Harga Emas Cetak Rekor Termahal Sepanjang Masa, Tembus Angka Ini

Para analis melihat bahwa reli harga emas dunia hingga terus-menerus mencetak rekor termahal sepanjang masa ini berpotensi mengalami koreksi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 21 Sep 2024, 08:01 WIB
Diterbitkan 21 Sep 2024, 08:00 WIB
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 2.593,80 per ons, sementara harga emas berjangka AS naik 1,2% menjadi USD 2.646,30. Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga emas dunia melonjak ke level USD 2.600 pada perdagangan hari Jumat. Ini adalah pertamakalinya harga emas menembus angka psikologis tersebut.

Kenaikan harga emas ini memperpanjang reli yang tengah berjalan yang didorong oleh taruhan untuk pemangkasan suku bunga AS lebih lanjut. Selain itu, harga emas juga didorong oleh meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (21/9/2024), harga emas di pasar spot naik 0,3% menjadi USD 2.593,80 per ons, sementara harga emas berjangka AS naik 1,2% menjadi USD 2.646,30.

Reli terbaru harga emas batangan mendapat dorongan setelah Bank Sentral AS atau Federal Reserve (Fed) memulai siklus pelonggaran agresif pada hari Rabu dengan pengurangan setengah poin persentase. Penurunan suku bunga Fed ini menambah daya tarik emas, yang tidak memberikan keuntungan bunga.

Harga aset safe haven telah naik 26% pada 2024, kenaikan tahunan terbesar 2010, karena investor juga berusaha untuk melindungi diri dari ketidakpastian yang dipicu oleh konflik berkepanjangan di Timur Tengah dan di tempat lain.

Para analis melihat bahwa reli harga emas hingga terus menerus mencetak rekor berpotensi untuk mengalami koreksi.

"Jelas, masih ada beberapa aktivitas pembelian yang terkait dengan keputusan Fed untuk memulai siklus pelonggaran dengan pemangkasan besar," kata analis komoditas TD Securities Daniel Ghali.

Namun Ghali menambahkan, sumber aktivitas pembelian aset emas ini masih di luar radar mengingat arus masuk ETF atau dana yang diperdagangkan di bursa relatif marjinal dan pembeli Asia masih melakukan aksi mogok membeli.

"Semua tanda ini berpotensi masuk posisi ekstrem," jelasnya.

Reli harga emas hingga memecahkan rekor ini telah mengikis permintaan ritel di konsumen utama China dan India.

"Hal itu tidak boleh berlangsung selamanya," kata Commerzbank dalam sebuah catatan kepada klien mereka.

Mengutip ekspektasi pemangkasan suku bunga hanya 25 basis poin masing-masing pada dua pertemuan Fed berikutnya.

Lonjakan Lebih Lanjut

Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Namun, beberapa analis mengatakan harga emas bisa mengalami lonjakan lebih lanjut.

"Risiko geopolitik, seperti konflik yang sedang berlangsung di Gaza, Ukraina, dan di tempat lain, akan memastikan permintaan emas sebagai tempat berlindung yang aman tetap terjaga," kata analis Forex.com Fawad Razaqzada.

Para analis mengatakan, pelemahan dolar AS yang terus berlanjut, yang membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lain, memberikan dorongan tambahan kenaikan harga emas.

Di tempat lain, harga platinum turun 1,1% menjadi USD 974,76 dan harga paladium turun 1,7% menjadi USD 1.062,25.

 

Harga Emas Makin Bersinar, Diprediksi Tembus USD 2.600

Ilustrasi harga emas hari ini
Ilustrasi harga emas hari ini (dok: Foto AI)

Sebelumnya, harga emas terus menunjukkan tren bullish, didorong oleh ekspektasi pasar akan penurunan suku bunga The Fed dan hasil data Inflasi AS yang mereda. Beberapa faktor ini bisa mendorong harga emas melanjutkan ke level yang lebih tinggi.

Analis Dupoin Indonesia Andy Nugraha  menjelaskan, pelaku pasar memperkirakan kemungkinan besar The Fed akan menurunkan suku bunga acuan sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan tanggal 17-18 September. Hal ini muncul setelah data inflasi AS yang dirilis pekan lalu memberikan bukti kuat bahwa inflasi mulai melambat.

"Kondisi ini menjadi katalis utama bagi pergerakan harga emas, yang dikenal sebagai aset safe haven dan cenderung menguat saat inflasi turun atau kebijakan moneter lebih longgar," jelas dia dalam keterangan tertulis, Selasa (17/9/2024).

Andy Nugraha menjelaskan bahwa peluang penurunan suku bunga telah meningkat tajam, terutama setelah CME FedWatch Tool menunjukkan peningkatan probabilitas pemotongan suku bunga sebesar 0,50% menjadi 59% dibandingkan dengan hanya 15% pada minggu sebelumnya.

"Penurunan suku bunga ini akan mengurangi imbal hasil obligasi, yang membuat emas lebih menarik di mata investor," ujar Nugraha.

Analisis Teknikal

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Berdasarkan analisis teknikalnya, Nugraha memproyeksikan bahwa harga emas berpotensi naik hingga mencapai USD 2,600 dalam waktu dekat. Namun, ia juga memperingatkan adanya kemungkinan terjadinya pembalikan arah atau reversal jika emas gagal menembus level resistance tersebut.

Jika hal ini terjadi, harga emas dapat turun ke level USD 2.565 sebagai target penurunan terdekatnya.

"Level USD 2.600 merupakan titik penting, jika emas mampu melewati level ini, rally bisa berlanjut lebih tinggi. Sebaliknya, kegagalan untuk menembus akan membuka peluang terjadinya koreksi," tambah Nugraha.

Selain faktor The Fed, berbagai kondisi geopolitik dan ketidakpastian global turut memperkuat posisi emas sebagai aset aman. Perang yang masih berlangsung antara Rusia dan Ukraina serta meningkatnya ketegangan di Timur Tengah menjadi faktor pendukung yang signifikan bagi pergerakan harga emas.

Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Dugaan Banyak Crazy Rich di Pusaran Cuci Uang Investasi Bodong. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya