Pertamina International Shipping Bidik jadi Pemimpin Global Logistik Maritim di 2034

PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menegaskan posisinya sebagai perusahaan pengangkut logistik maritim (marine logistic) bertaraf internasional, dengan ikut serta dalam forum Gastech 2024 yang digelar di Houston, Amerika Serikat.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 28 Sep 2024, 22:15 WIB
Diterbitkan 28 Sep 2024, 22:15 WIB
Kapal MT Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyelesaikan proses loading di pelabuhan Rabigh, Arab Saudi, dan beranjak meninggalkan area Laut Merah untuk melanjutkan pelayaran dan menuju ke terusan Suez. (Dok Pertamina)
Kapal MT Gamsunoro milik PT Pertamina International Shipping (PIS) telah menyelesaikan proses loading di pelabuhan Rabigh, Arab Saudi, dan beranjak meninggalkan area Laut Merah untuk melanjutkan pelayaran dan menuju ke terusan Suez. (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) kembali menegaskan posisinya sebagai perusahaan pengangkut logistik maritim (marine logistic) bertaraf internasional, dengan ikut serta dalam forum Gastech 2024 yang digelar di Houston, Amerika Serikat.

CEO Pertamina International Shipping Yoki Firnandi menekankan ekspansi dan inovasi PIS sebagai upaya memenuhi visi perusahaan menjadi pemimpin global (global leader) dalam industri marine logistic pada 2034.

"Sebagai perusahaan logistik maritim terintegrasi terbesar di Indonesia, PIS terus berinovasi untuk memenuhi permintaan energi domestik yang semakin meningkat," ujar dia dalam keterangan tertulis, Sabtu (28/9/2024).

Pada forum Gastech 2024, PIS bergabung bersama 800 perusahaan terkemuka di sektor energi dan perusahaan shipping terkemuka dunia. Antara lain Shell, ExxonMobil, Chevron, HD Hyundai Oilbank, hingga Aramco.

Pada kesempatan perdananya di forum Gastech, PIS ikut membahas industri maritim logistik di tengah transisi energi dan market global yang terus berkembang. Termasuk membahas komitmen untuk meningkatkan kontribusi bisnis hijau secara keseluruhan, peran PIS dalam mendukung target net zero emission, dan analisis market energi bersih di masa mendatang.

Selain itu, perseroan juga turut menyampaikan rencana korporasi untuk memanfaatkan potensi besar pasar gas alam cair (LNG) global, khususnya di pasar Asia.

Dalam forum Gastech 2024, Presiden Energi DMG Events Christopher Hudson menyampaikan pentingnya para pelaku sektor energi untuk duduk bersama dan mencari solusi terhadap tantangan yang dihadapi energi industri.

"Saat kita berkumpul, kita merasakan urgensi transisi energi dan perlunya mempercepat dekarbonisasi dan secara bersamaan memastikan keamanan energi di dunia yang berubah dengan cepat," ujar Hudson.

 

Pertamina Gandeng Jepang untuk Bisnis Angkutan Karbon

Pertamina
Sukses! Laba Tahun 2023 Pertamina International Shipping Melonjak ke USD330 Juta/Istimewa.

Sebelumnya, PT Pertamina International Shipping (PIS) terus menyiapkan sejumlah program dalam bisnis pengangkutan karbon. Khususnya dalam bisnis Carbon Capture and Storage/Carbon Capture Utilisation and Storage (CCS/CCUS).

Bersama mitra strategis perusahaan pengapalan asal Jepang, Nippon Yusen Kaisha Group (NYK), PIS buka bukaan tentang persiapan mereka dalam membangun armada dan infrastruktur pendukung bisnis CCS/CCUS dalam forum Gastech 2024, di Texas, Amerika Serikat.

CEO PIS Yoki Firnandi menyatakan, pihaknya tengah menyiapkan armada dan terminal yang diperlukan dalam bisnis CCS/CCUS.

"Suka atau tidak, kita harus bergerak cepat untuk mengantisipasi kebutuhan akan CCS di masa depan. Pada saat bersamaan, kami harus berinvestasi untuk menghadapi kebutuhan energi saat ini dan masa depan. Contohnya adalah melalui kerja sama kami dengan NYK dalam mengembangkan transportasi CCS di Indonesia," ujar Yoki dalam keterangan tertulis, Jumat (27/9/2024).

Salah satu yang tengah PIS siapkan melalui kerja samanya dengan NYK yakni investasi kapal pengangkut LCO2 (liquid carbon dioxide) dan receiving terminal. Keduanya merupakan infrastruktur utama yang dibutuhkan dalam mengembangkan bisnis CCS/CCUS.

Yoki menceritakan, implementasi transformasi hijau secara cepat sudah dilakukan Pertamina International Shipping. Semisal peremajaan armada dengan kapal yang lebih ramah lingkungan dan menggunakan bahan bakar alternatif seperti dual-fuel dan biodiesel.

Tidak berhenti di situ saja, sejumlah inisiatif ke depan juga sudah dimulai. PIS berencana terus memodernisasi armada dengan fitur-fitur yang lebih hemat energi, memperluas penggunaan bahan bakar alternatif, dan melakukan investasi untuk siap menjadi bagian dari rangkaian bisnis CCS/CCUS.

 

 

Jawab Tantangan

Dua Kapal Tanker Baru Milik PIS, Dianggap Mampu Membawa Indonesia Berdaya Saing Internasional
Kehadiran dua kapal tanker raksasa berjenis Very Large Gas Carrier (VLGC) milik PT Pertamina International Shipping (PIS) dianggap menjadi ajang perusahaan shipping nasional sanggup berkompetisi di kancah internasional.

"Berdasarkan diskusi kami dengan NYK mengenai CCS terutama mengenai transportasinya, memang tidak mudah dilakukan, jauh lebih kompleks. Namun apa yang kami lakukan dengan NYK akan menjawab semua tantangan yang ada," ungkapnya.

"Di saat yang sama, langkah ini akan memberikan kepastian bagi pemerintah, pelaku industri, dan emitter, bahwa kami siap menjadi bagian dari rantai nilai yang melayani kebutuhan pengapalan CCS terutama dalam pengiriman karbon lintas negara dan di kawasan," sebutnya.

Sementara Managing Director NYK Group Europe and Norway, Anders Lepsoe menilai, tempat penangkapan dan penyimpanan karbon di Indonesia memiliki potensi yang luar biasa.

"Apalagi bila melihat volume CO2 yang bisa ditangkap seiring berjalannya waktu guna memastikan transisi yang lancar, serta transisi hijau untuk masyarakat yang lebih baik," kata Anders.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya