari penurunan 4% dalam indeks energi yang mencakup penurunan harga bahan bakar minyak sebesar 12,1%.

Di pasar berjangka dana federal, para pedagang memperkirakan peluang sebesar 85% bahwa Komite Pasar Terbuka Federal akan menyetujui penurunan suku bunga seperempat poin persentase, atau 25 basis poin, saat rapatnya berakhir pada 18 September, menurut ukuran FedWatch milik CME Group.

Sebulan yang lalu, pasar cenderung memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya